andrea pirlo

1. Andrea Pirlo (Juventus, 2011)

Sebuah keputusan yang patut dipertanyakan diarahkan kepada AC Milan yang membiarkan Andrea Pirlo pergi di akhir kontrak ke Juventus pada 2011.

Bersama Juventus, Pirlo melanjutkan performa apiknya dan membantu si Nyonya Tua meraih empat scudetto. Milan mungkin saja menilai Pirlo sudah habis mengingat usianya yang sudah tak muda lagi. Namun, ibarat minuman anggur mahal, semakin berumur Pirlo semakin kinclong.

Tak dimungkiri lagi, mendatangkan Pirlo secara gratis merupakan keputusan paling jitu yang diambil Juventus.

Ruud Gullit

2. Ruud Gullit (Chelsea, 1995)

Pada 1995, Chelsea memutuskan mengambil Ruud Gullit, mantan Pemain Terbaik Dunia yang sudah diakrabi cedera dari Sampdoria. Bintang asal Belanda itupun diplot sebagai sweeper oleh manajer The Blues saat itu, Glenn Hoddle.

Meski lebih sering tampil dalam kondisi tak fit, Gullit sukses memberi warna pada permainan Chelsea. Gullit pun akhirnya diangkat menjadi manajer merangkap pemain. Di bawah komanda Gullit, Chelsea berhasil menjadi juara Piala FA 1997, trofi pertama mereka dalam lebih dari 25 tahun.

sami khedira3. Sami Khedira (Juventus, 2015)

Tidak dimungkiri lagi, Sami Khedira merupakan salah satu keputusan terbaik Juventus. Bagaimana tidak, mereka sukses mendapatkan peraih Piala Dunia dengan pengalaman lima tahun bersama Real Madrid.

Pemain level atas seperti Khedira tentu saja biasanya berbanderol tinggi. Tapi Juventus menggaetnya secara gratis.

gianluca vialli4. Gianluca Vialli (Chelsea, 1996)

Setahun setelah mendapatkan Ruud Gullit, Chelsea kembali kedatangan bintang Serie A secara cuma-cuma. Kali ini The Blues sukses memboyong Gianluca Vialli dari Juventus.

Kabar ini mengejutkan karena Vialli baru saja sukses membawa Juventus menjadi juara Liga Champions. Seketika Vialli mampu merebut hati fans Chelsea hingga akhirnya dia diangkat menjadi manajer bermain, menggantikan Gullit. Sebagai pemain-manajer, Vialli membawa Chelsea menjuarai PIala Liga dan Piala Winners.

steve mcmanaman5. Steve McManaman (Real Madrid, 1999)

Setelah lama membela Liverpool, Steve McManaman memutuskan untuk mencoba petualangan baru di Spanyol. Pemain yang akrab disapa Macca itu pun direkrut Real Madrid dan menjadi bagian masa-masa awal Los Galacticos.

Meski tak semengkilap di Liverpool, Macca cukup sukses di Madrid. Dia ikut berkontribusi saat Madrid meraih dua trofi LaLiga dan dua trofi Liga Champions dalam rentang empat tahun.

Lanjut Baca lagi