6. Jaya Hartono (Persik Kediri - 2003)

Persik Kediri dijuliki sebagai bayi ajaib setelah merih gelar juara pada Liga Indonesia tahun 2003. Bagaimana tidak, berstatus tim promosi dari Divisi satu, Persik langsung meraih gelar juara hanya satu tahun berada di Divisi Utama.

Pada musim ini, Ligina tidak lagi menggunakan sistem pembagian wilayah barat dan timur serta sistem knockout stage (perempat final, semifinal, dan final). Sistem tersebut diganti dengan kompetisi penuh. Tim yang terus memuncaki klasemen sampai akhir musim berhak menjadi juara.

Jaya Hartono mampu membuat tim yang diperkuat Wawan Widiantoro, Khusnul Yuli, Ebi Sukore, Harianto, Musikan, dan kiper legendaris, Wahyudi mampu finis di singgasana klasemen dengan poin 67, unggul lima angka dari PSM.

Jaya Hartono. (IStimewa)

7. Rahmad Darmawan (Persipura Jayapura (2005) - Sriwijaya FC (2007))

Sepanjang era Liga Indonesia, Rahmad Daramawan bisa dibilang menjadi pelatih lokal yang paling sukes. Mantan pemain Persija ini mampu meraih dua gelar juara dengan dua tim yang berbeda.

Ketika melatih Persipura Jayapura pada 2005. Kala itu, Ligina kembali memainkan format dua Wilayah Barat dan Timur. Persipura yang memuncaki Wilayah Timur melaju ke 8 besar dan kembali finis di puncak Grup Timur untuk menuju final. Di partai pamungkas, Mutiara Hitam sukses mengalahkan Persija 3-2 lewat perpanjangan waktu.

Dua tahun berselang, kembali RD menunjukan taringnya, ia berhasil membawa Sriwijaya menjadi kekuatan baru di Liga Indonesia. Lolos ke 8 besar sebagai juara Grup Barat, Laskar Wong Kito terus melaju setelah memuncaki Grup A babak 8 besar. Di semifinal, mereka melibas Persija 1-0, sebelum menang 3-1 atas PSMS di final.

Rahmad Darmawan. (BolaSkor.com/Frengky Aruan)

8. Daniel Roekito (Persik Kediri - 2006)

Persik kembali meraih gelar juara kedua mereka di Liga Indonesia. Namun kali ini bukan Jaya Hartono yang menangani melainkan Daniel Roekiteo. Saat itu Daniel Roekito mampu membuat trio mematikan yang diisi oleh Christian Gonzalez, Ronald Fagundes, dan Danilo Ferando.

Macan Putih lolos ke 8 besar dengan status runner-up Wilayah Timur. Kemudian, Persik mampu jadi pemuncak klasemen Grup Barat pada 8 besar. Di semifinal, Gonzales dkk menggulung Persmin Minahasa 3-1, dan mengalahkan PSIS Semarang 1-O di final lewat gol Gonzales pada perpanjangan waktu.

Daniel Roekito

9. Kas Hartadi (Sriwijaya FC - 2011/2012)

Kas Hartadi di luar dugaan bisa membawa Sriwijaya FC meraih gelar juara ISL yang diperkuat oleh Firman Utina, Ponaryo Astaman, M Ridwan, Keith Kayamba Gumbs, dan Hilton Moreira.

Dengan format kompetisi penuh, tim ini bisa tampil sangat konsisten, Laskar Wong Kito mampu finis di puncak klasemen dengan poin 79, unggul 11 angka dari Persipura Jayapura.

10. Djadjang Nurdjaman (Persib Bandung - 2014)

ISL 2014 kembali menggunakan sistem dua Wilayah Barat dan Timur. Di musim itu, Djadjang Nurdjaman mampu menuntaskan puasa gelar Persib dalam 19 tahun sejak terakhir juara pada 1994/1995. Persib lolos kedelapan besar setelah finis sebagai runner up Wilayah Barat.

Di 8 besar, Maung Bandung kembali tampil solid dan memuncaki Grup B untuk melaju ke semifinal. Tiket ke final pun mampu diraih setelah mereka sukses menggulung Arema Cronous 3-1 lewat perpanjangan waktu. Di laga puncak, Persib menang adu penalti atas Persipura setelah sampai perpanjangan waktu skor 2-2.

Djajang Nurdjaman. (Istimewa)