Wahai La Nyalla Mattalitti, Segeralah Bertobat!
Wahai La Nyalla Mattalitti, Segeralah Bertobat!
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:
Ada scene menarik ketika menonton sinetron Tukang Bubur Naik Haji yang ditayangkan RCTI. Seorang Haji Muhidin tiba-tiba berkunjung ke rumah Haji Sulam dan bertemu dengan emak hanya untuk meminta maaf karena perbuatannya di masa lalu yang penuh dosa terhadap orang kampung, terutama keluarga Haji Sulam.
Dalam adegan tersebut, Haji Muhidin menyesali semua perbuatan yang dia lakukan terhadap Haji Sulam bersama mendiang almarhumah Hajjah Maemunah yang diwakilkan oleh emak dan disaksikan oleh Cing Nelan, Encum, Nyai Hajjah Iroh maupun Mandor Ki Daud dan istrinya.
Menyimak adegan tersebut, saya jadi ingat perilaku bapak kami dari Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang kini menjadi Wakil Ketua Umum PSSI dan Ketua Badan Tim Nasional (BTN), La Nyala Mattalitti alias LNM yang sama-sama bergelar Haji? Bukan rahasia lagi perilaku keduanya memang sangat mirip bagai pinang dibelah kampak alias 11-12 yaitu keras kepala,nyinyir,egois,mau menang sendiri, menghina dan mengancam orang.
Bedanya kalo Haji Muhidin melakukan perbuatan tercelanya terhadap keluarga Haji Sulam dan orang kampung, sedangkan bapak kami LNM terus-terusan menjajah PSSI sampai ke tingkat yang paling menyedihkan yaitu mengkudeta tim nasional indonesia sampai tidak sadar kalau peringkat timnas sekarang melorot sampai peringkat 162 versi FIFA.
Pertobatan Haji Muhidin dimulai ketika beliau didatangi oleh almarhum bapaknya yang menanyakan masalah warisan yang tidak dibagikan secara adil oleh Haji Muhidin terhadap adiknya sendiri yaitu Mahmud. Dalam mimpinya tersebut, bapaknya Haji Muhidin terus-terusan diteror yang bersangkutan agar secepatnya harta warisan itu dibagikan bila tidak mau hidup menderita di akhirat nanti. Akhirnya Haji Muhidin benar-benar ingin bertobat setelah anaknya Rumanah mengalami musibah sampai dua kali dan berakhir di rumah sakit karena mengancam kandungannya.
Karena dua kejadian tersebut membuat Haji Muhidin jadi berpikir,kenapa cobaan demi cobaan dialami anaknya secara beruntun? Ternyata beliau baru menyadari bahwa selama ini telah banyak berbuat dosa karena telah mendzalimi banyak orang, termasuk keluarga Haji Sulam sehingga dosanya sudah terlalu berat dan nyaris tidak diampuni. Perbuatan dan dosanya itu cuma bisa dikurangi melalui tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya dengan mengharapkan ridho Allah SWT bukan rekayasa semata atau ingin dipuji banyak orang.
Dengan bertobatnya Haji Muhidin, seharusnya bapak kami LNM bisa mengambil pelajaran kenapa beliau banyak dibenci orang karena tindak-tanduknya sudah merusak tatanan nilai sepak bola nasional? Terutama oleh klub Persebaya Surabaya 1927 yang sudah sah di mata hukum. Ini malah membuat Persebaya tandingan yang bermain di Divisi Utama PT Liga Indonesia dengan membajak semua pemain Persikubar menjadi klub Persebaya versi boneka LNM.
Wahai bapak kami LNM yang katanya terhormat tetapi kelakuannnya bajingan, saya mau bertanya kepada sampeyan sukur-sukur kalo pertanyaan saya ini direspon ya. Simpel saja pertanyaan saya ini, mau sampai kapan sampeyan dibutakan oleh kekuasaan untuk merusak sepakbola nasional hanya ingin mendapatkan jabatan dari Abu Rizal Bakrie (ARB) apabila ARB terpilih menjadi presiden RI?
Apakah setelah ARB menjadi presiden dan menjadi penguasa baru di negeri ini sampeyan bakal di ingat segala jasa sampeyan dalam memonopoli sepak bola nasional? Belum tentu, bos, karena politik itu mengandung idiom tak ada lawan dan kawan abadi. Yang ada hanya kepentingan abadi sehingga sampeyan bisa saja ditendang oleh ARB dan Nirwan Dermawan Bakrie (NDB) setelah tidak dibutuhkan lagi. Bukannya tragis tuh namanya, bos?
Dan apakah sampeyan sadar kalau selama ini sudah dimanfaatin oleh keluarga Bakrie melalui tangan NDB dan tentu saja sang kakak ARB hanya untuk memuaskan syahwat kekuasaannya semata? jadi ingat lah Bos LNM, yang katanya terhormat tetapi bermental bajingan, kita lahir di muka bumi ini bukanlah mencari kesenangan maupun kehidupan duniawi semata melainkan mencari kebaikkan dan ibadah sebagai bekal kita menuju akhirat dan menghadap kepada Allah SWT.
Itu pun jika sampeyan mengerti maksud tulisan saya ini. Kan katanya bapak kami LNM seorang haji. Sudah siap kah sampeyan mempertanggungjawabkan perbuatan sampeyan yang lebih mudharatnya daripada manfaatnya bagi semua manusia, terutama sepak bola nasional yang tidak pernah ada kata selesai dari masalah.
Jadi ingat lah wahai bapak kami, LNM, kalau sampeyan ingin bertobat sampai Pemilu 2014 dan ingin melihat ARB berkuasa, kayaknya belum tentu sampeyan hidup pada tahun tersebut. Bisa saja sampeyan mati sebelum waktunya yang disebabkan serangan jantung atau stroke semata meskipun sampeyan mantan paranormal sekalipun karena umur manusia tidak ada yang tahu dan menjadi rahasia Tuhan. Atau bisa jadi juga ARB yang sampeyan idolakan malah tidak digariskan untuk menjadi Presiden di Republik ini.
Oleh karena itu sampeyan nggak usah menunggu Lebaran Monyet baru bertobat karena sudah menjadi Destroyer bagi sepak bola nasional dan sudah banyak orang yang sampeyan rugikan selain masalah sepak bola nasional, terutama warga Surabaya dan sekitarnya.
Silakan renungkan lirik dari Band Wali yang saya tulis ini khusus buat sampeyan di bawah ini…….
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat
Cepat ucap Astafighrullahal’adzim
sekian dan terima kasih……….
Salam Meeeeoooooonnnngggggg
Oleh: Reza Andretti Wirawan (Pecinta Sepak Bola di Indonesia)
Pertobatan Haji Muhidin dimulai ketika beliau didatangi oleh almarhum bapaknya yang menanyakan masalah warisan yang tidak dibagikan secara adil oleh Haji Muhidin terhadap adiknya sendiri yaitu Mahmud. Dalam mimpinya tersebut, bapaknya Haji Muhidin terus-terusan diteror yang bersangkutan agar secepatnya harta warisan itu dibagikan bila tidak mau hidup menderita di akhirat nanti. Akhirnya Haji Muhidin benar-benar ingin bertobat setelah anaknya Rumanah mengalami musibah sampai dua kali dan berakhir di rumah sakit karena mengancam kandungannya.
Karena dua kejadian tersebut membuat Haji Muhidin jadi berpikir,kenapa cobaan demi cobaan dialami anaknya secara beruntun? Ternyata beliau baru menyadari bahwa selama ini telah banyak berbuat dosa karena telah mendzalimi banyak orang, termasuk keluarga Haji Sulam sehingga dosanya sudah terlalu berat dan nyaris tidak diampuni. Perbuatan dan dosanya itu cuma bisa dikurangi melalui tobat nasuha atau tobat yang sebenar-benarnya dengan mengharapkan ridho Allah SWT bukan rekayasa semata atau ingin dipuji banyak orang.
Dengan bertobatnya Haji Muhidin, seharusnya bapak kami LNM bisa mengambil pelajaran kenapa beliau banyak dibenci orang karena tindak-tanduknya sudah merusak tatanan nilai sepak bola nasional? Terutama oleh klub Persebaya Surabaya 1927 yang sudah sah di mata hukum. Ini malah membuat Persebaya tandingan yang bermain di Divisi Utama PT Liga Indonesia dengan membajak semua pemain Persikubar menjadi klub Persebaya versi boneka LNM.
Wahai bapak kami LNM yang katanya terhormat tetapi kelakuannnya bajingan, saya mau bertanya kepada sampeyan sukur-sukur kalo pertanyaan saya ini direspon ya. Simpel saja pertanyaan saya ini, mau sampai kapan sampeyan dibutakan oleh kekuasaan untuk merusak sepakbola nasional hanya ingin mendapatkan jabatan dari Abu Rizal Bakrie (ARB) apabila ARB terpilih menjadi presiden RI?
Apakah setelah ARB menjadi presiden dan menjadi penguasa baru di negeri ini sampeyan bakal di ingat segala jasa sampeyan dalam memonopoli sepak bola nasional? Belum tentu, bos, karena politik itu mengandung idiom tak ada lawan dan kawan abadi. Yang ada hanya kepentingan abadi sehingga sampeyan bisa saja ditendang oleh ARB dan Nirwan Dermawan Bakrie (NDB) setelah tidak dibutuhkan lagi. Bukannya tragis tuh namanya, bos?
Dan apakah sampeyan sadar kalau selama ini sudah dimanfaatin oleh keluarga Bakrie melalui tangan NDB dan tentu saja sang kakak ARB hanya untuk memuaskan syahwat kekuasaannya semata? jadi ingat lah Bos LNM, yang katanya terhormat tetapi bermental bajingan, kita lahir di muka bumi ini bukanlah mencari kesenangan maupun kehidupan duniawi semata melainkan mencari kebaikkan dan ibadah sebagai bekal kita menuju akhirat dan menghadap kepada Allah SWT.
Itu pun jika sampeyan mengerti maksud tulisan saya ini. Kan katanya bapak kami LNM seorang haji. Sudah siap kah sampeyan mempertanggungjawabkan perbuatan sampeyan yang lebih mudharatnya daripada manfaatnya bagi semua manusia, terutama sepak bola nasional yang tidak pernah ada kata selesai dari masalah.
Jadi ingat lah wahai bapak kami, LNM, kalau sampeyan ingin bertobat sampai Pemilu 2014 dan ingin melihat ARB berkuasa, kayaknya belum tentu sampeyan hidup pada tahun tersebut. Bisa saja sampeyan mati sebelum waktunya yang disebabkan serangan jantung atau stroke semata meskipun sampeyan mantan paranormal sekalipun karena umur manusia tidak ada yang tahu dan menjadi rahasia Tuhan. Atau bisa jadi juga ARB yang sampeyan idolakan malah tidak digariskan untuk menjadi Presiden di Republik ini.
Oleh karena itu sampeyan nggak usah menunggu Lebaran Monyet baru bertobat karena sudah menjadi Destroyer bagi sepak bola nasional dan sudah banyak orang yang sampeyan rugikan selain masalah sepak bola nasional, terutama warga Surabaya dan sekitarnya.
Silakan renungkan lirik dari Band Wali yang saya tulis ini khusus buat sampeyan di bawah ini…….
Ingat mati, ingat sakit
Ingatlah saat kau sulit
Ingat ingat hidup cuman satu kali
Berapa dosa kau buat
Berapa kali maksiat
Ingat ingat sobat ingatlah akhirat
Cepat ucap Astafighrullahal’adzim
sekian dan terima kasih……….
Salam Meeeeoooooonnnngggggg
Oleh: Reza Andretti Wirawan (Pecinta Sepak Bola di Indonesia)Posts
11.190
Berita Terkait
Timnas
Kronologi Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Ada yang Tidak Hadir Interview
Menurut anggota Exco PSSI, nama calon pelatih Timnas Indonesia tidak jauh berbeda dengan yang sudah beredar di media dan akan diumumkan paling lama bulan depan.
Rizqi Ariandi - Rabu, 17 Desember 2025
Timnas
Pelatih Timnas Indonesia Diumumkan Paling Lama Bulan Depan
Saat ini calon pelatih Timnas Indonesia sudah mengerucut ke dua nama setelah utusan PSSI melakukan interview di Eropa.
Rizqi Ariandi - Rabu, 17 Desember 2025
Timnas
Fokus di BTN, Sumardji Mundur dari Manajer Timnas Indonesia
Sumardji memilih fokus dengan tugasnya sebagai Ketua Badan Tim Nasional, setelah menjabat sebagai manajer Timnas Indonesia sejak 2019.
Rizqi Ariandi - Selasa, 16 Desember 2025
Timnas
Timnas Indonesia U-22 Tak Penuhi Target, PSSI Pecat Indra Sjafri
Indra Sjafri diberhentikan dari jabatannya sebagai pelatih Timnas Indonesia U-22 setelah gagal di SEA Games 2025.
Rizqi Ariandi - Selasa, 16 Desember 2025
Timnas
Shin Tae-yong Pastikan Tak Ada Tawaran Kembali ke Timnas Indonesia
Shin Tae-yong akui tidak ada tawaran dari PSSI kepada dirinya untuk kembali menukangi Timnas Indonesia.
Rizqi Ariandi - Senin, 15 Desember 2025
Timnas
Shin Tae-yong Bantah Pernyataan Arya Sinulingga, Sependapat dengan Asnawi
Eks pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyangkal Arya Sinulingga soal perpecahan di ruang ganti sebelum laga kontra China akibat pergantian kapten.
Rizqi Ariandi - Senin, 15 Desember 2025
Timnas
Nova Arianto Kantongi 20 Pemain Diaspora Baru untuk Perkuat Timnas Indonesia U-20
Nova Arianto saat ini tengah melakukan seleksi pemain Timnas Indonesia U-20 sebagai persiapan menghadapi Kualifikasi Piala Asia U-20 2027.
Rizqi Ariandi - Minggu, 14 Desember 2025
Timnas
Bung Towel Sebut Zainudin Amali Bertanggung Jawab atas Gugurnya Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025
Zainudin Amali sebagai PIC Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2025 dianggap paling bertanggung jawab setelah Garuda Muda angkat koper lebih dulu.
Rizqi Ariandi - Minggu, 14 Desember 2025
Timnas
Asnawi Tepis Pernyataan Arya Sinulingga soal Ruang Ganti Timnas Indonesia dan Polemik Ban Kapten
Asnawi Mangkualam Bahar menyangkal pernyataan Exco PSSI, Arya Sinulingga, soal isu ruang ganti polemik ban kapten Timnas Indonesia jelang laga kontra China.
Rizqi Ariandi - Jumat, 12 Desember 2025
Timnas
Media Belanda Sebut John Heitinga Tolak Tawaran Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Media Belanda, Soccernews, menulis bahwa John Heitinga saat ini tidak tertarik untuk menukangi Timnas Indonesia.
Rizqi Ariandi - Kamis, 11 Desember 2025