Valentino Rossi Tinggalkan 3 Warisan Murid di MotoGP

BolaSkor.com - Keputusan Valentino Rossi untuk gantung helm pada akhir musim ini tidak serta merta membuat MotoGP kehilangan sentuhan tangannya. Nyatanya The Doctor berhasil meninggalkan warisan berupa pembalap yang telah dididiknya lewat akademi VR46.

Tercatat pada MotoGP musim ini, ada tiga pembalap yang berstatus sebagai jebolan dari akademi VR46. Mereka adalah Franco Morbidelli, Fransesco Bagnaia, dan adik tiri Rossi, Luca Marini.

Dari ketiga pembalap ini, Morbidelli merupakan orang pertama yang berhasil berpentas dalam MotoGP. Pembalap asal Italia itu menjalani laga perdananya di MotoGP 2018. Di susul Bagnaia pada musim 2019 dan Marini pada 2021.

Ketiganya memulai debut masing-masing melalui tim yang berbeda. Morbidelli memulai ajang MotoGP dengan bergabung bersama tim Marc VDS, Bagnaia memulai karier MotoGP bersama Pramac Ducati, dan Marini bersama Esponsorama Racing.

Sebagai alumni VR46, kemampuan pembalap ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Terbukti dari beberapa kejutan yang pernah dibuat mereka selama tampil di ajang balap motor kasta tertinggi ini.

Baca Juga:

FP1 MotoGP Styria: Takaaki Nakagami Kuasai Red Bull Ring

Cerita soal Rossi adalah Warisan untuk Generasi Penerus

Sebut saja saat Morbidelli mampu meraih posisi kedua dalam klasemen akhir MotoGP 2020. Hal ini tentunya sangat mengejutkan mengingat saat melakukan debut di 2018, Morbidelli hanya mampu finish di posisi ke-15 di akhir klasemen. Sebuah peningkatan yang cukup signifikan dengan rentang waktu yang hanya terpaut dua tahun.

Kemudian saat Bagnaia mampu meraih posisi ketiga dalam klasemen sementara di musim 2021 ini. Padahal di dua musim sebelumnya, Bagnaia tidak dapat berbicara banyak. Dia hanya mampu meraih posisi 15 di musim 2019 dan posisi 16 di musim 2020 di klasemen akhir.

Namun, di momen keterpurukan tersebut, Bagnaia tetap berhasil menjaga nama baik gurunya, Rossi. Pasalnya pada musim 2020, Bagnaia mampu meraih keberhasilan yang terbilang mustahil bagi pembalap baru.

Bayangkan saja, di saat baru pulih dari cedera patah kaki, Bagnaia justru berhasil meraih podium pertama saat berlaga di seri San Marino.

Sayangnya, keberhasilan Morbidelli dan Bagnaia belum bisa menular kepada Marini. Hingga pertengahan musim ini, Marini belum juga menunjukkan tanda-tanda peningkatan performa. Kendati demikian bukan berarti Marini gagal menjaga tradisi alumni VR46 dalam menunjukkan keajaiban.

Marini masih dalam tahap beradaptasi dengan atmosfer MotoGP. Mungkin saja di musim selanjutnya atau bahkan di paruh kedua musim ini, Marini mampu membuat kejutan seperti kedua seniornya, Morbidelli dan Bagnaia.

Penulis: Bintang Rahmat