Usia 40 Tahun dan Badan Sakit-sakitan, Ibrahimovic Belum Ingin Pensiun

BolaSkor.com - 400 gol lebih sudah dicetak Zlatan Ibrahimovic dengan klub-klub yang pernah dan sedang dibelanya saat ini, plus 62 gol dari 120 laga bersama timnas Swedia. Ibra sudah berusia 40 tahun tapi ia masih tampil kompetitif di Eropa.
Seyogyanya pada usia tersebut pemain-pemain di Eropa sudah pensiun atau bermain di liga seperti MLS atau Chinese Super League. Akan tapi Ibra berbeda. Peraih 31 trofi dalam kariernya itu masih aktif bermain dengan AC Milan.
Kepada Guardian eks penyerang Ajax, Juventus, Inter Milan, Barcelona, Milan, PSG, dan Manchester United mengakui badannya mulai sakit-sakitan saat bangun tidur. Namun Ibra masih termotivasi untuk terus bermain.
Belum tersirat di benak pikirannya untuk pensiun dan Ibra tak mau berhenti bermain sepak bola sampai ia berpikir untuk berhenti - tidak mau ada penyesalan kelak.
Baca Juga:
Pendapat Zlatan Ibrahimovic soal Kesulitan Man United, Juga Sebut Premier League Overrated
“Pagi ini saya merasakan sakit di mana-mana tetapi selama saya memiliki tujuan, selama saya memiliki adrenalin, saya terus berjalan,” tutur Ibrahimovic kepada Guardian.
“Saya tahu saya datang ke sesuatu yang baik. Saya datang ke suatu tempat di mana saya perlu bekerja untuk menjaga diri saya tetap di puncak."
“Saya akan terus melakukannya selama saya bisa. Saya tidak ingin memiliki penyesalan itu jika saya berhenti dan kemudian, dalam beberapa tahun, saya duduk dengan Anda dan berkata: 'Saya bisa melanjutkan karena saya merasa baik'."
"Lebih baik untuk benar-benar selesai dan berkata, 'Saya tidak bisa melakukannya lagi.' Tapi saya masih bisa melakukannya dan saya sedang melakukannya.”
Ibrahimovic bangga mewakili generasi jadul yang terus bermain sepak bola dengan generasi terkini. Ibra yang kabarnya ditawari kontrak untuk bermain di Milan hingga 2023 itu juga mengakui terus bermain karena adrenalin.
“Ini bukan tentang kontrak atau menjadi terkenal. Saya tidak membutuhkan itu. Satu-satunya hal yang membuat saya terus memacu adrenalin karena setiap pagi saya merasakan sakit di mana-mana," imbuh Ibra.
“Tapi mendapatkan dua pengikut lagi tidak akan menyembuhkan Anda. Mendapatkan lebih banyak uang tidak akan menyembuhkan Anda. Mendapatkan perhatian tidak akan menyembuhkan Anda. Apa yang akan menyembuhkan Anda adalah adrenalin."
“Saya tidak punya masalah penderitaan. Bagi saya, menderita itu seperti sarapan. Tetapi banyak orang tidak memahami penderitaan karena generasi baru, dengan semua platform ini, harus berbuat sedikit untuk mendapatkan pujian."
“Generasi sebelumnya Anda harus melakukan banyak hal untuk mendapatkan sedikit. Saya sangat bangga saya berasal dari generasi tua," terang dia.
Malah kehadiran generasi muda membuat Ibra selayaknya Benjamin Button, karakter fiktif yang digambarkan sebagai sosok yang tumbuh semakin muda seiring bertambahnya usia dan terlahir tua.
"Itu luar biasa. Mereka (generasi muda) membuat saya terlihat muda. Ini memiliki efek ini, seperti Benjamin Button. Setelah enam bulan di sini Anda akan memiliki rambut hitam, percayalah," tambah Ibra.
“Saya sangat bangga karena saya melihat para pemain muda ini mengambil lebih banyak tanggung jawab, mentalitas berubah. Itulah kebahagiaan saya sekarang. Itulah adrenalin saya. Saya pergi keluar dan berlari sebanyak mereka," pungkas dia.
Arief Hadi
15.568
Berita Terkait
Usai Kalahkan Timnas Indonesia, Pelatih Irak: Sekarang Tekanan Ada di Arab Saudi

Scott McTominay Klaim Lebih Bisa Berkembang bersama Napoli ketimbang Manchester United
Kyle Walker Akui Hengkang ke AC Milan adalah Keputusan yang Salah

Link Streaming Belanda vs Finlandia, Minggu 12 Oktober 2025

Demi Bertahan di Manchester United, Harry Maguire Menolak Gaji Rp11 Miliar per Pekan
FIFA Bakal Larang Laga Liga Domestik di Luar Negeri

Olympic Day 2025, Saatnya Bergerak dan Dukung Tim Indonesia

Pengamat: Patrick Kluivert Tidak Kompeten, Alex Pastoor Jadi Pelatih Kepala

Skuad Piala Dunia Inggris Hanya untuk Pemain-pemain Berkarakter Kuat

Erling Haaland Tidak Terhentikan, Norwegia Menatap Piala Dunia Pertama sejak 1998
