Tujuh Kurcaci dan Nuansa Sampdoria dalam Skuad Italia

Roberto Mancini membawa atmosfer kekeluargaan Sampdoria ke dalam skuad Italia.
Arief HadiArief Hadi - Minggu, 11 Juli 2021
Tujuh Kurcaci dan Nuansa Sampdoria dalam Skuad Italia
Roberto Mancini dan Gianluca Vialli (Twitter)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Dari mimpi buruk kegagalan lolos Piala Dunia 2018 timnas Italia bangkit dan membayarnya dengan keberhasilan mencapai final Piala Eropa 2020. Gli Azzurri acapkali diterpa masalah dan kesulitan tapi itu juga di waktu bersamaan memicu semangat untuk bangkit.

Ingat dengan keberhasilan Italia memenangi Piala Dunia 2006? Mereka melakukannya di kala sepak bola lokal diterjang skandal calciopoli, skandal terbesar dunia sepak bola Eropa dengan adanya pengaturan skor.

Apa hikmah yang dapat diambil dari momen itu? Di balik kesulitan atau masalah seringkali ada kesuksesan atau kebahagiaan setelahnya. Tentu itu diraih dengan kerja keras dan Italia melakukannya dengan kolektivitas bersama.

Baca Juga:

11 Fakta Menarik Jelang Final Piala Eropa 2020 Italia Vs Inggris

Statistik Italia Menuju 'Football Is Coming Rome'

Jadwal Siaran Langsung Final Piala Eropa 2020: Italia Vs Inggris di RCTI

Timnas Italia di Piala Eropa 2020

Hal tersebut membuktikan Italia negara besar sepak bola dengan mentalitas baja. Raihan satu titel Piala Eropa dan empat Piala Dunia bukan sekedar pelengkap CV sepak bola Italia.

Italia akan melawan Inggris yang notabene negeri kelahiran sepak bola di final Piala Eropa 2020 di Wembley. Menang jadi target, tapi untuk Italia atau Inggris kekalahan tidak semerta mencap mereka sebagai tim 'gagal'.

Setidaknya untuk Italia cukup melihat bagaimana mereka bangkit sejak FIGC, Federasi Sepak Bola Italia, menunjuk Roberto Mancini sebagai allenatore (pelatih) timnas sejak 2018 menggantikan Gian Piero Ventura.

Atmosfer Kekeluargaan Sampdoria

Roberto Mancini tidak hanya menjadi pelatih yang membawa ide bermainnya untuk tim, tetapi ia juga membawa pengalamannya sebagai mantan trequartista (gelandang serang atau playmaker) di Bologna, Sampdoria, dan Lazio.

Mundur jauh pada medio 1980-an akhir hingga 1990-an ketika Italia memiliki The Magnificent Seven, merujuk kepada ketatnya persaingan Serie A yang melibatkan Juventus, Inter Milan, AC Milan, Lazio, AS Roma, Lazio, hingga Sampdoria (plus Fiorentina).

Jauh sebelum Premier League tenar sebagai liga terbaik dunia atau Real Madrid dengan Los Galacticos mereka, Serie A sudah populer dengan banyaknya bintang-bintang legendaris yang bermain di sana.

Pada medio itu juga Sampdoria berada di pusaran persaingan dan bahkan sukses memenangi Scudetto pada 1990-1991, serta empat titel Coppa Italia pada medio 1980 dan 1990-an. Mancini dan asistennya kini di timnas Italia, Gianluca Vialli ada dalam skuad Sampdoria kala itu di bawah arahan Vujadin Boskov.

Roberto Mancini dan Gianluca Vialli

Keduanya duet striker yang saling melengkapi dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing, serta disegani di Italia. Vialli dan Mancini aktor kesuksesan Sampdoria, tetapi secara garis besar atmosfer kekeluargaan dalam skuad membantu tim sukses.

Hubungan di antara tim sangat erat dan bahkan pemain-pemain serta staf kepelatihan sering menghabiskan waktu bersama di luar lapangan pertandingan. Edilio, restoran setempat menjadi tempat berkumpul mereka untuk makan malam.

Tujuh pemain dalam skuad sering menghabiskan waktu berkumpul bersama dan bersenang-senang, hingga mereka menjuluki diri mereka Tujuh Kurcaci, merujuk kepada cerita dan film fiktif Putri Salju.

Mancini adalah Dopey sementara Vialli adalah Sleepy. Dopey salah satu kurcaci yang suka bermain, bersenang-senang, dan punya banyak trik. Tak masalah baginya terlihat konyol ketika sedang bersenang-senang.

Sementara Sleepy sangat pemalas dan suka tidur ketika tidak sedang bekerja, plus ia sering menguap karena tak dapat menghentikannya.

"Kami semua jatuh cinta dengan klub (Sampdoria). Kami pergi tidur dengan piyama Sampdoria, sementara pergi ke tempat latihan Bogliasco di pagi hari selalu menyenangkan: birunya laut di satu sisi, hijaunya perbukitan di sisi lain. Luar biasa," kenang Vialli.

Timnas Italia

Atmosfer kekeluargaan itulah yang dibawa Mancini ke dalam skuad Italia saat ini. Tidak ada tantangan yang tak dapat dilewati dengan kebersamaan, senyuman, dan kesenangan kala bermain. Kurang lebih itulah yang coba diberikan Mancini untuk Italia.

Tidak hanya dapat bantuan Vialli, Mancini juga dibantu mantan rekan setimnya seperti Attilio Lombardo, Fausto Salsano, Alberico Evani, dan Giulio Nuciari.

Betapa bersatunya Italia itu bisa dilihat dalam video rekaman di dalam pesawat ketika skuad tim bernyanyi untuk Leonardo Spinazzola, rekan setim yang tak bisa melanjutkan Piala Eropa karena cedera.

"Mancini adalah pelatih yang hebat dan kami seperti saudara. Dia telah menciptakan suasana yang fantastis di ruang ganti. Ada disiplin, tetapi juga ketenangan yang luar biasa. Dia telah menanamkan kepercayaan pada para pemainnya," tambah Vialli.

"Anda tidak boleh tegang dan gugup tentang pertandingan sepak bola. Anda hanya bisa memenangkan final jika Anda bersenang-senang," ucap Mancini.

Pelukan Mancini dengan Vialli kala Italia mencetak gol ke gawang Austria di 16 besar Piala Eropa 2020 menjadi salah satu momen berkesan di turnamen. Pelukan bermakna kebebasan.

Roberto Mancini dan staf kepelatihan Italia

"Itu adalah pertandingan yang sangat sulit. Itu adalah pertandingan sistem gugur pertama dan kami mengalami kesulitan melawan Austria, jadi itu adalah pelukan yang membebaskan. Rasanya seperti kembali ke 30 tahun yang lalu," kenang Mancini.

Kebersamaan itu ada dalam skuad Italia saat ini dan Mancini mengakui, melihat skuad Italia terkini membangkitkan nostalgia akan rekan setimnya di Sampdoria.

"Itu Sampdoria-nya (Presiden Klub, Paolo) Mantovani, bukan milik saya. Itu adalah klub yang tidak biasa, dengan nilai-nilai penting. Sisi ini sedikit mengingatkan saya pada tim itu, ya. Suasananya tentu bagus dan segalanya selalu berjalan lebih baik ketika lingkungan kerja bagus. sangat baik," imbuh Mancini.

"Saya percaya itu adalah dasar dari setiap kelompok kerja. Kami telah bersama selama beberapa hari sekarang, tetapi waktu berlalu dengan sangat cepat. Itu karena para pemain suka menghabiskan waktu satu sama lain dan Anda juga dapat melihatnya di lapangan."

Simak Rangkuman keseruan Piala Eropa 2020 di sini

Breaking News Piala eropa Piala Eropa 2020 Timnas Italia Roberto Mancini Gianluca Vialli Sampdoria
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

15.618

Berita Terkait

Timnas
Jordi Amat Bicara soal Terdepaknya Patrick Kluivert sampai Pelatih Baru Timnas Indonesia
Jordi Amat tidak menyangka Patrick Kluivert akan berpisah secepat ini dengan Timnas Indonesia.
Rizqi Ariandi - Minggu, 19 Oktober 2025
Jordi Amat Bicara soal Terdepaknya Patrick Kluivert sampai Pelatih Baru Timnas Indonesia
Spanyol
Terinspirasi Carlo Ancelotti di Brasil, Xabi Alonso Buka Peluang Ubah Posisi Vinicius Junior
Jelang laga melawan Getafe, pelatih Real Madrid Xabi Alonso mengungkapkan akan membuka peluang mengubah posisi Vinicius Junior.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
Terinspirasi Carlo Ancelotti di Brasil, Xabi Alonso Buka Peluang Ubah Posisi Vinicius Junior
Hasil akhir
Hasil Super League 2025/2026: Arema FC Bungkam PSM, Bali United Menang di Kandang Persijap
Dua tuan rumah, PSM Makassar dan Persijap Jepara tersungkur pada pekan 9 Super League 2025/2026.
Rizqi Ariandi - Minggu, 19 Oktober 2025
Hasil Super League 2025/2026: Arema FC Bungkam PSM, Bali United Menang di Kandang Persijap
Liga Indonesia
Thom Haye Makin Percaya Diri Bermain bersama Persib Bandung
Thom Haye menjadi man of the match hingga akhirnya Persib Bandung berhasil mengalahkan PSBS Biak dengan skor 3-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10) malam.
Tengku Sufiyanto - Minggu, 19 Oktober 2025
Thom Haye Makin Percaya Diri Bermain bersama Persib Bandung
Liga Indonesia
Laga Persis Solo Lawan Malut United Berpotensi Tentukan Nasib Peter de Roo
Laga antara Persis Solo melawan Malut United FC dalam lanjutan kompetisi Super League 2025/2026 di Stadion Manahan Solo, Senin (19/10) malam, berpotensi menentukan masa depan Peter de Roo.
Tengku Sufiyanto - Minggu, 19 Oktober 2025
Laga Persis Solo Lawan Malut United Berpotensi Tentukan Nasib Peter de Roo
Jadwal
Live Sebentar Lagi, Cara Menonton dan Link Streaming Liverpool vs Manchester United
Simak link live streaming Liverpool vs Manchester United, Minggu 19 Oktober 2025 pukul 22.30 WIB! The Reds wajib bangkit, tapi Setan Merah siap hancurkan mimpi di Anfield!
Johan Kristiandi - Minggu, 19 Oktober 2025
Live Sebentar Lagi, Cara Menonton dan Link Streaming Liverpool vs Manchester United
Inggris
Manchester City Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Erling Haaland
Pelatih Manchester City Pep Guardiola menegaskan Erling Haaland tidak bisa terus memikul beban mencetak gol sendirian.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
Manchester City Tidak Bisa Hanya Mengandalkan Erling Haaland
Hasil akhir
Hasil Serie A: Bekuk Juventus 2-0, Como Akhiri Puasa 73 Tahun
Juventus menelan pil pahit saat tandang ke markas Como di Stadion Giuseppe Sinigaglia dalam pertandingan pekan ketujuh Serie A, Minggu (19/10) WIB.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
Hasil Serie A: Bekuk Juventus 2-0, Como Akhiri Puasa 73 Tahun
Inggris
Ruben Amorim Masih Jadikan Bruno Fernandes Algojo Penalti Manchester United
Pelatih Manchester United Ruben Amorim menegaskan bahwa Bruno Fernandes akan tetap menjadi pilihan utama eksekutor penalti meskipun beberapa kali gagal musim ini.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
Ruben Amorim Masih Jadikan Bruno Fernandes Algojo Penalti Manchester United
Jadwal
Link Streaming Getafe vs Real Madrid, Senin 20 Oktober 2025
Real Madrid akan melakoni laga tandang ke markas Getafe pada pertandingan lanjutan LaLiga 2025-2026, di Coliseum, Senin (20/10) pukul 02.00 WIB.
Yusuf Abdillah - Minggu, 19 Oktober 2025
Link Streaming Getafe vs Real Madrid, Senin 20 Oktober 2025
Bagikan