Tim Nasional Tanpa Dukungan Suporter


Tim Nasional Tanpa Dukungan Suporter
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:
Judul di atas bukanlah gambaran ketika tim nasional U-23 berlaga di fase grup dan semi final Islamic Solidarity Games 2013, yang kebetulan sepi penonton. Judul itu juga tidak memaparkan ketika tim nasional U-19 bertanding di dua pertandingan awal penyisihan kualifikasi Piala Asia 2014, yang ndilalahnya bangku penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno jadi mubazir. Salah pula jika Anda menganggap judul di atas sebagai cerminan ketika SUGBK kosong melompong kala timnas senior menjamu Cina dan Irak di Pra Piala Asia 2015.
Tanpa Suporter, ya seringkali tim nasional bermain tanpa adanya suporter alias pemberi dukungan. Tim Nasional merah putih kita tercinta lebih sering menghadapi lawan sambil disaksikan penonton, penikmat dan komentator.
Semua yang datang ke stadion pada awalnya adalah suporter, sang pemberi semangat. Ramai meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu kebangsaan dan lagu-lagu penyemangat lainnya, bertepuk tangan, membunyikan terompet atau menabuh drum tetapi lambat laun seiring dengan jalannya pertandingan (misal: ketika timnas tidak kunjung mencetak gol ke gawang lawan, atau ketika timnas malah kebobolan)kualitas atau kadar “kesuporteran” dari dalam diri masing-masing mulai terlihat aslinya.
Yang berjiwa penonton memilih untuk diam sambil serius memperhatikan pertandingan. Ini mungkin jenis penonton yang memang sedang bekerja ketika datang ke stadion (polisi, presiden, mentri, wartawan dan pencatat statistik). Atau kalau sedang tidak kerja mungkin ini jenis penonton yang selalu penuh doa dalam hatinya, sambil menonton sambil berdzikir demi kemenangan mungkin.
Yang berjiwa komentator lebih senang mengoceh bak komentator, dari yang model meniru gaya-gaya “ahay” dan “jebret” sampai yang lebih parah semisal, “ah si xxx bisa ga sih main bola?!” atau “anj**ng si xxx ganti aja tuh! Maen kaya banci!” dan sejenisnya.
Sah-sah saja Anda tiba-tiba menjadi pendiam di tengah pertandingan atau justru menjadi liar di sepanjang laga. Apalagi di tengah timnas tertinggal atau belum juga mencetak gol, tentunya membuat semangat surut. Tapi ingat, timnas butuh dukungan a.k.a support yang didapat dari para supporter alias si pemberi dukungan. Siapa si pemberi dukungan itu? Ya kita yang ada dan duduk di bangku stadion.
Aneh, kalau bukan ironi, ketika Boaz dan kawan-kawan berusaha mencetak gol atau menyamakan kedudukan sementara penonton memadati stadion tapi tanpa terdengar kehadirannya. Kalau tidak salah baca dan ingat, keadaan seperti ini pernah dialami Roy Keane, si mantan kapten Manchester United. Dalam sebuah pertandingan di Stadion Old Trafford, dia melihat stadion penuh tapi tanpa ada suara yang membakar semangatnya malah dia lebih mendengar suara suporter lawan. Alhasil om Roy kesal dan memberi julukan “prawn sandwich brigade” alias barisan penonton pemakan roti isi udang.
Seorang teman pernah menceritakan ada sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa stadion Anfield kandangnya Liverpool adalah stadion yang paling berisik dengan tingkat kegemuruhan suara sampai sebising pesawat terbang.
Saya berpikir, mungkin sang peneliti belum sampai ke Indonesia, melihat dan mendengar Stadion Utama Gelora Bung Karno – atau stadion lainnya – bergemuruh ketika tim nasional bermain, atau mungkin si peneliti sudah ke Indonesia menyaksikan timnas bermain tapi tidak dihadiri suporter, melainkan “penonton dan komentator-komentator” yang sedang makan roti isi udang?
Coba direnungkan, ketika tim yang kita sayangi kalah kemudian kita diam saja tanpa memberi semangat dan lantas malah menghujat, apakah kita layak turut bersorak ketika tim kesayangan kita itu mencetak gol dan menang?
Yuk ah besok-besok kalau datang ke stadion dan dukung timnas (atau dukung tim favoritnya) persiapkan diri semaksimal mungkin, pastikan fisik pita suara dalam kondisi terbaik…dan bersorak 90 menit. “Ole ole ole…”
Sampai jumpa di stadion yang berisik.
Penulis: Nova Arifianto (Wartawan Olahraga)
Posts
11.190
Berita Terkait
Timnas
Rizky Ridho Buka Suara soal Terdepaknya Patrick Kluivert dari Timnas Indonesia
PSSI mengakhiri kerja sama dengan Patrick Kluivert setelah Timnas Indonesia gagal ke Piala Dunia 2026.
Rizqi Ariandi - Minggu, 19 Oktober 2025

Liga Dunia
Marselino Ferdinan Catatkan Debut untuk AS Trencin di Liga Slovakia
Marselino bermain di awal babak kedua menggantikan Dylann Kam.
Rizqi Ariandi - Minggu, 19 Oktober 2025

Liga Indonesia
Louis van Gaal Akan Umumkan Berita Besar pada Hari Senin, Jadi Pelatih Timnas Indonesia Pengganti Kluivert?
Van Gaal dilaporkan akan membuat konferensi pers pada Senin (20/10) waktu setempat.
Tengku Sufiyanto - Sabtu, 18 Oktober 2025
Timnas
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Malaysia naik ke peringkat 118, sedangkan Indonesia turun ke posisi 122.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025

Timnas
Istana Sambut Baik Pemecatan Patrick Kluivert, Berharap Sang Pengganti Segera Ditunjuk
Patrick Kluivert menukangi Timnas Indonesia dari 8 Januari 2025 sampai 16 Oktober 2025.
Tengku Sufiyanto - Kamis, 16 Oktober 2025

Timnas
Ungkapan Patrick Kluivert Usai Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Indonesia
PSSI resmi memecat Patrick Kluivert dari kursi kepelatihan Timnas Indonesia.
Tengku Sufiyanto - Kamis, 16 Oktober 2025

Sosok
7 Pemain yang Memainkan Laga Debutnya dengan Timnas Indonesia di Era Patrick Kluivert
Karier kepelatihan Patrick Kluivert di Timnas Indonesia seumur jagung, tetapi ia sudah memberikan laga debut kepada beberapa pemain.
Arief Hadi - Kamis, 16 Oktober 2025

Sosok
7 Calon Pengganti Patrick Kluivert sebagai Pelatih Timnas Indonesia
Kegagalan Timnas Indonesia di putaran empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 berujung pemecatan Patrick Kluivert beserta staf kepelatihannya.
Arief Hadi - Kamis, 16 Oktober 2025

Timnas
Tidak Selalu Mimpi Buruk, 3 Momen Indah Patrick Kluivert di Timnas Indonesia
Meski akhirnya berpisah dengan Timnas Indonesia, Patrick Kluivert meninggalkan tiga momen tak terlupakan. Dari sorotan dunia hingga aksi blusukan ke stadion, inilah sisi lain pelatih asal Belanda yang jarang diketahui!
Johan Kristiandi - Kamis, 16 Oktober 2025

Timnas
Statistik Patrick Kluivert di Timnas Indonesia: Dibantai Australia dan Jepang, Gagal ke Piala Dunia 2026
Patrick Kluivert memimpin Timnas Indonesia dalam 8 pertandingan. Hasilnya, lebih banyak kalah. Timnas Indonesia juga tercatat lebih banyak kebobolan daripada mencetak gol.
Rizqi Ariandi - Kamis, 16 Oktober 2025
