Tiga Catatan di Balik Sukses Manchester City Juarai Piala Liga Inggris


BolaSkor.com - Akhirnya, Pep Guardiola berhasil memenangi trofi di tanah Inggris. Sukses yang diraih Guardiola secara meyakinkan dengan menekuk Arsenal dengan skor tela 3-0 di laga puncak.
Di atas lapangan, amat terlihat Manchester City lebih kuat daripada sang lawan. City seakan hendak membuktikan bahwa kegagalan mereka di ajang Piala FA hanyalah ketidakberuntungan semata.
Manchester City membuat Arsenal seperti tak punya gigi. Pemain senior Vincent Kompany dengan perkasanya meredam penyerang sehebat Pierre-Emerick Aubameyang.
Catatan Pertama
Catatan pertama dari laga final Piala Liga memang terkait dengan Vincent Kompany. Untuk laga final, Pep Guardiola memberi kepercayaan penuh kepada bek senior asal Belgia. Guardiola percaya Kompany mampu tak hanya menjadi kapten, tapi sebagai jenderal.
Tak ada yang meragukan kontribusi Kompany kepada City. Dia selalu menjadi pilar dan pemimpin saat City menjadi juara Premier League di era Roberto Mancini pada 2012 dan Manuel Pellegrini, 2014. Namun cedera membuatnya lebih sering berada di tribun penonton.
Seiring waktu, jam terbang Kompany makin berkurang. Pada musim 2015-16, dia tampil 22 kali dari total 59 laga yang dilaoni City. Musim berikut, dia hanya main 15 kali dari 56 laga City.
Musim ini, Kompany baru 13 kali tampil dari 43 laga yang sudah dimainkan The Citizens. Tapi, hal ini tak membuat Guardiola kehilangan kepercayaan. Dan terbukti, Kompany tampil kesetanan. Selain mencetak gol, dia juga kokoh menjaga pertahanan. Alhasil, Kompany terpilih menjadi Man of the Match.
Catatan Kedua
Catatan selanjutnya berkait dengan kepercayaan Guardiola kepada pemain senior untuk menjadi pilar pada laga final. Pep Guardiola menandai era baru Manchester City dengan pemain lama.
Saat ini Man City memang sarat dengan pemain muda macam Leroy Sane, Gabriel Jesus, atau Raheem Sterling. Namun pada final kali ini, para pemain senior yang mempertontonkan kemampuan mereka.
Selain Kompany yang menjadi pemain terbaik, penampilan apik juga datang dari Sergio Aguero. Penyerang berusia 29 tahun menjadi pembuka kemenangan City.
Sedangan garda tua City lain yang bersinar pada laga puncak adalah David Silva. Serupa dengan Kompany dan Aguero, Silva juga merupakan peain peninggalan lama yang merasakan sukses menjadi juara Premier League bersama Mancini dan Pellegrini.
Catatan Ketiga
Catatan terakhir tentu saja tak lepas dari penampilan minor Arsenal, khususnya di lini belakang. Gol pertama Man City lahir dari lemahnya Shkodran Mustafi. Bek berpostur besar bisa dengan mudah kalah duel dengan Aguero yang mungil. Terlihat tak ada upaya keras dari sang bek.
Apa yang terjadi pada gol pertama bisa menjadi gambaran permainan Arsenal sepanjang laga. The Gunners kalah tenaga dari City. Arsenal terlihat pasrah terus-menerus di-bully lawan. Pasukan Arsene Wenger sangat mudah kehilangan bola. Saat kehilangan bola, kelemahan lini belakang pun sangatterlihat.
Tak heran jika saat-saat jelang laga berakhir, banyak suporter Arsenal yang meninggalkan stadion. Kalah memang hal biasa dalam olaharaga. Namun, jika kalah tanpa memberi perlawanan?
Yusuf Abdillah
9.140
Berita Terkait
Struktur Bermain Arsenal, Alasan Eberechi Eze Sulit Tampil Optimal
Mikel Arteta Sedih Mencoret Gabriel Martinelli dari Daftar Starting XI

Hasil Liga Champions: Real Madrid dan Arsenal Petik Tiga Poin, Juventus Ditahan Dortmund

Jadwal Siaran Langsung dan Link Live Streaming Athletic Bilbao vs Arsenal, Selasa 16 September 2025
Arsenal Belajar Banyak dari Semifinal Liga Champions 2024-2025
Mikel Arteta Bicara soal Nico Williams, Pemain yang Sempat Diincar Arsenal

Arsenal Salah Satu Favorit Juara Liga Champions Musim Ini
Athletic Bilbao vs Arsenal: Kembali ke Tanah Basque, Motivasi Mikel Arteta Berlipat

5 Fakta yang Harus Diketahui sebelum Menonton Athletic Bilbao vs Arsenal

Prediksi dan Statistik Athletic Bilbao vs Arsenal: Menguji Kedalaman The Gunners
