Teori Unik Petr Cech soal Kesulitan Arsenal Raih Trofi di Bawah Asuhan Arsene Wenger
BolaSkor.com – Tidak ada akhir yang indah ketika Arsene Wenger meninggalkan Arsenal, klub yang sudah dilatihnya selama 22 tahun di akhir musim lalu. Wenger, 68 tahun, pergi setelah aksi protes fans yang terus terjadi dan memintanya untuk mundur.
Kepergian Wenger memang dipenuhi oleh suporter sejati Arsenal yang masih mencintainya, mengingat baik kontribusinya selama 22 tahun terakhir dalam menanamkan pondasi kuat di klub asal London Utara tersebut. Beliau juga sukses mempersembahkan tiga titel Premier League dan tujuh Piala FA.
Salah satu warisannya di Arsenal adalah tradisi pengembangan pemain muda, dari akademi atau tidak, yang kemudian diorbitkan di tim utama dan digembleng untuk jadi bintang masa depan. Wenger juga menjadi sosok visioner ketika datang dari Nagoya Grampus Eight ke Arsenal pada 1996 dengan filosofi bermainnya, yang kini biasa dikenal dengan istilah “Arsenal way”.

Akan tapi, ada awal dan ada akhirnya, Wenger tak kuasa menghentikan fase kemunduran Arsenal yang gagal masuk ke empat besar Premier League (zona Liga Champions) dalam dua musim terakhir – sampai finish di bawah rival sekota, Tottenham Hotspur. Pada akhirnya Wenger mundur – konon katanya dia dipecat, bukan mengundurkan diri.
Arsenal memulai era baru dengan Unai Emery. Sempat mengawali musim dengan dua kekalahan beruntun di Premier League kontra Manchester City dan Chelsea, Arsenal mulai mendapatkan konsistensi dan momentum melalui lima kemenangan beruntun di seluruh kompetisi.
Para pemain mulai beradaptasi dan paham filosofi Emery. Arsenal juga tahu cara meraih kemenangan meski bermain buruk seperti saat melawan Everton akhir pekan lalu. Membandingkan dua era Arsenal di masa kepelatihan Wenger dan Emery, Petr Cech punya teori unik, alasan mengapa Arsenal tak pernah memenangi titel Premier League sejak 2004.

“Apa yang kurang di masa lalu – saya akan katakan terkadang “Arsenal Way” lebih penting ketimbang mendapatkan poin dan bukan begini cara Anda memenangi liga. Terkadang, Anda harus memastikan kemenangan meski bermain buruk,” ucap Cech, dilansir dari Guardian.
“Ketika Anda tidak bermain dengan baik dan Anda harus bertahan, maka tutup pintu (rapatkan pertahanan) dan menang 1-0 tidak peduli bagaimana caranya. Saya pikir inilah yang kurang dari kami selama tiga tahun terakhir, sejak saya tiba (dari Chelsea pada 2015),” sambung pemain yang sudah empat kali menjuarai Premier League dengan Chelsea tersebut.
Arief Hadi
16.031
Berita Terkait
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Rabu (17/12): Tambah 10 Medali Emas, Tim Indonesia Nyaman di Urutan Kedua
SEA Games 2025: Pecah Telur Medali Emas, Tim Equestrian Indonesia Bidik Target Lebih Tinggi
Talavera vs Real Madrid: Los Blancos Pantang Anggap Enteng Lawan
SEA Games 2025: Tim Berkuda dan Gulat Rebut Medali Emas Pertama
Chelsea ke Semifinal Piala Liga Inggris, Enzo Maresca Kembali Tersenyum
SEA Games 2025: Riau Ega Raih Medali Emas, Tim Panahan Indonesia Mendominasi
SEA Games 2025: Rendi dan Memo Ungkap Kisah di Balik Medali Emas Nomor Men's Double Sculls
Kylian Mbappe Menang Gugatan, PSG Harus Bayar Rp1 Triliun Lebih
SEA Games 2025: Resep Panahan Indonesia Kawinkan Emas Beregu Recurve
Jadi Kiper Terbaik FIFA 2025, Gianluigi Donnarumma Bidik Banyak Trofi di Manchester City