Teori di Balik Kepergian Xavi Hernandez dari Barcelona

Arief HadiArief Hadi - Sabtu, 17 Februari 2024
Teori di Balik Kepergian Xavi Hernandez dari Barcelona
Xavi Hernandez (Twitter)

BolaSkor.com - Tidak ada hujan tidak ada angin, seolah mengikuti Jurgen Klopp, Xavi Hernandez memutuskan pergi dari klub yang dilatihnya pasca musim 2023-2024 berakhir. Kasus keduanya - tentu saja - berbeda.

Klopp kehabisan enerji setelah sembilan tahun melatih Liverpool, mempersembahkan tujuh trofi termasuk Liga Champions dan Premier League, sementara Xavi baru semusim melatih Barcelona dan musim lalu juara LaLiga.

"Ada banyak hal. Saya pikir ini saat yang tepat. Kenyataannya kami sangat sendirian dan suasananya buruk, dan masih banyak hal yang masih ada dari masa lalu, dan saya rasa itu sudah cukup," ucap Xavi soal alasan kepergiannya dari Barcelona.

"Kami telah melakukan pekerjaan dengan baik dan sekarang adalah waktu yang tepat untuk pergi dan melihat ke belakang dan mungkin dengan cara itu kami dapat menghargai apa yang telah kami lakukan. Tampaknya tidak benar tetapi tim Catalan memang seperti itu."

Baca Juga:

5 Alasan Barcelona Pantang Memecat Xavi

Presiden Barcelona Berbohong

Gelar Liga Champions Tidak Akan Membuat Xavi Bertahan

Performa inkonsisten Barcelona musim ini disinyalir jadi alasan Xavi mundur, juga dengan sorotan besar kepadanya dan kritik dari media. Namun, pakar sepak bola Spanyol, Guillem Balague, memiliki teori menarik soal kepergian Xavi.

"Terisolasi, tidak dihormati, dan kurang dukungan." Itu adalah judul dari kolum yang dimuat Balague di BBC Sport mengenai alasan Xavi, legenda Barcelona pergi di akhir musim nanti.

Xavi, tidak diragukan lagi, sukses besar sebagai pemain sekaligus legenda Barcelona.

"Saya tidak akan menahannya, Pep. Saya punya satu pertanyaan, 'Apakah Anda mengandalkan saya?'," tanya Xavi kepada Pep Guardiola. "Saya tidak melihat tim ini tanpa Anda. Saya tak melihatnya bekerja tanpa Anda," jawab Guardiola.

Selepas percakapan singkat itu sisanya jadi cerita legendaris dalam kesuksesan Barcelona di era Pep Guardiola.

Xavi mendapatkan semuanya dari dukungan, respek, hingga kebebasan bermain yang ironisnya tak didapatkannya sebagai pelatih Barcelona. Klub juara musim lalu, tetapi, tidak bermain seperti yang diharapkan dengan sepak bola ofensif dan menghibur.

Kesuksesan Barcelona musim lalu terjadi karena skuad yang mereka miliki, plus efek musim pertama dilatih peramu taktik baru.

Ditambahkan Balague, Joan Laporta (Presiden Barcelona) bahkan tidak melihat Xavi sebagai pelatih utama Barcelona, karena menurutnya ia seyogyanya mengikuti jejak Guardiola dan Luis Enrique dengan melatih Barcelona B.

Pengalaman melatih Al Sadd di Qatar tidak cukup bagus melatih Barcelona, namun Laporta merekrutnya karena ia pilihan favorit fans, plus reputasinya besar sebagai legenda.

"Xavi memberi tahu saya bahwa dia akan pergi pada akhir musim. Dia ingin menyelesaikan musim ini dan itu formula yang saya terima karena Xavi-lah yang mengusulkannya kepada saya," tutur Laporta.

"Dan dia adalah legenda Barca. Dia orang yang jujur; dia bertindak dengan penuh martabat; dan dia adalah orang yang mencintai Barca."

Singkat kata, jika Xavi bukan legenda Barcelona maka saat ini ia tidak lagi menjabat sebagai pelatih alias dipecat.

Kurangnya dukungan kepada Xavi juga terlihat dengan kondisi sulit finansial Barcelona, hingga pemain-pemain yang datang terbatas. Xavi pun kian terisolasi setelah Mateo Alemany dan Jordi Cruyff digantikan Deco di area rekrutmen pemain.

Alemany dan Cruyff punya hubungan baik dengannya, sementara Deco memiliki visi sama dengan Laporta. Teori lainnya yang dituturkan Balague adalah Xavi pendukung Victor Font, rival Laporta dalam pemilihan Presiden Barcelona sebelumnya, hingga ada tendensi Laporta yang tidak menyukai Xavi di beberapa hal.

Joan laporta Xavi Hernandez Barcelona FC Barcelona LaLiga
Ditulis Oleh

Arief Hadi

Posts

12.184

Bagikan