Spanyol Gagal Total Tanda Kematian Tiki-taka?Jejak Piala Dunia 2014

BolaSkorBolaSkor - Rabu, 30 Juli 2014
Spanyol Gagal Total Tanda Kematian Tiki-taka?<!--idunk-->Jejak Piala Dunia 2014
Spanyol Gagal Total Tanda Kematian Tiki-taka?Jejak Piala Dunia 2014
Ukuran:
14
Audio:

Madrid - Banyak pihak menilai kegagalan Timnas Spanyol di ajang Piala Dunia 2014 menandai kematian gaya permainan Tiki-taka, yang selama ini sukses mengantar Barcelona menjadi klub terbaik dunia. Benarkah?

Istilah tiki-taka ini didengungkan oleh komentator televisi Spanyol Andres Montes ketika pertandingan digelar antara Spanyol dan Tunisia untuk menggambarkan gaya permainan Spanyol dengan peralihan bola-bola pendek, cepat dan akurat, serta elegan.

Kolumnis sepak bola Raphael Honingstein, menyebut tiki-taka sebagai permainan memonopoli bola. Spanyol meninggalkan permainan yang mengandalkan fisik dan sepenuhnya beralih menjadi permainan teknik tinggi.

"Dengan tiki taka, Spanyol membuat lawan lelah,” ujar Honigstein. Katanya, “Saat lawan kehilangan konsentrasi bertahan, Xavi melepas umpan ke jantung pertahanan, atau Iniesta melakukan serangan balik yang diakhiri umpan tarik mematikan.”

Namun, sebelum La Furia Roja mengklaim tiki taka, Kolombia disebut sebagai penemu istilah tiki taka yang pertama. Banyak komentator di Kolombia menyebut 'toque-toque' atau 'sentuh-sentuh', gaya yang diperagakan Carlos Valderrama Cs. pada tahun 1994.

Lalu, apa sebenarnya Tiki-taka itu? Sejatinya, Tiki-taka merupakan turunan total football, gaya permainan super-ofensif yang jadi ciri khas Timnas Belanda era 1970-an. Dalam total football, semua pemain terus bergerak, membentuk segitiga-segitiga kecil agar bola bisa terus diumpan. Saat satu pemain meninggalkan posisinya untuk menyerang, pemain lain mengisi posisi tersebut. Begitu seterusnya sehingga organisasi permainan tetap terjaga.

Kekuatan utama tiki taka adalah para gelandangnya. Mereka harus punya karakter kreatif, mampu mengambil keputusan dengan cepat dan mengumpan dengan akurat, serta pergerakan tanpa bola yang tak kenal lelah. Sukses Spanyol menerapkan tiki taka tak lepas dari sukses Barcelona mengembangkan gelandang-gelandang berkharakter semacam itu.

Guillermo Amor, Josep Guardiola, Mikel Arteta, Thiago Motta, Xavi Hernandez, Andreas Iniesta, Mikel Arteta, Cesc Fabregas, Sergi Busquets adalah sebagian nama gelandang yang sukses dibina Barca lewat La Masia. Beberapa diantaranya menjadi tulang punggung La Furia Roja.

La Masia semakin intensif menerapkan pola total football yang telah dimodifikasi setelah Cruijff kembali ke Barca sebagai pelatih pada tahun 1988. Salah satu pemain yang diorbitkannya adalah Josep Guardiola.

Karakter tiki taka dipertahankan Barca dengan merekrut pelatih-pelatih dengan karakter serupa selepas Cruijff, seperti Bryan Robson, Carles Rexach, Louis van Gaal, Frank Rijkaard, Guardiola hingga Tito Vilanova. Dua nama terakhir adalah jebolan La Masia.

Para pemain Barca kemudian mendominasi Timnas Spanyol. Didukung pemain-pemain terbaik dari klub lainnya, tiki taka berkembang menjadi identitas La Furia Roja.

Kesuksesan gaya permainan Tiki-taka baru Timnas Soanyol dapatkan dalam enam tahun terakhir. Dua gelar Piala Eropa pada 2008, 2012 serta trofi Piala Dunia 2010 bisa dibilang merupakan hasil kesuksesan tiki-taka. Taktik itu telah mengubah total permainan Spanyol yang dulu dikenal dengan gaya matador dengan ciri khas individual menjadi permainan tim.

Karena kekuatan utama Tiki-taka berada di posisi gelandang, Xavi dan Andres Iniesta memegang peranan penting bagi kesuksesan La Furia Roja dalam enam tahun terakhir. Mereka lah roh Tiki-taka itu sendiri.

Namun jangan lupa, setiap gaya bermain selalu ada batasnya dalam sepak bola. Seiring dengan semakin menuanya Xavi dan Iniesta, efektifitas gaya permainan Tiki-taka pun juga ikut memudar.

Di Barcelona, misalnya, Tata Martino lebih sering mencadangkan Xavi karena menilai performa dia sudah menurun. Keputusan itu membuat Iniesta seperti kehilangan sejolinya di lapangan tengah. Cecs Fabregas, atau pun Sergi Roberto dinilai belum bisa menyamai level milik Xavi.

Alhasil, Barcelona kini seakan kehilangan identitasnya. Aliran bola tiki-taka mereka macet jika diperagakan di lapangan. Lionel Messi mulai meredup karena tidak ada lagi sokongan bola dari kaki Xavi dan Iniesta. Era kejayaan emas Barcelona pun dianggap mulai runtuh karena pada musim lalu sama sekali gagal meraih gelar satu pun.

Sama halnya dengan di Timnas Spanyol. Pada Piala Dunia 2014 kali ini, pelatih Vicente del Bosque kerap mengandalkan Iniesta dan Xabi Alonso sebagai poros permainan di lini tengah. Alhasil, Tim Matador gagal total.

Spanyol dibungkam 5-1 oleh Belanda pada laga pembuka Grup B dan kemudian ditaklukkan Chili dua gol tanpa balas lima hari berselang. Di laga yang tak lagi menentukan melawan Australia, Timnas Spanyol menang tiga gol tanpa balas.

Ketika melawan Chili, terlihat jelas tiki-taka Spanyol kembali macet di lapangan. Sepanjang 90 menit, para pemain Chili tanpa lelah melakukan pressing kepada para pemain Spanyol. Iniesta semakin kebingungan karena tandemnya Xavi berada di bangku cadangan. Bersama Pedro dan David Silva, Iniesta kesulitan membongkar rapatnya pertahanan Chili.

Alhasil, petaka kembali menghampiri skuad La Furia Roja. Melalui serangan balik, Chili berhasil membobol gawang Iker Casillas dua kali. Kedidayaan Spanyol pun benar-benar runtuh karena setelah wasit meniup peluit panjang skor 0-2 tetap terpampang di papan skor raksasa Stadion Maracana.

"Tiki-taka adalah filosofi permainan kami. Setiap tim memiliki filosofi permainan sendiri untuk menang atau kalah. Gaya ini bekerja sangat baik di Spanyol. Jika Anda terus setia dengan filosofi ini, maka Anda akan meraih kemenangan. Jadi, mengapa kami tak setia dengan filosofi ini?" tegas Santi Cazorla dilansir Goal.

Jadi, benarkah kegagalan Barcelona dan Timnas Spanyol di ajang Piala Dunia 2014 menandai kematian gaya permainan Tiki-taka? Atau, memang para pemain Timnas Spanyol yang telah kehilangan rasa lapar meraih kemenangan seperti yang selalu diungkap Alonso? Untuk membuktikannya, kita lihat saja kiprah La Furia Roja di ajang Piala Eropa dua tahun nanti.

Oleh: Arie Nugroho

Tiki-taka Spanyol
Ditulis Oleh

BolaSkor

Admin Bolaskor.com
Posts

11.190

Berita Terkait

Hasil akhir
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Spanyol Pesta Gol, Jerman Bangkit, Belanda Susah Payah Menang
Hasil laga-laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Senin (08/09) dini hari WIB yang melibatkan Spanyol, Jerman, dan Belanda.
Arief Hadi - Senin, 08 September 2025
Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Spanyol Pesta Gol, Jerman Bangkit, Belanda Susah Payah Menang
Sosok
7 Hal Menarik Mengenai Cristhian Mosquera, Rekrutan Baru Arsenal yang Pernah Bermain Basket
Cristhian Mosquera merupakan salah satu rekrutan Arsenal yang diboyong dari Valencia.
Arief Hadi - Minggu, 27 Juli 2025
7 Hal Menarik Mengenai Cristhian Mosquera, Rekrutan Baru Arsenal yang Pernah Bermain Basket
Spanyol
Dituding Penggelapan Pajak, Carlo Ancelotti Dijatuhi Hukuman Satu Tahun Penjara
Eks pelatih Real Madrid kini menangani timnas Brasil, Carlo Ancelotti, dijatuhi hukuman satu tahun penjara terkait penggelapan pajak.
Arief Hadi - Kamis, 10 Juli 2025
Dituding Penggelapan Pajak, Carlo Ancelotti Dijatuhi Hukuman Satu Tahun Penjara
Spanyol
Talentanya Menyita Perhatian, Gonzalo Garcia Diminta Buktikan Diri dan Bermain Konsisten
Striker muda Real Madrid, Gonzalo Garcia, tampil bagus di Piala Dunia Antarklub 2025 dan menjadi sorotan. Namun, publik diminta bersabar kepadanya.
Arief Hadi - Rabu, 09 Juli 2025
Talentanya Menyita Perhatian, Gonzalo Garcia Diminta Buktikan Diri dan Bermain Konsisten
Sosok
7 Fakta Menarik Martin Zubimendi, Rekrutan Baru Arsenal Keturunan Basque
Usai merekrut Kepa Arrizabalaga, Arsenal merekrut Martin Zubimendi dari Real Sociedad.
Arief Hadi - Senin, 07 Juli 2025
7 Fakta Menarik Martin Zubimendi, Rekrutan Baru Arsenal Keturunan Basque
Ragam
4 Pertandingan Spektakuler Timnas Spanyol Sepanjang Sejarah
Salah satunya pertandingan sensasional di final Piala Dunia 2010.
Tengku Sufiyanto - Selasa, 17 Juni 2025
4 Pertandingan Spektakuler Timnas Spanyol Sepanjang Sejarah
Piala Eropa
Roberto Martinez Dikritik, Cristiano Ronaldo Pasang Badan Sebut Pengkritik bak Burung Beo
Pelatih timnas Portugal, Roberto Martinez, tetap dikritik meski membawa Portugal juara UEFA Nations League. Cristiano Ronaldo pasang badan membela pelatihnya tersebut.
Arief Hadi - Senin, 09 Juni 2025
Roberto Martinez Dikritik, Cristiano Ronaldo Pasang Badan Sebut Pengkritik bak Burung Beo
Piala Eropa
Portugal 2-2 Spanyol (5-3 Adu Penalti): Nuno Mendes Kantongi Lamine Yamal, Luis de la Fuente Legawa
Portugal juara UEFA Nations League usai menang 5-3 adu penalti melawan Spanyol setelah di waktu normal imbang 2-2. Luis de la Fuente legawa menerima kekalahan tersebut.
Arief Hadi - Senin, 09 Juni 2025
Portugal 2-2 Spanyol (5-3 Adu Penalti): Nuno Mendes Kantongi Lamine Yamal, Luis de la Fuente Legawa
Hasil akhir
Hasil Final UEFA Nations League: Bekuk Spanyol Lewat Adu Penalti, Portugal Juara
Portugal keluar sebagai juara UEFA Nations League setelah mengalahkan Spanyol pada laga final di Allianz Arena, Senin (9/6) dini hari WIB. Setelah imbang 2-2 di waktu normal, Portugal menjadi kampiun dengan memenangkan adu penalti 5-3.
Yusuf Abdillah - Senin, 09 Juni 2025
Hasil Final UEFA Nations League: Bekuk Spanyol Lewat Adu Penalti, Portugal Juara
Liga Dunia
Tegaskan Tidak Bermain di Piala Dunia Antarklub 2025, Cristiano Ronaldo Juga Berbicara Mengenai Lamine Yamal
Megabintang Portugal, Cristiano Ronaldo, menegaskan ia absen di Piala Dunia Antarklub 2025. Ronaldo juga membahas mengenai Lamine Yamal.
Arief Hadi - Minggu, 08 Juni 2025
Tegaskan Tidak Bermain di Piala Dunia Antarklub 2025, Cristiano Ronaldo Juga Berbicara Mengenai Lamine Yamal
Bagikan