Sikap Persebaya Pertanyakan Kesiapan Kelanjutan Liga 1 2020

BolaSkor.com - PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru (LIB) telah menetapkan kelanjutan Liga 1 2020 akan digelar pada 1 Oktober 2020 mendatang. Keduanya terus melakukan persiapan kelanjutan Liga 1 agar tetap berjalan di tengah pandemi Virus Corona (COVID-19).

Salah satunya menggelar pertemuan dengan 18 klub Liga 1, Jumat (17/7) kemarin. Pertemuan itu membahas banyak hal, mulai dari protokol kesehatan, restu dari Gugus Tugas COVID-19, hingga subsidi klub.

Meski begitu, Persebaya Surabaya menilai pertemuan itu tak menghasilkan apa-apa. Persebaya tetap mempertanyakan kesiapan kelanjutan Liga 1 2020.

"Tidak ada keputusan final dalam meeting kemarin. LIB berjanji membahas semua masukan klub dan akan menggelar pertemuan lagi secara tatap mata langsung maksimal 10 hari mendatang," kata manajer Persebaya, Candra Wahyudi.

Baca Juga:

PT LIB Tidak Bersedia Bayar Subsidi kepada Klub Liga 1 saat Kompetisi Vakum

Ini Hasil Pembahasan dari Pertemuan PT LIB dengan 18 Klub Liga 1 2020

Persebaya pun menyatakan sikap dengan mengusung empat poin pertanyakan kesiapan kelanjutan Liga 1 2020:

1. LIB belum mendapatkan rekomendasi dari Pemerintah Republik Indonesia. Mereka belum berkoordinasi dengan BNPB terkait situasi perkembangan COVID-19. Padahal lampu hijau dari Pemerintah sangat penting untuk lanjut atau tidaknya liga. Di sisi lain, Persebaya sudah bertemu dengan Kepala BNPB Doni Monardo dan mendapatkan gambaran situasi perkembangan COVID-19 di Indonesia.

2. Terkait dengan sentralisasi pertandingan di Jawa, LIB belum mendapatkan kepastian izin dari pihak yang berwenang di Yogyakarta. LIB baru berencana akan melihat situasi di Yogyakarta.

3. Terkait dengan hak komersial, LIB menjanjikan nominal Rp800 juta per bulan, mulai September sampai Februari 2021. Klub-klub meminta lebih, minimal Rp1,2 Miliar sebagai kompensasi tanpa penonton.

4. LIB menyiapkan protokol kesehatan. Salah satunya kewajiban melakukan tes swab kepada seluruh personel klub dalam durasi 14 hari sekali. Hanya, teknis pelaksanaan dan pembiayaannya belum jelas siapa yang menanggung.