Salut, Fans yang Pernah ke Indonesia Ini Selalu Berlari Tiap Kali Burnley Bermain di Laga Tandang


BolaSkor.com – Performa Burnley boleh saja terpuruk saat ini. Seolah kesulitan membagi waktu dengan agenda Liga Europa di awal musim, pasukan Sean Dyche tertatih-tatih di Premier League. 12 laga berlalu, Burnley sekarang ada di peringkat 15 dengan perolehan sembilan poin – hanya berjarak satu poin dengan Cardiff City di zona degradasi.
Akan tapi, di tengah keterpurukan The Clarets itu, ada sebuah aksi dari fans yang patut diapresiasi. Namanya adalah Scott Cunliffe. Pria berusia 44 tahun merupakan fans fanatik Burnley yang punya cara unik untuk mendukung tim kesayangannya beraksi di laga tandang.
Tidak tanggung-tanggung, Cunliffe selalu berlari ke stadion lawan ketika Burnley memainkan laga tandang. Tujuh laga tandang telah dimainkan Burnley musim ini di Premier League. Cunliffe sudah melakukan lari maraton sebanyak 45 kali dalam waktu 38 hari.
Hampir sebanyak 60.000 kalori dibakarnya ketika berlari dengan jarak tempuh sekiranya 269 mil. Seraya memperlihatkan kecintaannya kepada Burnley, Cunliffe juga menyebarkan ajakan hidup sehat dengan kampanye “Tantangan Berlari”.
Pada Desember mendatang, Burnley akan memainkan tiga laga tandang di London dalam kurun waktu 22 hari. Cunliffe sudah merencanakan perjalanan ke markas Crystal Palace (1/12), Tottenham Hotspur (15/12), dan Arsenal (22/12).
“Itu tantangan yang besar. 14 hari beruntun, cukup banyak, dan saya akan berlari sekitar 60.000 kilometer per harinya,” ucap Cunliffe kepada BBC Sport. Pertanyaan pun muncul “Untuk apa ia melakukannya?”
Misi Mulia
Cunliffe bukan hanya berlari tanpa alasan, menunjukkan fanatisme atau menyebarkan ajakan untuk berlari, tapi dia juga sedang melakukan misi kemanusiaan yang mulia untuk mengumpulkan uang amal.
Cunliffe pernah menghabiskan waktu selama dua dekade (20 tahun) untuk kegiatan amal di kawasan Asia Tenggara, lebih tepatnya di Indonesia dan Timor Leste. Dalam kurun waktu tersebut, dia sudah melihat konflik yang kasar dan lingkungan kemiskinan.
Hal itu memicunya untuk membantu penderita PTSD keluar dari kesulitan. PTSD adalah kondisi mental di mana Anda megalami serangan panik yang dipicu trauma pengalaman masa lalu.
Dengan berlari, Cunliffe kerapkali bertukar pikiran dan berbicara dengan pihak-pihak yang tersentuh dengan aksinya itu, lalu memberikan uang melalui kerja sama sponsor. Hidup di jalan pun menjadi pekerjaan tetap bagi Cunliffe. Sembari menjalani hobi menghasilkan uang, kapan lagi?
“Ada begitu banyak hal-hal yang sama dalam dunia sepak bola. Ada rivalitas, tapi lebih banyak kesatuan yang pantas dihargai – sebagai fans tandang Anda melihatnya sepanjang waktu, Anda berbicara kepada fans tim lawan dan ini natural, normal saja,” tambah Cunliffe.
“Pengalaman saya menyisakan saya dengan PTSD. Berlari merupakan bagian besar dari terapi saya untuk melaluinya. Saya ingin menggunakan pengalaman itu untuk keuntungan orang lain, dan sepak bola merupakan cara sempurna untuk menyatukan orang-orang demi kebaikan bersama,” pungkasnya.
Arief Hadi
15.615
Berita Terkait
Menilik Prediksi Starting XI AC Milan vs Fiorentina di Tengah Banyak Pemain Cedera

Beckham Tampil Bagus bersama Persib Setelah Main Buruk dengan Timnas Indonesia, Bojan Hodak: Beda Level, Itu Piala Dunia

Hasil MotoGP Australia 2025: Raul Fernandez Raih Kemenangan Perdana, Pecco Bagnaia Masih Terpuruk

Link Streaming Liverpool vs Manchester United, Minggu 19 Oktober 2025

Link Streaming Como vs Juventus, Minggu 19 Oktober 2025
Prediksi dan Statistik Getafe vs Real Madrid: Rebut Singgasana dari Tangan Barcelona
The Jakmania Disambut Hangat Bonek di Surabaya, Rizky Ridho: Persaudaraan Ini Harus Dirawat

Prediksi dan Statistik AC Milan vs Fiorentina: Jalur Menuju Puncak

Prediksi dan Statistik Liverpool vs Manchester United: Bangkit atau Semakin Terpuruk

Cetak Gol Kemenangan Melawan AS Roma, Ange-Yoan Bonny Masuk Buku Sejarah Inter Milan
