Red Sector, Penggila Liverpool dari Bintaro


Bolaskor.com - Usianya memang baru setahun empat bulan, namun gaung Red Sector cukup kuat untuk ukuran komunitas ‘fans club’ sepak bola yang tidak berafiliasi langsung dengan klub asalnya, dalam hal ini Liverpool.
Seperti diketahui, di Indonesia terdapat komunitas fans resmi Liverpool yaitu Bold Indonesian Group of Reds Supporters (Big Reds). Keberadaan Red Sector yang memiliki basis di kawasan Bintaro, diklaim bukan untuk menyaingi Big Reds. Sejak awal, Andi Tanihatu sang pendiri yang dibantu dengan tunangannya, Vey, mengaku hanya memegang teguh semangat kebersamaan seutuhnya ketika mendukung tim penghuni Anfield, khususnya saat nonton bareng.
Berawal dari musim lalu, ketika Andi datang ke acara nonton bareng Big Reds pusat. Ketika itu Andi mengaku cukup prihatin melihat kondisi di mana mereka yang datang sendiri ternyata benar-benar ‘sendiri’, terkesan tidak ada pembauran. Cukup kontras dengan slogan Liverpool yang berbunyi ‘You’ll Never Walk Alone’.
Dari situ, Andi mencoba menggelar nonton bareng pertandingan Liverpool di kawasan Bintaro, dengan konsep semua yang datang wajib berbaur dan nge-chants bersama. Awalnya ia mengaku cukup kesulitan menjalin kerja sama dengan cafe untuk venue. Penolakan demi penolakan dialaminya. Namun berkat perjuangan tak kenal lelah, kerja keras Andi dan Vey berbuah hasil. Seiring berjalannya waktu, kini justru para pemilik cafe yang menawarkan diri jadi tempat nonton bareng Red Sector.
Meski berhasil menyatukan ratusan pecinta Liverpool di Bintaro dan sekitarnya, Andi menepis anggapan dirinya ingin Red Sector melepaskan diri dari Big Reds. Sebaliknya, ia menegaskan kiblat dari semua pecinta Liverpool di Tanah Air adalah Big Reds.
“Saya lahir di Big Reds, tidak mungkin mendua dari Big Reds. Awal mula bersatunya fans Liverpool di Indonesia ya karena Big Reds. Tahun 2014 semua anak-anak Red Sector wajib jadi member Big Reds,” kata Andi pada Bolaskor.com, pada acara Nonton Bareng Red Sector Liverpool lawan Cardiff beberapa waktu lalu.
“Jadi pusatnya tetap Big Reds, hanya tempat nobarnya saja yang independen,” tambah Andi.
Tetap berdiri di bawah payung Big Reds semakin ditegaskan Red Sector dengan cara tidak membuat pendaftaran anggota. Meski tanpa anggaran dasar yang terencana, Andi dan kawan-kawan tetap mampu menggelar berbagai kegiatan lewat hasil patungan.
Program One Goal One Thousand (OGOT) warisan Big Reds juga selalu dijalankan di tiap acara nonton bareng Red Sector. Dana hasil OGOT, selain untuk menutupi biaya operasional juga akan disumbangkan untuk kegiatan-kegiatan sosial.
“Selanjutnya kami ingin menggelar khitanan massal,” terang Vey.
Tidak hanya mereka yang berdomisili di Bintaro, nonton bareng Red Sector kini juga kerap diramaikan oleh pecinta Liverpool dari daerah lain, seperti Bandung, Bogor, Bekasi, Sukabumi, Brojonegoro, Tasik, hingga Bali. Bahkan menurut Andi, Boxing Day tahun ini fans The Reds yang berbasis di Singapura siap meramaikan sesi nonton bareng Red Sector.
Suasana nonton bareng Red Sector memang patut diapresiasi. Salah satu yang paling menonjol adalah meski bukan big match, kemeriahannya tetap terasa lewat chants yang tak henti-hentinya bergemuruh sepanjang pertandingan. Tak hanya itu, red flare juga menjadi sesuatu yang wajib untuk memeriahkan suasana nonton bareng Red Sector.
“Kami salut dengan Kopites Bandung. Di sana 90 menit nontonnya berdiri dan bernyanyi bersama, kami ingin meniru mereka,” ucap Vey, yang mengaku selalu mengenakan jersey Liverpool di tiap aktivitas, bahkan jika menghadiri undangan pernikahan.
Selain menggelar nonton bareng, Red Sector juga rutin berkumpul untuk kegiatan positif lain seperti futsal dan kopdar seperti Travelling The Kop untuk mempererat silaturahmi dengan sesama penggemar Liverpool di berbagai daerah seperti Bandung dan lain-lain. Keberadaannya yang cukup berpengaruh juga membuat Red Sector kini menaungi basis fans Liverpool di kampus UIN, STAN, Mustopo, dan Inter Study.
Pencetus Banner JFT 96 di GBK
Salah satu gebrakan yang sukses dibuat Red Sector adalah ketika Steven Gerrard dan kawan-kawan berkunjung ke Jakarta saat tur pra musim, Juli 2013. Pada sesi pertandingan lawan Indonesia Selection di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, dari seberang tribun media sempat terbentang banner ‘Justice For The 96’ yang sangat mencolok selama kurang lebih satu menit. Warna merah, bau asap, dan siluet merah menghiasi banner yang langsung menyita perhatian pupuhan ribu pasang mata yang memadati GBK saat itu. Banner JFT 96 ini lantas tak hanya jadi buah bibir di kalangan publik sepak bola nasional, tapi juga internasional. Redaksi liverpoolfc.com memuji banner ini serta atmosfer yang tercipta.
Hikam, selaku konseptor banner JFT 96 tersebut mengaku tak menduga hasil karyanya dan rekan-rekan Red Sector lain, jadi ramai dibicarakan. Menurutnya, tujuan awalnya hanya ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk Liverpool agar berkesan dan bersedia datang lagi.
“Banner itu kami buat juga untuk mengenang Kang Soel, salah satu pejuang Big Reds Bandung yang telah wafat sekitar dua bulan sebelum kedatangan Liverpool di Jakarta,” terang Hikam.
Eksistensi Red Sector juga terbukti ketika diinstruksikan Big Reds untuk turut menjual tiket nonton Liverpool di GBK. Menurut Andi, Red Sector patut merasa bangga karena bukan regional Big Reds, namun mendapat kepercayaan ini dari pusat.
Kini Red Sector bertekad melanjutkan eksistensinya sebagai kelompok pecinta Liverpool yang memegang teguh semangat kebersamaan dan persaudaraan. Bersama Big Reds, Red Sector akan terus mengumandangkan You’ll Never Walk Alone.
(Galeri foto lengkap kegiatan nonton bareng Red Sector: http://bolaskor.com/gallery/semarak-nonton-bareng-red-sector/)
11.190
Berita Terkait
Sebelum Gaet Luis Diaz, Bayern Munchen Sempat Dekati Cody Gakpo

Tolak Tawaran Lebih Besar dari Newcastle, Parma Ungkap Alasan Lepas Giovanni Leoni ke Liverpool

Winger Bayern Munchen Diplot Menggantikan Mohamed Salah di Liverpool pada 2027

Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota

Liverpool Sudah Merindukan Sosok Trent Alexander-Arnold
Talenta Liverpool, Giovanni Leoni Belajar Banyak dari Virgil van Dijk dan Leonardo Bonucci
Belum Padu, Kerja Sama Mohamed Salah dengan Hugo Ekitike di Liverpool
Batal Pindah ke Liverpool, Marc Guehi Lepas Ban Kapten dan Tolak Perpanjang Kontrak dengan Crystal Palace

Statistik dan Angka-angka di Balik Rekor Transfer Premier League, Alexander Isak
