Rahasia Kesuksesan Ducati: Menyenggol Batas Regulasi MotoGP
BolaSkor.com – Bos Ducati, Gigi Dall’Igna akhirnya membeberkan alasan Ducati dapat menjadi tim paling kompetitif saat ini. Pria kelahiran Italia ini mengaku keberhasilan tersebut karena Ducati kerap melakukan inovasi hingga mendekati batas regulasi.
Harus diakui, di era ini Ducati menjadi satu-satunya pabrikan paling sukses jika dibandingkan rival-rivalnya. Tercatat seluruh skuadnya, baik itu tim pabrikan maupun tim satelitnya mampu bersaing secara kompetitif.
Tengok saja selama berlangsungnya MotoGP 2022. Kerap kali seluruh pembalap Ducati berhasil meraih posisi di grid depan saat kualifikasi.
Gigi Dall’Igna menuturkan, kesuksesan ini tidak terlepas dari keputusan Ducati dalam mengambil resiko. Pabrikan asal Borgo Panigale, Italia itu terus mencari celah dalam berinovasi hingga hampir mendobrak batas regulasi yang telah ditetapkan.
“Inilah pekerjaan saya yang telah dilakukan sepanjang hidup saya. Mengetahui dengan pasti regulasi sangat penting. Karena Anda harus terus berada dalam regulasi, tetapi jika bisa berupaya hingga mendekati batas, maka Anda bisa meraih hasil terbaik,” ucap Gigi Dall’Igna, dikutip dari speedweek.com.
“Contoh, jika regulasi mesinnya harus 1000cc, maka Anda harus berkompetisi dengan mesin 999,999cc. Inilah realitas yang terjadi. Jadi saya harus terus membaca buku peraturan dan mematuhi batasan-batasan yang diberlakukan melalui regulasi,” tambahnya.
Hal ini dibuktikan saat Ducati mengambil risiko dengan memilih turun kelas di musim 2014. Ketika itu tim yang bermarkas di Borgo Panigale, Italia ini rela meninggalkan Factory Class untuk pindah ke Open Class yang diperuntukan untuk tim satelit.
Akibat keputusan ini Ducati terpaksa mengalami kerugian karena harus menggunakan komponen elektronik yang disediakan panitia. Mereka tidak dapat lagi dengan bebas menggunakan ECU sendiri seperti saat masih berada di Factory Class.
Namun keputusan ini ternyata memberikan dampak positif bagi Ducati. Sebab banyak hal menguntungkan yang akan didapat saat berada di Open Class.
Berdasarkan regulasi, setiap tim Open Class diperbolehkan mengembangkan mesin sendiri, memakai 12 mesin selama satu musim (Factory Class hanya diperbolehkan menggunakan 5 mesin saja), penggunaan jatah ban lunak lebih banyak, dan diperbolehkan memakai jatah bahan bakar lebih banyak.
“Benar, regulasi memungkinkan melakukan langkah ini. Dulu hampir mustahil menciptakan motor yang kompetitif. Ada batasan di pengembangan mesin, jadi pengembangan sasis juga terbatas karena mesin merupakan komponen penting dari sasis. Ditambah sebagai tim pabrikan, kami tidak dapat melakukan uji coba. Pembatasan yang ada sangat menyiksa hingga saya harus mencari jalan alternatif,” ungkap Gigi Dall’Igna.
“Lalu saya sadar ada solusi cerdas dengan turun ke Open Class. Namun seperti yang saya singgung sebelumnya, kita tetap mematuhi regulasi. Saya tidak pernah meminta regulasi berubah ketika kita berada di belakang tim pabrikan lainnya. Saya hanya membuka buku peraturan dan sadar bahwa Open Class merupakan solusi bagi kami,” tutupnya.
Penulis: Bintang Rahmat
Yusuf Abdillah
9.655
Berita Terkait
Hasil MotoGP Valencia 2025: Marco Bezzecchi Tutup Musim dengan Kemenangan
Hasil MotoGP Portugal 2025: Marco Bezzecchi Terdepan Asapi Alex Marquez, Pecco Bagnaia Lagi-lagi Gagal Finis
Hasil MotoGP Malaysia 2025: Alex Marquez Juara, Pecco Bagnaia Gagal Finis
Hasil MotoGP Australia 2025: Raul Fernandez Raih Kemenangan Perdana, Pecco Bagnaia Masih Terpuruk
Jadwal dan Link Streaming MotoGP Australia 2025 Minggu 19 Oktober, Balapan Sedang Berlangsung
Sirkuit Mandalika Masih Angker buat Marc Marquez, Gagal Finis dan Alami Cedera Tulang Selangka
Hasil MotoGP Mandalika 2025: Fermin Aldeguer Terdepan, 6 Pembalap Terjatuh Termasuk Marc Marquez
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming MotoGP Indonesia 2025, Live Sebentar Lagi
Pecco Bagnaia Frustrasi, Pasrah di Sisa Seri MotoGP 2025
Marc Marquez Tak Yakin Bisa Naik Podium di MotoGP Mandalika 2025