Presiden Madura United Minta Kelanjutan Liga 1 Dikaji Ulang
BolaSkor.com - Presiden Madura United, Achsanul Qosasi, mengirim pesan bijak terkait kelanjutan kompetisi Liga 1 2020. Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan menggelar konferensi pers terkait kelanjutan kompetisi, Minggu (28/6).
Pria yang akrab disapa Ibul tersebut menyebut kompetisi Liga 1 hingga Liga 3 akan digelar kembali bulan Oktober. Kompetisi memang tengah vakum vakum akibat pandemi Virus Corona (COVID-19) sejak pertengahan Maret.
Tetapi Achsanul menilai keputusan yang diambil tidak tepat. Bila dibandingkan liga-liga Eropa yang telah kembali menggelar kompetisi, negara tersebut mampu meredam penyebaran COVID-19.
Sementara di Indonesia, pasien positif Corona justu meningkat. Apalagi Jawa Timur yang menjadi home base Madura United, menjadi provinsi dengan kasus positif terbanyak se-Indonesia.
Baca Juga:
SK Kelanjutan Liga 1 Masih Tahap Finalisasi
Kontrak Pemain Persib Bandung Bakal Berubah saat Jadwal dan Format Liga 1 2020 Sudah Jelas
“Cintailah sepak bola apa adanya. Jangan memaksakan jika belum bisa. Jangan ubah aturan jika belum lazim. Jangan dimainkan jika belum saatnya," ujarnya bijak.
"Naik haji itu rukun Islam. Tapi, bisa ditunda jika belum memungkinkan. Itulah serial kehidupan agar tidak menjadi malapetaka dan tetap berguna bagi banyak orang."
Pria yang akrab disapa AQ tersebut menilai sepak bola mampu memberikan inspirasi, hiburan, kegembiraan, dan menyatukan ikatan emosional yang kuat dari keberagaman bangsa. Beliau menilai sepak bola bukan lagi sebatas cabang olahraga.
“Olah raga tidak mengenal sekat. Semua unsur kehidupan menyatu dalam sepak bola. Kebersamaan, kepedulian, serta kedisiplinan menyatu dalam serial kehidupan kita semua," imbuhnya.
Di samping itu, AQ memandang stakeholders sepak bola yang masih mengutamakan kemenangan sebatas melihat sepak bola suatu permainan bergengsi. Begitu juga dengan mereka yang bersitegang menyikapi suatu perbedaan.
“Ketika kami masih bicara kalah dan menang, berarti kita menyukai sepak bola sebatas gengsi dan ikut-ikutan. Ketika kita saling bully karena perbedaan, berarti kita menyukai sepak bola sebatas emosi dan gagah-gagahan,” pungkasnya. (Laporan Kontributor Bima Pamungkas/Madura)
Tengku Sufiyanto
17.800
Berita Terkait
Kritik Jadwal Persib vs PSM Makassar, Thom Haye: Sangat Gila
Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Dipastikan Pisah Kelas di Olimpiade 2028, Dua Medali Emas untuk Indonesia Dalam Genggaman
NOC Indonesia Tidak Pernah Intimidasi Atlet Kickboxing di SEA Games 2025: Semua Sesuai Peraturan
Manchester United vs Newcastle: The Magpies Sering Jadi Korban The Red Devils di Boxing Day
Vinicius Junior Akan Tinggalkan Real Madrid, Premier League Jadi Destinasi Berikutnya
Fabio Capello Jawab Pertanyaan: Pantaskah Niclas Fullkrug Membela AC Milan?
Nilai Jay Idzes Meroket Lebih dari 10 Kali Lipat, Minat AC Milan Tetap Sama
Jadwal Semifinal Piala Liga Inggris: Newcastle vs Manchester City, Chelsea vs Arsenal
Resep Kepa Arrizabalaga Jadi Pahlawan Arsenal pada Adu Penalti Lawan Crystal Palace
Manchester United Gigit Jari, Antoine Semenyo Pilih Gabung Manchester City