Pemikiran Pragmatis Jose Mourinho Dapat Mengakhiri Kariernya di Man United
BolaSkor.com - Dua musim sudah Jose Mourinho menangani Manchester United. Dalam kurun waktu tersebut, pria yang menjuluki dirinya The Special One sanggup mempersembahkan titel Piala Liga dan Liga Europa di musim pertama, namun, menurun di musim kedua yang dilaluinya tanpa trofi.
Posisi Man United di Premier League memang mengalami peningkatan menjadi runner-up, dibanding musim sebelumnya yang hanya menduduki peringkat enam klasemen. Akan tapi, tanpa trofi di musim kedua? Ini sangat tidak Jose Mourinho sekali, yang konon katanya banyak meraih kesuksesan di musim kedua melatih klub.
Mourinho sukses bersama Porto, Chelsea (dua periode), Inter Milan, dan Real Madrid sebelumnya. Parahnya lagi, permainan Man United jauh dari kata memuaskan. Bahkan, jika dibandingkan dengan identitas bermain Man United, yang bermain ofensif dan menghibur penonton di masa lalu, Man United saat ini benar-benar mengecewakan.
Permainan Antonio Valencia dan kawan-kawan kalah baik dibanding Manchester City, Liverpool, bahkan Tottenham Hotspur. Hal ini menjadi perhatian legenda Man United, Lee Sharpe, yang bermain pada medio 1988-1996.
Menurutnya, permainan defensif Man United yang berlandaskan pemikiran pragmatis Mourinho, dapat memicu kekecewaan fans, apabila musim depan tidak jauh lebih baik dibanding musim ini.

"Bagi saya, musim ini sangat mengecewakan dan tidak cukup menghibur. Ada beberapa klub dengan identitas tertentu dan United tidak pernah menjadi sebuah tim, yang bertahan sepanjang laga jika sudah unggul 1-0," Sharpe bercerita, diberitakan Mirror, Kamis (31/5).
"Anda melihat sisi biru Manchester di bawah Pep (Guardiola), Anda mendapati Jurgen Klopp di Liverpool memainkan sepak bola terbaik di liga dan United bermain lambat, pragmatis, membosankan, bahkan sepak bola yang kedaluwarsa."
"Mungkin, ini waktunya Mourinho menilai kembali hal-hal dari segi taktik. Dia salah satu manajer tersukses selama 10-12 tahun terakhir, trofi datang kemanapun dia pergi, jadi, saya bisa pahami kala dia berkata 'Saya melakukannya dengan cara saya'. Tapi, waktu telah berubah dan jika musim depan tidak dimulai dengan baik, dia bisa berada di bawah tekanan dari fans," terang Sharpe.
Sebagian besar fans Setan Merah boleh jadi setuju dengan opini yang dilontarkan Sharpe. Barangkali, mereka lebih senang jika timnya bermain ofensif dan menghibur, ketimbang menang 1-0 tapi parkir bus alias bertahan total.
Arief Hadi
16.085
Berita Terkait
Pertama Sejak 2022, Manchester United Menang Tanpa Bruno Fernandes
Atasi Newcastle, Manchester United Jaga Rekor Boxing Day di Old Trafford
Hasil Premier League: Kado Natal untuk Fans, Manchester United Tekuk Newcastle 1-0 di Old Trafford
Makna Natal bagi Marselino Ferdinan
Jay Idzes Diakui Punya Aura Pemimpin, Layak Jadi Kapten Sassuolo
Bojan Hodak Waspadai Kebangkitan PSM Makassar
Persija Jakarta Dikabarkan Tertarik Boyong Eks Bomber Persib Bandung Ezra Walian
Persib vs PSM, Laga Spesial Marc Klok
Di MotoGP 2026, Alex Marquez Adalah Rival Marc Marquez, Bukan Adik-Kakak
Persib dan Persija Disebut Bersaing Dapatkan Bek Jebolan Akademi Livorno