Para Manusia Kuat di Balik FIBA World Cup 2023

Tidak banyak yang tahu siapa sosok di balik JIP yang beredar di Indonesia Arena selama penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 Indonesia.
Andhika PutraAndhika Putra - Jumat, 01 September 2023
Para Manusia Kuat di Balik FIBA World Cup 2023
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Maskot FIBA World Cup 2023, JIP (Japan-Indonesia-Philipine) bertugas untuk menyatukan para penggemar di tiap venue perhelatan Piala Dunia di tiga negara penyelenggara. JIP diprogram untuk jadi menyenangkan, ramah, dan sporty.

Tidak banyak yang tahu siapa sosok di balik JIP yang beredar di Indonesia Arena selama penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 Indonesia. Dengan pakem tugas yang berat, mereka harus bisa memberikan hype kepada para fan di setiap acara FIBA World Cup ini.

Setelah JIP diperkenalkan pada akhir Juli lalu di pelataran Sarinah, ada dua orang yang ditugasi untuk memerankan JIP di Indonesia, yaitu Rizwan (32) dan Arsyie (30). Mereka ditemani oleh satu orang asisten JIP yakni Jensen (18).

Ada beragam suka duka yang mereka jalani selama memerankan JIP selama penyelenggaraan Piala Dunia ini. Mulai dari yang kepanasan karena harus berada di dalam kostum JIP dalam waktu cukup lama, hingga seringkali dikerjai oleh para penonton. Tapi, sukanya mereka merasa bahagia bisa menjadi bagian kecil dari kesuksesan perhelatan ini. Kebanggaan yang menurut mereka akan selalu dikenang seumur hidup.

Arsyie adalah pemeran JIP pertama sejak jaman diperkenalkan ke publik Indonesia. Dia ikut dalam tur trofi Naismith di empat kota, Solo, Bali, Surabaya, dan Jakarta. Serta, juga di beberapa aktivitas school visit program Youth Leader "Basketball for Good" dari FIBA Foundation.

Pada game time, dia bertugas di Indonesia Arena. Dia harus mengikuti seluruh aktifitas di tengah lapangan, saat jeda kuarter atau saat half time, ikut main games dan berdansa juga.

"Yang di arena, harus standy by dari satu jam sebelum pertandingan di mulai. Sebelum bertugas di center court, JIP harus menuju tribun penonton, dan hallway stadion untuk menyapa penonton. Lalu di dalam pertandingan pre-games, aktivitas di lapangan semua harus ikut. Apa yang tidak dipahami banyak orang, dikiranya jika bertugas di lapangan ber-AC dengan kostum JIP tidak akan kepanasan. Padahal sama-sama panas juga," katanya.

"Yang seru pas activation pas di tengah lapangan, main squidgames dan games-gemas lain, ikut ngedance juga. Sulitnya, karena kostumnya tebal jadi, gerakan terbatas. Tidak bisa tepuk tangan, tidak bisa angkat tangan. Kalau ke tribun, space tribun kalau ada orang lagi lewat jadi bentrok, agak susah," tambah Arsyie

Apalagi harus melakukan gerakan di setiap jeda kuarter dan halftime. Dikejar waktu dan jarak juga di dalam stadion, sementara dirinya tetap harus bisa membangun suasana untuk penonton agar meriah.

"Di dalam JIP tetap keringetan, pertama karena kostum JIP sangat tebal. Untuk menggunakannya saja butuh waktu 25 menit untuk satu JIP. Di dalam kustom JIP dipasang dua kipas angin portable yang menempel di punggung kanan kiri, tapi karena menggunakan baterai jadi hanya bertahan hingga awal game kedua. Setelahnya tidak ada kipas, hingga tetap panas, baju keringatan seperti berenang. Makanya kostum daleman JIP harus dilaundry tiap hari agar tidak bau," imbuhnya.

Tapi, menurut Arsyie yang seru adalah ketika jalan untuk ikut trofi tur ke daerah, di mana pendamping JIP selalu mengatakan bahwa JIP ini adalah robot basket. Sehingga banyak anak-anak yang terkagum-kagum hingga JIP selalu dikerubuti. Ada yang mau meluk atau foto bersama.

Berbeda dengan Arsyie, Rizwan bertugas menjadi JIP untuk aktivitas fan zone di Senayan Park. Dia harus menghadapi kondisi luar yang kadang sangat terik mataharinya. Apalagi dia harus tampil di fan zone sekitar pukul 13.00 WIB sebagai pembuka.

"Karena ditugaskan di luar ruangan, maka harus cerdas-cerdas atur napas. Karena di dalam kustom itu panas sekali, kalau keringetan pengelihatan terbatas, hanya bisa melihat ke depan, tidak bisa lihat bawah, dan harus mengatur jalan juga kalau tidak bisa jatuh atau kehabisan napas," katanya.

Karena JIP di fan zone menjadi pembuka acara, maka menurutnya, dia juga harus belajar koreografi. Karena hanya diberi latihan satu kali dan dia harus langsung take untuk video. Di fan zone, selain sebagai pembuka, JIP juga harus keluar 3x dalam satu hari dengan durasi keluar 30 menit-an.

Karena pengelihatan terbatas, terkadang, tuturnya ada saja yang iseng. Kadang suka ada yang menepok bahu, saat ditengok pada pura-pura diam.

"Kalau anak kecil enggak suka jahil, yang jahil justru banyakan orang tua. Suka colek-colek atau menepok bahu tiba-tiba. Lalu saat kita tengok pada pura-pura diem. Kita nengok kanan kiri enggak ada yang respon," ucapnya.

Meski kadang susah napas, lalu diisengin, Rizwan mengaku senang bertugas menjadi JIP. Karena sejauh ini menurutnya, ini merupakan kostum maskot yang paling keren. Ada lampunya, kepalanya futuristik dan bisa mengeluarkan berbagai gambar emoticon. Lalu, di dalam kostum juga ada kipasnya biar tidak kepanasan.

"Senangnya, bisa ketemu banyak kenalan. Lalu, saya juga senang karena bisa jadi bagian kecil dari acara sebesar ini. Ada bangganya karena ini Piala Dunia, jadi kedepannya bisa cerita ke orang-orang kalau saya juga ada ambil bikin sukses Piala Dunia meski hanya segelintir perannya," ungkapnya tertawa.

Sang asisten JIP, Jensen mengatakan jika dirinya bertugas untuk memasangkan kostum untuk Rizwan maupun Arsyie. Termasuk membawa fan yang akan dipasangkan di dalam kostum dan memperbaiki kabel di kepala JIP yang terkadang suka error jika kepanasan mesinnya.

"Saya bertugas memasangkan kostum, lalu mengecek kesiapan dari JIP dari fan hingga baterai emoticon yang muncul di kepala JIP. Tapi kadang kalau malam kepalanya suka error, jadi karena harus berbentuk emoticon, jadi kepala JIP buka pasang buka pasang untuk diperbaiki. Kalau tidak bisa juga disiasati, maka harus menggunakan emergency face emoticon manual macam topeng. Kalau sudah begitu kadang kita suka diprotes," tukasnya.

Meski tanggung jawabnya sama besar, tapi Jensen mengaku dirinya bisa lebih santai kerjanya dibandingkan kedua JIP. Lebih fleksible dibandingkan menjadi JIP.

Ternyata untuk menjadi JIP tidak mudah. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Arsyie maupun Rizwan terlebih dahulu. Pertama, mereka harus memiliki ukuran sepatu 40-41. Lalu, tinggi orang yang menggunakan maskot tidak boleh dari 160-165cm. Karena bentuk suit maskot ngikutin berat badan, jadi bila terlalu berat berat badannya maka akan kelihatan buncit perutnya. Apalagi bodi JIP dibuat jadi lebih kekar. Kostum JIP ini didatangkan langsung dari Jepang.

"Ada persyaratan lain dari FIBA yang harus dipatuh. JIP tidak boleh bicara saat bertugas. Lalu kedua, kostum JIP hanya diperbolehkan digunakan kurang dari 45 menit dan tiap 30 menit, yang menggunakan JIP harus melepas kepalanya untuk bisa mendapatkan udara. Hingga jangan sampai nanti mereka kehabisan napas," imbuh William (30), PIC Maskot JIP FIBA World Cup 2023.

Breaking News
Ditulis Oleh

Andhika Putra

Posts

8.253

Berita Terkait

Italia
Terungkap, Sebelum Gabung Juventus Luciano Spalletti Tolak Tawaran Nottingham Forest
Luciano Spalletti sudah diumumkan secara resmi sebagai pelatih baru Juventus untuk menggantikan Igor Tudor yang dipecat awal pekan ini.
Yusuf Abdillah - Jumat, 31 Oktober 2025
Terungkap, Sebelum Gabung Juventus Luciano Spalletti Tolak Tawaran Nottingham Forest
Italia
Resmi Diperkenalkan, Luciano Spalletti Jadi Pelatih Tertua Juventus
Juventus telah resmi memperkenalkan mantan pelatih kepala timnas Italia, Luciano Spalletti, sebagai juru taktik mereka hingga 30 Juni 2026.
Yusuf Abdillah - Jumat, 31 Oktober 2025
Resmi Diperkenalkan, Luciano Spalletti Jadi Pelatih Tertua Juventus
Inggris
Soal Lisandro Martinez, Ruben Amorim Tidak Mau Ambil Risiko
Lisandro Martinez segera kembali memperkuat Manchester United setelah dinyatakan pulih dari cedera.
Yusuf Abdillah - Jumat, 31 Oktober 2025
Soal Lisandro Martinez, Ruben Amorim Tidak Mau Ambil Risiko
Indonesia
Hattrick Juara, SCTV Kampiun Mandiri Media Cup 2025
SCTV berhak menyimpan trofi Mandiri Media Cup secara permanen.
Rizqi Ariandi - Jumat, 31 Oktober 2025
Hattrick Juara, SCTV Kampiun Mandiri Media Cup 2025
Timnas
Gagal ke Piala Dunia 2026, Legenda Persib Sebut Timnas Indonesia Harus Juara Piala AFF
Timnas Indonesia belum pernah menjadi juara Piala AFF sejak digelar pertama kali pada 1996, atau sebelumnya bernama Piala Tiger.
Rizqi Ariandi - Jumat, 31 Oktober 2025
Gagal ke Piala Dunia 2026, Legenda Persib Sebut Timnas Indonesia Harus Juara Piala AFF
Inggris
Ruben Amorim Akui Wawancara Sir Jim Ratcliffe Berdampak Positif untuk Manchester United
Ruben Amorim mengakui dukungan Sir Jim Ratcliffe berdampak besar pada kebangkitan Manchester United. The Red Devils kini bangkit dengan tiga kemenangan beruntun di Premier League 2025/2026!
Johan Kristiandi - Kamis, 30 Oktober 2025
Ruben Amorim Akui Wawancara Sir Jim Ratcliffe Berdampak Positif untuk Manchester United
Italia
Davide Bartesaghi Masuk Radar Barcelona, AC Milan Siaga Satu
Barcelona dikabarkan mengincar Davide Bartesaghi dari AC Milan usai kepergian Inigo Martinez. Milan siap pertahankan bek muda berbakat itu.
Johan Kristiandi - Kamis, 30 Oktober 2025
Davide Bartesaghi Masuk Radar Barcelona, AC Milan Siaga Satu
Spanyol
Batalkan Niat Rekrut Julian Alvarez, Barcelona Fokus Kejar Dusan Vlahovic
Barcelona dikabarkan batal mengejar Julian Alvarez dan kini fokus membidik Dusan Vlahovic dari Juventus. Penyerang asal Serbia itu bisa jadi rekrutan ideal menggantikan Robert Lewandowski yang mulai menurun.
Johan Kristiandi - Kamis, 30 Oktober 2025
Batalkan Niat Rekrut Julian Alvarez, Barcelona Fokus Kejar Dusan Vlahovic
Italia
Cari Striker Baru, AC Milan Jatuh Hati dengan Penyerang Mahal Tottenham Hotspur
AC Milan dikabarkan siap merekrut Dominic Solanke dari Tottenham Hotspur pada bursa transfer mendatang. Rossoneri ingin menambah ketajaman lini depan setelah Santiago Gimenez dan Christopher Nkunku gagal moncer di Serie A.
Johan Kristiandi - Kamis, 30 Oktober 2025
Cari Striker Baru, AC Milan Jatuh Hati dengan Penyerang Mahal Tottenham Hotspur
Jerman
Bertahan sejak 1992-1993, Rekor AC Milan Akhirnya Dipecahkan Bayern Munchen
Bayern Munchen selalu mencatat kemenangan dalam 14 laga yang dijalani musim ini.
Yusuf Abdillah - Kamis, 30 Oktober 2025
Bertahan sejak 1992-1993, Rekor AC Milan Akhirnya Dipecahkan Bayern Munchen
Bagikan