Nostalgia - Saat Liverpool Ditinggal Pelatih Legendaris

Secara tiba-tiba Bill Shankly menyatakan mundur sebagai pelatih Liverpool.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Sabtu, 03 Februari 2024
Nostalgia - Saat Liverpool Ditinggal Pelatih Legendaris
Bill Shankly (liverpoolfc.com)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Jurgen Klopp memutuskan untuk meninggalkan Liverpool pada akhir musim 2023-24. Kabar ini sontak mengejutkan publik Liverpoool, bahkan dunia. Tidak sedikit yang kembali melihat jauh ke belakang saat Liverpool ditinggal pelatih legendaris, Bill Shankly.

"Banyak orang yang mengira sepak bola adalah persoalan hidup dan mati. Saya sungguh kecewa. Sepak bola jauh lebih besar dari sekadar urusan hidup dan mati."

Pernyataan legendaris itu datang dari seorang pelatih legenda, Bill Shankly. Bagi Shankly, pernyataan tersebut adalah keyakinannya. Baginya, sepak bola harus total dan maksimal.

Pada 12 Juli 1974, Bill Shankly memutuskan pensiun. Secara tiba-tiba dia mengatakan mundur sebagai pelatih Liverpool, klub yang dibangunkannya dari mati suri.

Baca Juga:

5 Calon Kuat Pengganti Jurgen Klopp di Liverpool

10 Pembelian Pemain Terbaik Liverpool Era Jurgen Klopp

5 Pemain yang Pernah Mengenakan Seragam Arsenal dan Liverpool

Shankly adalah legenda sejati, tidak hanya bagi Liverpool, tapi seluruh dunia. Buktinya, berdasarkan poling World Soccer pada 2001, Shankly merupakan pelatih paling legendaris di Britania Raya. Dia mengungguli dua nama pelatih besar lain, Sir Alex Ferguson dan Arsene Wenger.

Bagi suporter Liverpool, Shankly sudah seperti dewa. Dia dianggap sebagai pelatih terbesar. Selama membesut The Reds dari 1959 hingga 1974, Shankly telah membawa Liverpool meraih tiga gelar Liga Inggris, dua Piala FA, tiga Charity Shields, dan satu Piala UEFA.

Namun bukan raihan gelar yang membuat suporter Liverpool mendirikan monumen untuk mengenang Shankly di Stadion Anfield. Laki-laki yang meninggal dunia pada 1981 tersebut dianggap sebagai peletak fondasi kebesaran Liverpool.

Saat kali pertama ditunjuk menjadi pelatih oleh TV Williams, yang saat itu presiden Liverpool, pada 1959, Shankly dihadapkan pekerjaan besar. Selain terpuruk di Divisi II, kondisi Liverpool sangat parah. Lapangan hancur, tribun penonton rusak, dan kamar ganti pemain memprihatinkan.

Reformasi total langsung dilaksanakan Shankly. Dia tak hanya berhasil menuntaskan problem internal, tapi juga sukses memberikan sederet gelar, baik di kancah lokal atau Eropa. Dan yang terpenting memberikan dasar-dasar yang kuat bagi para penerus yang dikenal sebagai The Liverpool Way.

Shankly lahir pada 1913 di daerah pertambangan Glenbuck, Skotlandia. Suatu kawasan yang sangat menggemari sepak bola. Pada periode 1890-1940, daerah Glenbuck telah menelurkan lebih dari 50 pesepak bola profesional.

Shankly tumbuh seperti rekan-rekan sebayanya. Bekerja sebagai di penambangan enam hari seminggu. Sebagai pelepas kepenantan, Minggu dijadikan waktu untuk bermain bola. Seiring waktu sepak bola menjadi jalan hidup bagi Shankly untuk mendapatkan kebebasan.

Pada 1932, dia bergabung dengan Carlisle United dan beberapa tahun kemudian pindah ke Preston North End Club. Shankly tercatat pernah memperkuat timnas Skotlandia sebanyak tujuh kali.

Saat berusia 33 tahun, Shankly memutuskan gantung sepatu dan beralih mencoba karier di dunia kepelatihan. Carlisle menjadi klub pertama yang dibesutnya. Kemudian berlanjut ke klub yang lebih besar, Grimbsy, Workington, dan Huddersfield. Tahun 1959 menjadi fase paling penting bagi Shankly.

Saat itulah dia diberi kepercayaan oleh Presiden Liverpool, TV Williams, untuk membenahi The Reds. Tugas yang sangat berat. Kondisi Liverpool saat itu compang-camping dan terpuruk di Divisi II.

Revolusi Shankly dimulai. Untuk pola permainan, Shankly memperkenalkan ilmunya yang kemudian melegenda, the five-a-side games atau passing game. Menurut Shankly, sebenarnya sepak bola itu sederhana, yakni seni mengumpan dan bergerak, pass and move.

Meski sederhana, filosofi Shankly memerlukan kecerdasan berpikir untuk mengumpan dan mencari ruang untuk menerima umpan. Intinya, Shankly menekankan para pemainnya untuk menggunakan otak dalam bermain.

Pembenahan selanjutnya, Shankly meminta tempat latihan di Melwood dibenahi. Selain itu kebiasaan baru pun diterapkan seperti mewajibkan semua pemain berkumpul di Anfield untuk kemudian berbarengan naik bus ke Melwood. Seusai latihan, para pemain kembali diwajibkan ke Anfield bersama-sama sebelum pulang ke rumah masing-masing.

Dan tentu saja muncul prinsip penting yang ditanamkan Shankly untuk membentuk mental juara pada pasukannya. "If you are first you are first. If you are second, you are nothing."

Namun pada Juli 1974, Liverpool dikejutkan dengan keputusan pensiun Shankly. Pasalnya pada musim sebelumnya Liverpool baru saja merebut Piala UEFA. Shankly mengungkap dirinya sudah ingin mundur sejak lima pekan sebelumnya. Namun petinggi klub terus membujuknya untuk bertahan. Namun pada 12 Juli 1974, Shankly akhirnya mengumumkan pensiun sebagai pelatih setelah 15 tahun menangani Liverpool.

"Tekanan semakin terbangun sepanjang 40 tahun dalam permainan ini, saya merasa sudah waktunya untuk istirahat," ujar Shankly.

Meski sudah mengumumkan pensiun, Shankly masih memimpin Liverpool memenangi laga Charity Shield mengalahkan Leeds United. Ini merupakan penampilan terakhir Shankly sebagai manajer Liverpool.

Kecintaan Shankly kepada Liverpool rupanya sangat besar. Dia masih sering berada di tempat latihan Liverpool, melihat anak asuhnya berlatih. Namun kehadirannya acap mengganggu latihan dan membuat pemain lebih mendengarkan Shankly ketimbang pelatih. Alhasil, klub memutuskan melarang Shankly hadir di tempat latihan.

Melihat Liverpool yang ditangani Bob Paisley mampu melanjutkan suksesnya, Shankly kemudian menjadi konsultas untuk berbagai klub, termasuk rival sekota Liverpool, Everton.

Shankly meninggal dunia secara mendadak karena serangan jantung pada September 1981. Pada 1999, namanya ditempatkan di FIFA International Football Hall of Fame.

Liverpool Jurgen Klopp Nostalgia Breaking News
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.252

Berita Terkait

Timnas
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Siap Tempur Lawan Arab Saudi dan Irak, Jordi Amat Berharap Wasit Bersikap Adil
Bek Timnas Indonesia, Jordi Amat, dalam kondisi prima jelang laga melawan Arab Saudi dan Irak pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Ia berharap wasit bersikap adil di dua laga tersebut.
Arief Hadi - Kamis, 02 Oktober 2025
Kualifikasi Piala Dunia 2026: Siap Tempur Lawan Arab Saudi dan Irak, Jordi Amat Berharap Wasit Bersikap Adil
Inggris
'Hobi' Chelsea Koleksi Kartu Merah Hambat Alejandro Garnacho
Chelsea sudah mengoleksi tiga kartu merah dalam empat pertandingan terakhir.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
'Hobi' Chelsea Koleksi Kartu Merah Hambat Alejandro Garnacho
Italia
Pelatih Legendaris AC Milan Kritik Keras Bintang Inter Milan
Pelatih legendaris AC Milan Fabio Capello mengkritik keras Federico Dimarco setelah bek Inter Milan tersebut mengeluhkan seringnya pergantian pemain di bawah pelatih sebelumnya, Simone Inzaghi.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Pelatih Legendaris AC Milan Kritik Keras Bintang Inter Milan
Spanyol
Isu Pemain Mogok Tampil Warnai Kemenangan Real Madrid di Kazakhstan
Kemenangan Real Madrid atas Kairat Almaty dinodai kabar adanya pemain yang menolak bermain.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Isu Pemain Mogok Tampil Warnai Kemenangan Real Madrid di Kazakhstan
Italia
Napoli Kalahkan Sporting, Antonio Conte dan Kevin De Bruyne Bantah Berselisih
Antonio Conte menjawab isu yang menyebutkan adanya keretakan hubungan dengan Kevin De Bruyne.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Napoli Kalahkan Sporting, Antonio Conte dan Kevin De Bruyne Bantah Berselisih
Italia
Massimiliano Allegri Inginkan Bek Baru, AC Milan Bersiap Gaet Joe Gomez pada Januari
Joe Gomez yang saat kesulitan mendapatkan waktu bermain di Liverpool kembali menjadi bidikan AC Milan.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Massimiliano Allegri Inginkan Bek Baru, AC Milan Bersiap Gaet Joe Gomez pada Januari
Inggris
Beri Kebebasan Penuh, Mikel Arteta Ingin Martin Odegaard Lebih Berani Ambil Risiko
Pelatih Arsenal Mikel Arteta menginginkan Martin Odegaard untuk lebih berani mengambil risiko dalam menciptakan kreasi bagi timnya.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Beri Kebebasan Penuh, Mikel Arteta Ingin Martin Odegaard Lebih Berani Ambil Risiko
Liga Europa
AS Roma vs Lille: Calvin Verdonk Kemungkinan Starter, Gasperini Waspadai Olivier Giroud
AS Roma akan menjamu Lille pada matchday kedua Liga Europa yang akan berlangsung di Stadion Olimpico, Kamis (2/10) pukul 23.45 WIB.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
AS Roma vs Lille: Calvin Verdonk Kemungkinan Starter, Gasperini Waspadai Olivier Giroud
Italia
Cetak Brace, Rasmus Hojlund Samai Jumlah Gol yang Dibuatnya dalam 35 Laga Terakhir di Manchester United
Rasmus Hojlund memborong dua gol saat Napoli mengalahkan Sporting CP 2-1 di Liga Champions.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Cetak Brace, Rasmus Hojlund Samai Jumlah Gol yang Dibuatnya dalam 35 Laga Terakhir di Manchester United
Italia
Presiden AC Milan Ungkap Detail Stadion Baru, Berbentuk Oval, Berkapasitas 71.500, dan Dua Tingkat
Presiden AC Milan Paolo Scaroni mengatakan stadion baru ini akan memungkinkan para suporter berada lebih dekat dengan lapangan, meningkatkan pengalaman menonton.
Yusuf Abdillah - Kamis, 02 Oktober 2025
Presiden AC Milan Ungkap Detail Stadion Baru, Berbentuk Oval, Berkapasitas 71.500, dan Dua Tingkat
Bagikan