Mimpi Arda Turan Jadi Kenyataan di Barca

sukmasukma - Senin, 22 Agustus 2016
Mimpi Arda Turan Jadi Kenyataan di Barca
(Sumber: Getty Images)

Mimpi Arda Turan Jadi Kenyataan di Barca - Mimpi Arda Turan untuk membela Barcelona, jadi kenyataan di bursa musim panas 2015 lalu. Barca memutuskan untuk memboyongnya dari tim rival, Atletico Madrid, seharga €35 juta (Rp. 522 Miliar).

“Mimpi saya jadi kenyataan. Sepanjang hidup saya selalu ingin membela Barcelona dan ini bisa jadi puncak dari kerier saya,” begitu kalimat pertama Turan, dalam perkenalannya sebagai pemain baru Blaugrana.

Hegemoni kedatangan Turan disambut positif oleh mayoritas khalayak sepakbola, terutama para Cules. Kapten timnas Turki itu dipandang sebagai pelapis yang sangat kompetitif untuk trio MSN di lini depan, juga jadi alternatif jitu untuk gantikan peran Andres Iniesta atau Ivan Rakitic di lini tengah. Apalagi sosoknya merupakan request khusus dari sang pelatih, Luis Enrique. Tentu ini bukan pembelian sembarangan.

Namun ketika kita melihatnya dari kacamata yang lebih besar, transfer Turan sejatinya menyimpan cukup banyak sisi negatif. Entah itu secara teknis maupun non-teknis dan hal itu terpapar jelas di musim perdananya bersama Barca.

Turan yang bergabung di usia matang pesepakbola, 28 tahun, datang di saat yang tak tepat. Ya, kala itu sanksi embargo transfer dari FIFA masih mengekang Barca. Semua aktivitas pembelian pemain sejak Januari 2015 pun dianggap tak sah, hingga bebas hukuman setahun berselang.

Kendati memiliki opsi untuk dipinjamkan ke klub lain, Turan kukuh memilih bertahan. Keputusan itu memang menunjukkan loyalitas sejati pada klub yang dicintainya sejak kecil, tapi secara profesional tentu berdampak buruk.

Absen bermain selam enam bulan, berpotensi besar mengikis signifikan mental seorang pemain. Lebih-lebih Turan bermain untuk klub sebesar Barca, yang setiap musimnya memiliki tuntutan dan tekanan yang amat besar. Rutinitas berlatih dengan tim, hanya sedikit membantu.

Ketakutan itu pun hadir, ketika Turan akhirnya benar-benar memulai karier di Barca pada Januari 2016. Di usianya yang sudah bertambah jadi 29 tahun, ia gagal menunjukkan kualitas sejati yang pernah diperlihatkan kala membela Atletico.

Selain itu filosofi tiki-taka yang lekat dengan Barca, juga membuat Turan yang biasa bermain pragmatis di Atletco tampak sulit menyatu. Ia kerap terlihat salah dalam penempatan posisi dan buruk mengambil keputusan, ketika bola melekat di kakinya. Sepasang gol dan empat assist, jadi statistik minim dari 1.170 menit waktu bermainnya musim lalu. Tentu saja segalanya semakin sulit karena trio MSN yang dilapisinya bisa dikatakan tak tersentuh, sehingga momen unjuk kualitas pun jadi sangat terbatas.

Performa buruk Turan selama di Barca, parahnya menular ketika memimpin timnas Turki di Euro 2016 lalu. Ia tampil begitu buruk hingga urung antarkan negaranya lolos dari babak fase grup. “Turan Out!” kecam mayoritas suporter Turki, yang ironisnya juga didukung Cules fanatik terhadap nasib sang pemain di Camp Nou.

Tak heran bila di bursa musim panas ini nama Turan gencar dirumorkan jadi salah satu penggawa yang bakal dijual Barca. Terlebih di masa pramusim, ada Munir El Haddadi yang tampil begitu ciamik menggantikan pos Neymar yang pergi sejenak membela Brasil di Olimpiade 2016.

Namun momentum yang memang sangat dibutuhkan Turan untuk menegaskan statusnya di Barca, akhirnya datang juga tatkala kampanye musim 2016/17 dimulai. Tampil selama 166 menit pada dua leg Piala Super Spanyol 2016 -- akibat situasi Neymar -- ia tampil memesona dengan sumbangsih sepasang gol dan satu assist. Azulgrana pun dibawanya jadi kampiun dengan keunggulan agregat 5-0 atas Sevilla.

Dilihat dari pemainannya, tampak jelas Turan kini sudah sangat memahami filosoif bermain Barca. Mobilitasnya luar biasa, memaksimalkan staminanya menakjubkan. Keputusannya pada sirkulasi bola juga tak lagi gegabah dengan akurasi yang mencapai 85,7 persen per partai.

Peningkatan performa Turan makin tegas ditunjukkan pada jornada perdana La Liga Spanyol 2016/17 hadapi Real Betis. Ia tampak begitu padu bahkan sanggup mengimbangi ritme permainan kelas tinggi yang dipentaskan Lionel Messi dan Luis Suarez di lini depan.

Tampil selama 90 menit, Turan sukses menorehkan satu gol dan satu assist. Ia bahkan jadi pemain yang memiliki akurasi umpan tertinggi selama pertandingan, lewat persentas 94,8 persen. Barca pun dibawanya menang telak 6-2.

Eksploitasi yang dilakukan Turan terhadap momentumnya di Barca, memberi sinyal bagi pihak klub bahwa mereka akan menyesal jika melepasnya di bursa musim panas ini. Sang Turki menegaskan bahwa Enrique tak salah memandangnya sebagai pelapis terbaik trio MSN.

(Sumber: Fourfourtwo)
Arda Turan Barcelona FC
Ditulis Oleh

sukma

#kitabisa&ada
Posts

487

Bagikan