Menilik Ulah Fans, Inggris Memang Layak Kalah Adu Penalti
BolaSkor.com - Legenda sepak bola Jerman Lothar Matthaus tidak menahan ucapannya ketika membahas kegagalan timnas Inggris di Piala Eropa 2020. Matthaus menilai Inggris memang layak kalah di drama adu penalti.
Seperti diketahui, Inggris kalah 2-3 di drama adu penalti melawan Italia setelah laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal pada final Piala Eropa 2020 di Wembley. Dua pencetak gol di waktu normal itu adalah Luke Shaw dan Leonardo Bonucci.
Inggris bertahan dalam dan 'ketakutan' menyerang Italia. Itu bisa dilihat dari penguasaan bola 66 persen Italia dan banyaknya peluang yang mereka ciptakan.
Baca Juga:
Susunan Pemain Terbaik Piala Eropa 2020: Tidak Ada Nama Cristiano Ronaldo
UEFA Dakwa Suporter Bersalah, Inggris Terancam Kena Sanksi
Pemerintah Inggris Siap Rekomendasikan Southgate Dapat Gelar 'Sir'
Pada drama adu penalti tiga penendang Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka gagal mencetak gol, sedangkan dari Italia Andrea Belotti dan Jorginho gagal mencetak gol.
Kekalahan dari drama adu penalti itu membuat persentase kesuksesan Inggris di fase itu di rasio rendah 22 persen (hanya dua kali menang dari enam drama adu penalti). Itu juga mengingatkan publik akan kegagalan penalti melawan Jerman di semifinal Piala Eropa 1996.
Lothar Matthaus: Inggris Layak Dapat Trauma Penalti
Matthaus sama sekali tak memiliki simpati atas kekalahan Inggris apalagi jika mengingat ulah suporter. Dengan tegas Matthaus menilai Three Lions memang layak kalah karena hal tersebut.
"Fans Inggris memusuhi gadis kecil berbaju Jerman itu," tulis Matthaus di SportBild. "Mereka bersiul kala lawan menyanyikan lagu kebangsaan."
"Kiper Denmark Kasper Schmeichel dibutakan dengan laser saat penalti yang dilakukan Raheem Sterling untuk masuk ke semifinal."
"Tambahkan juga permusuhan rasis terhadap pemain mereka sendiri setelah final. Orang Inggris yang terhormat, itu adalah perilaku tidak sportif yang tidak kami ketahui dari Anda dan tidak pernah ingin melihat lagi."
"Jadi, maaf untuk para pemain tetapi Anda pantas mendapatkan trauma setelah final kalah dalam adu penalti," cetus dia.
Insiden yang dimaksud Matthaus itu datang ketika gadis cilik dengan jersey Jerman dihina oleh fans Inggris pasca 16 besar Piala Eropa 2020 (Inggris menang 2-0).
Belum lagi siulan kepada lagu kebangsaan lawan yang sudah diperingati Gareth Southgate, pelatih timnas Inggris sebelum laga final. Serta permainan laser suporter kepada Schmeichel di semifinal.
Terakhir adalah momen ketika tiga pemain Inggris, Rashford, Sancho, dan Saka gagal mencetak gol penalti lalu menjadi korban rasial di media sosial oleh suporter Inggris.
Arief Hadi
16.031
Berita Terkait
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Rabu (17/12): Tambah 10 Medali Emas, Tim Indonesia Nyaman di Urutan Kedua
SEA Games 2025: Pecah Telur Medali Emas, Tim Equestrian Indonesia Bidik Target Lebih Tinggi
Talavera vs Real Madrid: Los Blancos Pantang Anggap Enteng Lawan
SEA Games 2025: Tim Berkuda dan Gulat Rebut Medali Emas Pertama
Chelsea ke Semifinal Piala Liga Inggris, Enzo Maresca Kembali Tersenyum
SEA Games 2025: Riau Ega Raih Medali Emas, Tim Panahan Indonesia Mendominasi
SEA Games 2025: Rendi dan Memo Ungkap Kisah di Balik Medali Emas Nomor Men's Double Sculls
Kylian Mbappe Menang Gugatan, PSG Harus Bayar Rp1 Triliun Lebih
SEA Games 2025: Resep Panahan Indonesia Kawinkan Emas Beregu Recurve
Jadi Kiper Terbaik FIFA 2025, Gianluigi Donnarumma Bidik Banyak Trofi di Manchester City