Marco Motta: Mengapa Kompetisi Sulit Bergulir Kembali?


BolaSkor.com - Tahun 2020 menjadi tahun yang sulit bagi sepak bola di Indonesia. Bagaimana tidak? Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 yang baru berjalan harus dihentikan, lantaran pandemi Virus Corona (COVID-19).
Sejak dihentikan pada Maret lalu, kompetisi Liga 1 dan Liga 2 masih belum bisa berjalan sampai dengan saat ini. Banyak faktor yang menyebabkan sulitnya kompetisi kembali digelar. Mulai dari izin keramaian Polri, sampai dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang akan berlansung pada 9 Desember ini.
Padahal PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI sudah membuat protokol kesehatan yang sangat ketat untuk bisa menggelar kompetisi kembali. Namun apa daya, semua yang sudah dipersiapkan dengan baik tidak bisa menjamin kelangsungan dari kompetisi.
Baca Juga:
Stefano Lilipaly Tak Masuk Rencana Kedah FA Musim Depan
Dipinjamkan Persija ke Penang FC, Ryuji Utomo: Bukan Jalan-jalan
Bek sayap Persija Jakarta, Marco Motta juga ikut menanggapi ketidakjelasan kompetisi ini. Mantan pemain Juventus itu bahkan menilai setelah sepuluh bulan vakum, seharusnya sepak bola Indonesia sudah bisa dilaksanakan kembali.
"Sejak saya kecil, akhir pekan adalah selalu tentang sepak bola. Di setiap bagian dunia, tentunya dengan kebijakan yang tepat mengenai situasi yang sulit seperti saat ini, mereka tetap bisa melanjutkan permainan," tulis Motta di akun instagram pribadi miliknya.
"Mengapa hal ini masih tidak memungkinkan terjadi di Indonesia? Kapankah pengumuman dari semua otoritas yang terkait tentang tanggal resmi dimulainya kembali?" sambung eks Juventus tersebut.
"Saya menghormati keputusan yang dibuat tetapi saya benar-benar berusaha untuk memahami situasinya. Sepak bola selalu berarti untuk semua penggemar, selalu ada gairah dan ikatan emosional. Tetapi yang paling penting di atas itu semua adalah pengalaman untuk merasakan hal yang menyenangkan," lanjut Motta.
Sejauh ini Motta masih menghormati kontraknya dengan Persija sambil berharap sepakbola kembali eksis di Indonesia. Pemain berusia 34 tahun tersebut berharap Indonesia bisa mengikuti negara lain, yang sepakbola tak hilang ditelan keadaan.
"Sekarang yang kita butuhkan adalah hanya sekadar 90 menit yang penuh dengan emosi dan energi positif. Sepak bola selalu bisa memberikan perasaan itu kepada kita. Setelah sepuluh bulan, Sepak bola sudah sepantasnya untuk kembali!" tegasnya.
Hadi Febriansyah
4.870
Berita Terkait
Link Streaming Belanda vs Finlandia, Minggu 12 Oktober 2025

Demi Bertahan di Manchester United, Harry Maguire Menolak Gaji Rp11 Miliar per Pekan
FIFA Bakal Larang Laga Liga Domestik di Luar Negeri

Olympic Day 2025, Saatnya Bergerak dan Dukung Tim Indonesia

Pengamat: Patrick Kluivert Tidak Kompeten, Alex Pastoor Jadi Pelatih Kepala

Skuad Piala Dunia Inggris Hanya untuk Pemain-pemain Berkarakter Kuat

Erling Haaland Tidak Terhentikan, Norwegia Menatap Piala Dunia Pertama sejak 1998

Kesulitan di Liverpool, Florian Wirtz Dibela Julian Nagelsmann

Ketidakcermatan Patrick Kluivert buat Timnas Indonesia Gagal ke Piala Dunia 2026

Gelar Acara Perayaan Juara Bertajuk History of The Champions, Dewa United Banten Optimistis Tatap Musim Baru
