Ketika Manchester City Beri Penghormatan untuk Skena Musik di Kota Manchester Era 1980an

BolaSkor.com - Manchester City merilis seragam tandang untuk musim 2019-2020 beberapa pekan lalu. Rupanya, terdapat penghormatan untuk skena musik di Kota Manchester era 1980an, Madchester, dalam jersey tersebut.
Memasuki musim 2019-2020, Manchester City berganti sponsor apparel dari Nike menjadi Puma. The Citizens pun merilis jersey anyar untuk mengarungi musim baru.
Berstatus sebagai tim juara bertahan, Manchester City pun mendapat perlakuan khusus dari Puma. Seragam Sergio Aguero dan kawan-kawan dibuat dengan sedemikian rupa oleh apparel asal Jerman itu.
Seragam tandang Manchester City berwarna hitam dengan aksen emas pertanda juara. Warna biru dan merah muda menghiasi jersey anyar The Citizens.
Baca Juga:
Selain itu, terdapat detail kecil yang sengaja diberikan oleh Puma untuk Manchester City. Detail itu ditambahkan untuk memberi penghormatan untuk skena musik Madchester.
Pada bagian belakang seragam Manchester City, terdapat tulisan Manchester berwarna hitam. Namun, apabila diperhatikan, terdapat huruf "D" berwarna biru di belakang huruf "N"
Artinya, kata Manchester yang tertulis di bagian belakang jersey mengalami perubahan. Kata Madchester terbentuk dengan adanya huruf tersebut.
Skena musik Madchester merupakan yang membuat Kota Manchester sempat disegani di belantika musik Inggris. Era Madchester terjadi pada 1980an, tepatnya sebelum era Oasis yang juga berasal dari Kota Manchester.
Menariknya, era Madchester diawali oleh grup musik the Stone Roses. Bukan tanpa alasan, Ian Brown dan Mani dari grup musik tersebut adalah penggemar berat rival satu kota Manchester City, Manchester United.
Madchester meraih puncak kesuksesan bersama band-band seperti the Stone Roses, Inspiral Carpets, 808 State, dan the Happy Mondays. Terminologi Madchester sendiri dipopulerkan oleh media-media asal Inggris.
Ciri khas karya musisi Madchester adalah penggabungan musik rock alternatif dicampur dengan acid house dan dance cultures. Sleain itu, terdapat influensi dari musik psychedelic 1960an.
Sayangnya, Madchester mulai mati pada awal dekade 1990an. Popularitas mereka digantikan dengan munculnya musisi Britpop seperti Oasis (yang juga berasal dari Kota Manchester) dan Blur.
Budi Prasetyo Harsono
5.618
Berita Terkait
Usai Kalahkan Timnas Indonesia, Pelatih Irak: Sekarang Tekanan Ada di Arab Saudi

Scott McTominay Klaim Lebih Bisa Berkembang bersama Napoli ketimbang Manchester United
Kyle Walker Akui Hengkang ke AC Milan adalah Keputusan yang Salah

Link Streaming Belanda vs Finlandia, Minggu 12 Oktober 2025

Demi Bertahan di Manchester United, Harry Maguire Menolak Gaji Rp11 Miliar per Pekan
FIFA Bakal Larang Laga Liga Domestik di Luar Negeri

Olympic Day 2025, Saatnya Bergerak dan Dukung Tim Indonesia

Pengamat: Patrick Kluivert Tidak Kompeten, Alex Pastoor Jadi Pelatih Kepala

Skuad Piala Dunia Inggris Hanya untuk Pemain-pemain Berkarakter Kuat

Erling Haaland Tidak Terhentikan, Norwegia Menatap Piala Dunia Pertama sejak 1998
