Ketika Jadwal Padat Pesepak Bola Profesional Eropa Lebih 'Kejam' ketimbang Atlet Lainnya
BolaSkor.com - Suatu hari Jurgen Klopp, manajer Liverpool, pernah berkata seperti ini. "Saya suka kompetisi, tapi di satu poin seseorang harus muncul dan berpikir, mereka adalah pemain-pemain."
"Anda tidak ingin melihat Anthony Joshua (petinju) bertarung tiap detiknya setiap malam. Itu tidak memungkinkan. Tidak ada di olahraga lainnya - American Football, Anda memiliki jeda musim panas yang lebih panjang dari musim kami."
"Dalam basket, mereka punya liga musim panas. Hanya di sepak bola semuanya ingin kompetisi-kompetisi besar saat Anda bisa degradasi, promosi, bermain untuk sesuatu."
Apa yang dikeluhkan Klopp itu relasinya ada pada jadwal padat pesepakbola profesional Eropa yang menyulitkan mereka untuk beristirahat tiap tahunnya. Klopp tidak habis pikir dengan cara mereka bekerja 'bagai kuda'.
Baca Juga:
Bidik Paul Pogba, Real Madrid Kirim Tawaran Menarik untuk Manchester United
Demi Bale, Manchester United Pilih Lepas Pogba ke Madrid daripada Juventus
Contohnya sudah cukup sering terjadi, khususnya di Inggris yang baru akan menerapkan jeda musim dingin di musim ini (2019-20). Gelandang Manchester United, Paul Pogba, bisa dijadikan contoh dari musim 2017-18 hingga Piala Dunia 2018.
Pogba bisa disebut nyaris tidak berhenti menjalani rutinitas sebagai pesepakbola profesional. Selain bermain dengan Man United di Premier League, Eropa, Piala FA, Piala Liga, Pogba juga bermain di jeda internasional hingga Piala Dunia 2018.
Belum lagi dengan laga-laga persahabatan yang 'tidak berguna' ketika suatu timnas melakoni perjalanan jauh demi pertandingan uji coba. Pasca berpatisipasi di Piala Dunia 2018, Pogba hanya diberi libur tambahan tiga pekan sebelum memulai musim baru dengan United.
Hal itu juga berlaku kepada Son Heung-min, pemain Tottenham Hotspur, yang menjalani rutinitas yang sama hingga bermain di Asian Games 2018 di Indonesia.
Kepadatan jadwal para pesepakbola profesional itu sudah masuk kategori berlebihan atau cenderung tidak manusiawi. Sekedar untuk perbandingan yang dibuat oleh Qz, ada fakta yang membuktikan jadwal pesepakbola lebih padat dibanding atlet profesional lainnya.
Joshua, petinju kelas berat Inggris, secara umum bertarung dua kali setahun (maksimal tiga kali) dalam pertarungan yang dipromosikan oleh promotor.
Lalu American Football dimulai dari September hingga Super Bowl pada Februari, sebagian besar tim bahkan mengakhiri musim reguler pada Desember. Total hanya tiga bulan bermain kompetitif.
Pun demikian olahraga populer Amerika Serikat, NBA, yang mana musim regulernya berlangsung dari Oktober hingga pertengahan April, dengan pasca musim berlanjut hingga Juni.
Stephen Curry, bintang NBA yang bermain di Golden State Warriors, pada musim 2017-18 membantu tim memenangi titel. Sempat diganggu dengan cedera, Curry sempat bermain dengan rata-rata 32 menit di 51 laga (dari total 82 laga).
Segala hal itu mengarahkan arahan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab mengatur jadwal sepak bola di Eropa. Sepak bola olahraga populer dunia, tapi ironis tentunya jika kesehatan atau kebugaran pemain tidak diperhatikan.
Para pemain akan semakin rentan cedera jika kelelahan akibat jadwal padat. Sudah kelelahan akibat jadwal padat, jarang berlibur juga. Klopp pun menutup percakapan dengan pertanyaan singkat.
"Di satu poin, kami harus memikirkan apakah kami akan melakukan opera setiap malam, setiap dua bulan?" tanya Klopp seraya menyindir jadwal padat pesepakbola profesional di Eropa.
Arief Hadi
16.031
Berita Terkait
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Rabu (17/12): Tambah 10 Medali Emas, Tim Indonesia Nyaman di Urutan Kedua
SEA Games 2025: Pecah Telur Medali Emas, Tim Equestrian Indonesia Bidik Target Lebih Tinggi
Talavera vs Real Madrid: Los Blancos Pantang Anggap Enteng Lawan
SEA Games 2025: Tim Berkuda dan Gulat Rebut Medali Emas Pertama
Chelsea ke Semifinal Piala Liga Inggris, Enzo Maresca Kembali Tersenyum
SEA Games 2025: Riau Ega Raih Medali Emas, Tim Panahan Indonesia Mendominasi
SEA Games 2025: Rendi dan Memo Ungkap Kisah di Balik Medali Emas Nomor Men's Double Sculls
Kylian Mbappe Menang Gugatan, PSG Harus Bayar Rp1 Triliun Lebih
SEA Games 2025: Resep Panahan Indonesia Kawinkan Emas Beregu Recurve
Jadi Kiper Terbaik FIFA 2025, Gianluigi Donnarumma Bidik Banyak Trofi di Manchester City