Ketika Francesco Totti Ingin Memukul Pavel Nedved
BolaSkor.com - Serie A di masa lalu (medio 90-an) begitu indah. Persaingan ketat, perang bintang terjadi di antara pertarungan tim-tim papan atas, hingga kekuatan klub-klub Italia yang begitu disegani di Eropa.
Juventus, Inter Milan, AC Milan, Parma, Sampdoria, AS Roma, Napoli, merupakan klub dengan basis fans lawas yang cukup besar. Saking banyaknya bintang yang bertarung satu sama lain di Serie A, sulit membedakan mana pemain yang benar-benar mencolok dengan kualitas bermain mereka seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo saat ini.
Kurang lebih seperti itulah keindahan persaingan di Serie A masa lalu. Kenangan itu selalu ada dalam pikiran pecinta sepak bola lawas Serie A. Jika boleh berbicara, dua pemain bintang yang dahulu bersaing ketat dan kini telah pensiun adalah Pavel Nedved dan Francesco Totti.
Nedved legenda bagi Juventus dan Totti legenda sekaligus 'kapten abadi' untuk Roma. Klimaks pertarungan keduanya terjadi di Piala Dunia 2006, ketika timnas Italia berjumpa dengan Republik Ceko di penyisihan grup E.
Italia keluar sebagai pemenang dengan skor 2-0. Kendati demikian, Gianluigi Buffon dibuat berkeringat dengan beberapa penyelamatan yang dilakukannya guna menghentikan peluang dari sepakan keras rekan setimnya saat itu di Juventus, Nedved.
Mengenang kembali momen tersebut, Totti menuliskan catatan unik dalam buku autobiografi "Un Capitano" mengenai Nedved.

"Di hari itu performa Nedved benar-benar tak bisa dihentikan dan menyakitkan bagi saya mengatakannya, karena saya tidak pernah bisa berada dengannya di lapangan pertandingan," ucap Totti, diberitakan Football-Italia.
"Dia pengeluh yang sangat mengejutkan. Anda menyentuhnya dengan ringan dan dia jatuh berkali-kali sejauh 10 meter. Ini membuat saya ingin memukulnya dan hal tersebut mengatakan segalanya," lanjutnya.
Tentu saja jangan salah diartikan bahwa Totti benar-benar membenci Nedved. Ia hanya kesal dengan tingkahnya dan mengakui dengan terbuka akan kekagumannya kepada performa gemilang Nedved.

"Meski berkata demikian, dia benar-benar bagus. Sangat bagus dan di laga itu Buffon harus melakukan tiga-empat penyelamatan top untuk mencegah peluang darinya. Setelah berulang kali berkata saya membencinya sebagai pemain, saya juga harus memberikan penghargaan karena dia benar-benar baik kepada saya ketika bertemu untuk kali pertama di luar undian Liga Champions di Monte Carlo," tambah Totti.
"Nedved datang kepada saya - pada saat itu saya melakukan debut dalam peran Direktur (Sepak Bola) - dan bertanya kepada saya bagaimana perasaan saya setelah mengakhiri karier (sebagai pesepakbola)," pungkasnya.
Arief Hadi
15.882
Berita Terkait
Hadapi SEA Games 2025, Timnas Indonesia U-22 Berangkat ke Thailand Jumat 28 November
Sumardji Sempat Komunikasi dengan Timur Kapadze
Menpora Beri Target Perak, PSSI Justru Ingin Timnas Indonesia U-22 Pertahankan Emas di SEA Games 2025
Presiden Prabowo Instruksikan Tiga Langkah Besar untuk Kesejahteraan Atlet Indonesia
Waketum PSSI Akui Salah Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Berasal dari Belanda
Hasil AFC Champions League Two 2025/2026: Persib Kalah di Singapura
Jadwal Siaran Langsung dan Link Streaming Atletico Madrid vs Inter Milan, Live Sebentar Lagi
AC Milan Masih Coba Tahan Mike Maignan, Chelsea Pantau Situasi
Dua Exco PSSI Terbang ke Eropa Malam Ini untuk Wawancara Calon Pelatih Timnas Indonesia
Arsenal vs Bayern Munchen: Persahabatan Eberechi Eze dan Michael Olise, dari Papan Catur ke Panggung Liga Champions