Kesemenjanaan Performa Sergio Ramos Terpampang Nyata kala Madrid Kalah 0-3 dari Eibar


BolaSkor.com – Sepak bola itu pertandingan kolektif dan mengutamakan kerja sama tim untuk meraih kemenangan. Benar, pemikiran seperti itu tidak salah. Pemain sekaliber Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pun butuh bantuan rekan setimnya untuk bisa sukses dan meraih kemenangan.
Namun, ibarat sistem yang sudah terbentuk dengan rapih, kerja sama dan kolektivitas tim itu bisa saja runtuh apabila beberapa individu tertentu bermain di bawah performa atau bahasa kasarnya: tampil jelek.
Contoh dari keruntuhan sistem itu bisa dilihat kala Real Madrid kalah 0-3 dari Eibar di pekan 13 LaLiga, Sabtu (24/11). Kekalahan itu terjadi selang beberapa hari setelah Madrid mengangkat Santiago Solari sebagai pelatih tetap.
Fakta menarik lainnya adalah kemenangan itu jadi yang pertama dirasakan Eibar atas Madrid setelah klub dibentuk 77 tahun yang lalu. Wajar jika suporter fanatik Eibar dan para pemain merayakannya bak meraih trofi.
Madrid telah kebobolan 19 gol dari hanya 13 laga LaLiga. Jika ditarik lebih luas lagi, mereka telah kebobolan 25 gol di 19 laga kompetitif di seluruh kompetisi. Bagi tim sekaliber Madrid, catatan itu merupakan aib.
Ironisnya, Marcelo, Raphael Varane, Sergio Ramos – minus Dani Carvajal – adalah tiga bek yang sama-sama meraih tiga titel Liga Champions beruntun di era Zinedine Zidane. Logikanya, jika mereka masih tetap bermain bersama, seharusnya Madrid bisa lebih solid, bukan begitu?
Apalagi, Marcelo, Varane, dan Ramos, beberapa waktu lalu terpilih dalam Tim Terbaik versi FIFA. Ramos malah meraih penghargaan Bek Terbaik Eropa selama dua tahun beruntun. Tidak ada yang meragukan status Ramos sebagai salah satu bek terbaik dunia (kecuali Dejan Lovren dengan perseteruan keduanya belakangan ini).
Akan tapi, penampilan Ramos kontra Eibar sama sekali tidak membenarkan statusnya sebagai salah satu bek terbaik dunia. Ramos acapkali terlihat sering keteteran menghadapi serangan balik dan permainan langsung yang diperagakan Eibar.
Satu-satunya hal positif dari bek berusia 32 tahun adalah kontribusi dalam penguasaan bola dominan Madrid – dominan tapi tidak efektif. Jika ditotal, kala trio Marcelo, Varane, dan Ramos bermain, mereka sudah kebobolan 12 gol dari hanya tiga laga kontra Atletico Madrid di Piala Super Eropa, Sevilla dan Barcelona di LaLiga.
Mundo Deportivo, media yang berbasis di Catalunya, bahkan dengan tegas menyatakan dalam artikel mereka bahwa Ramos lebih banyak memperlihatkan sisi negatif ketimbang positif.
Lebih lanjut dari media yang sama, Ramos seolah membenarkan bahwa ia ‘memang’ menggunakan doping untuk tampil bagus di beberapa pertandingan tertentu. Mundo merujuk kepada tudingan dari Der Spiegel kepada Ramos soal pelanggaran aturan anti-doping yang belakangan ini membuat geger Eropa.
Semakin tinggi pohon maka semakin kencang juga angin yang menerjangnya. Istilah itu barangkali tepat menggambarkan sosok Ramos saat ini. Sudah merasakan banyak kesuksesan di masa lalu, namun sekarang disorot karena pertahanan buruk Madrid dan tudingan pelanggaran anti-doping.
Arief Hadi
15.615
Berita Terkait
Skema Set Piece Persija Ampuh Jinakkan Persebaya di Gelora Bung Tomo
Prediksi dan Statistik Como vs Juventus: Bosan Imbang

Marselino Ferdinan Catatkan Debut untuk AS Trencin di Liga Slovakia

Hasil Pertandingan: Inter Milan ke Puncak Klasemen Usai Bungkam AS Roma, Arsenal Jaga Tren Positif

Ratusan Atlet Dunia Ramaikan Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 di Jakarta

Hasil Pertandingan: Manchester City Masuk Perburuan Titel Premier League, Barcelona Menang Dramatis
Hasil Super League 2025/2026: Persija Jakarta Permalukan Persebaya di GBT

Marcus Rashford Diperlakukan Beda dengan Lamine Yamal, Barcelona Punya Standar Ganda?
Jadwal dan Link Live Streaming Barcelona vs Girona, Sabtu 18 Oktober 2025

Link Streaming Persebaya Surabaya vs Persija Jakarta Sabtu 18 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
