Jari "The King" Litmanen


Jari "The King" Litmanen
Helsinki - Banyak bintang besar sepakbola dunia yang berasal dari negara yang prestasinya di sepakbola tidak terlalu bersinar. Sebut saja Ryan Giggs, Gareth Bale, atau George Weah. Ketiganya adalah pemain kelas dunia yang menjadi sorotan. Namun, ketiganya berasal dari sebuah negara yang minim prestasi dalam kancah sepakbola dunia. Era 90an adalah masa kejayaan dari pemain yang dijuluki "The King" ini. Penampilan eksplosif dan tajam dalam menyerang pernah menjadi buah bibir pecinta sepakbola dunia. Dialah Jari "The King" Litmanen.
Jari Litmanen adalah seorang pesepakbola yang memiliki visi dan kemampuan terbaik dalam sepakbola. Posisinya sebagai gelandang serang bisa juga menjadi second striker, walaupun
datang dari lini kedua, tak jarang Litmanen mampu menjelma menjadi predator haus gol di kotak penalti lawan. Jari Litmanen berasal dari sebuah negara di kawasan Eropa Utara, Finlandia. Di negaranya Litmanen merupakan superstar sepakbola pertama dari sejarah sepakbola Finlandia.
Karier internasionalnya di level klub dan di Tim Nasional Finlandia menobatkan dia sebagai gelandang serang terbaik yang pernah dimiliki Finlandia. Litmanen tercatat pernah bergabung dengan beberapa tim elit Eropa seperti Ajax Amsterdam, Barcelona, Liverpool, Hansa Rostock, dan Fulham. Litmanen juga masuk kedalam 100 pesepakbola terbaik Finlandia, dan mendapat gelar dari Asosiasi Statsistik Sepakbola Dunia (AFS) sebagai 50 pesebakbola terbaik yang pernah ada. Oleh masyarakat Finlandia ia kemudia dijuluki "Kuningas" atau dalam bahasa Inggris disebut "The King".
Awal Karier
Jari Olavi Litmanen lahir pada tanggal 20 Februari 1971 di sebuah kota bernama Lahti, Finlandia. Litmanen kecil tumbuh di keluarga sepakbola. Ayahnya Olavi Litmanen adalah pemain nasional Timnas Finlandia yang juga bermain untuk Reipas. Ibunya juga merupakan pesepakbola yang bermain untuk Tim wanita Reipas di divisi utama Liga Wanita Finlandia. Litmanen mengawali kariernya di sebuah klub tradisional Finlandia Reipas yang nantinya berubah nama menjadi Lahti FC di tahun 1987. Litmanen bergabung di tim inti Reipas setelah 10 tahun menekuni ilmu sepakbolanya di akademi Reipas.
Di Reipas Litmanen sudah memperlihatkan kemampuannya sebagai gelandang serang yang mumpuni, selama tiga tahun berseragam Reipas, Litmanen tampil sebanyak 86 kali dan berhasil mengemas 28 gol selama 3 musim. Penampilam positifnya bersama Reipas mendapat respon dari klub elit Finlandia HJK Helsinki. Di musim dingin 1991, Litmanen resmi bergabug dengan HJK. Sebagai pemain muda Litmanen justru tidak terlalu mendapat tempat di tim utama. Ia hanya sering menjadi pemain pengganti. Namun, walaupun hanya berstatus sebagai pemain pengganti ia berhasil menciptakan 16 gol dari 27 laga yang dimainkan. Hanya setengah musim membela HJK, ia pun dipinang klub elit Finlandia lainnya Myllykosken Pallo (MYPA). Litmanen bergabung di MYPA di awal tahun 1992. Disini ia juga tidak terlalu mendapat banyak kesempatan, Litmanen hanya tampil dalam 18 laga dan mengemas 7 gol.
Hijrah Ke Amsterdam
Ajax Amsterdam yang dikenal sebagai tim yang begitu kaya akan pemain muda ternyata mengamati perkembangan Litmanen selama bermain di Finlandia. Di akhir tahun 1992, Litmanen resmi berseragam Ajax. Kedatangannya di Ajax pun tidak serta merta mendapat pujian dari pelatih Ajax saat itu Louis Van Gaal. Van Gaal tidak terlalu terkesan dengan penampilan Litmanen. Selain itu di posisi yang sama berdiri nama Dennis Bergkamp yang sangat sulit untuk digeser Litmanen. Satu kesempatan untuk membuktikan kemampuannya pun datang, Bergkamp mengalami cedera yang lumayan parah. Tim fisioterapis Ajax menyarankan agar Van Gaal memasukan nama Litmanen untuk menggantikan Bergkamp. Litmanen pun akhirnya menjadi pilihan Van Gaal.
Di musim 1993-1994 Litmanen pun mewarisi nomor punggung 10 miliki Bergkamp yang hijrah ke Inter Milan. Litmanen yang menjadi pilihan utama langsung membuktikan diri. Tak tanggung, ia menjadi top skor Eredivise musim itu dengan mengemas 26 go, ia juga menjadi pemain terbaik Liga Belanda di musim yang sama. Yang lebih luar biasa Litmanen juga mengantar Ajax menjuarai Eredivise di musim tersebut.
Gelar pertama tersebut adalah pintu gerbang bagi Litmanen untuk memasuki era kejayaan dirinya dan Ajax. Dua musim selanjutnya tepatnya di musim 1994-1995 dan 1995-1996 Litmanen turut mengantar Ajax kembali menjadi kampiun Eredivise, ia berhasil mengantar Ajax menjuarai Eredivise selama tiga musim berturut. Musim 1994-1995 bisa dikatakan sebagai era jaya Ajax dan Litmanen kala berrhasil meraih gelar. Litmanen menjadi top score Ajax kala berhasil menjuarai Piala Champions di musim 1994-1995, ia mencetak 6 gol bagi Ajax dan terbanyak kedua di ajang tersebut di bawah George Weah dari Paris Saint-Germain dengan 7 gol. Ajax keluar sebagai juara Piala Champions 1994-1995 setelah menyudahi perlawanan AC Milan 1-0 di Ernst-Happel Stadium, Wina, Austria. Di tahun yang sama Litmanen juga mengantar Ajax menjadi juara Piala Intercontinental saat berhasil menumbangkan wakil Brazil Gremio lewat drama adu penalti. Selain itu, tahun 1995 Ajax juga menyabet piala Super Eropa setelah unggul agregat 5-1 atas wakil Spanyol Real Zaragoza.
Musim 1995-1996 Litmanen kembali menjadi top score di Liga Champions dengan 9 gol sekaligus mengantar Ajax kembali masuk partai final, namun sayang Ajax harus puas di posisi runner up setelah kalah dari Juventus lewat drama adu penalti. Litmanen mencetak gol di pertandingan tersebut di menit 41 guna menyeimbangkan kedudukan menjadi 1-1 setelah tertinggal lebih dulu lewat gol Fabrizio Ravanelli menit 12.
Jari Litmanen kembali mengantar Ajax menjuarai gelar ganda di musim 1997-1998 yaitu juara Eredivise dan KNVB Cup. Semusim berselang ia juga kembali mambawa klub ibukota menjadi jawara di ajang KNVB Cup 1998-1999. Total bersama De Amsterdammers Litmanen mengemas 91 gol dari 159 laga, dan memberikan berbagai trofi antara lain 4 juara Eredivise (1993-1994, 1994-1995, 1995-1996, 1997-1998), 3 juara KNVB Cup (1992-1993, 1997-1998, 1998-1999), 1 juara Piala Champions (1994-1995), 1 juara Super Eropa (1995), dan 1 gelar Piala Intercontnental (1995). Musim 1998-1999 adalah musim terakhir Litmanen membela panji De Amsterdammers. Litmanen pun hijrah ke Barcelona di musim 1999-2000 mengikuti suksesornya Louis Van Gaal yang terlebih dulu pindah ke Barca di musim 1997-1998.
Barcelona Dan Cedera Panjang
Litmanen datang ke publik Catalan dengan segudang prestasinya di level klub. Blaugrana mendatangkan Litmanen dari Ajax dengan banderol 3.520.000 Poundsterling. Tak heran, publik Barcelona dan Louis Van Gaal menaruh ekspektasi tinggi padanya, namun sayang cedera parah yang dialaminya justru membuat Litmanen leih banyak absen dan menjalani pemulihan cedera. Bersama Barcelona Litmanen hanya tampil sebanyak 21 kali dan hanya mmampu mncetak 3 gol, selebihnya ia hanya berkutat dengan cedera yang tak berkesudahan. Litmanen akhirnya dilepas Barcelona ke Liverpool dengan status bebas transfer.
Kembali Tak Maksimal Di Anfield
Dengan kondisi yang masih dibekap cedera dan usia yang sudah memasuki kepala tiga Litmanen jelas mengalami masa suram dalam karier sepakbolanya. Dengan status pemain top dunia yang didatangakn tanpa biaya, ia tentu diharapkan bisa membantu Liverpool yang mengalami paceklik gelar selama 9 tahun. Nyatanya, Liverpool justru harus mebiayai pengobatan Litmanen yang terus dibelit cedera, padahal Liverpool mendapatkannya dengan status bebas transfer. Litmanen memang tampil sebanyak 26 laga untuk The Reds, tapi iia hanya mampu menyumbang 3 gol dan tidak memberikan gelar satupun bagi anak asuh Gerard Houllier saat itu.
Return To Amsterdam
Frustrasi dengan cedera yang tak kunjung membaik dan penampilan yang inkonsisten, Litmanen pun memutuskan untuk kembali ke klub dimana ia merasakan era jayanya Ajax di musim 2002-2003. Ia kembali ke Ajax juga dengan status bebas transfer. Litmanen berharap di Amsterdam ia bisa menemukan kembali bentuk permainan terbaiknya. Harapan Litmanen untuk bisa tampil impresf bersama klub lamanya tersebut ternyata hanya angan-angan saja, usia yag tidak muda lagi serta banyaknya peain muda yang tampil lebih baik darinya membuat ia gagal memberikan kontribusi positif untuk Ajax. Musim 2001-2002 bersama Ajax Litmanen hanya tampil 20 kali dan mencetak 5 gol.
Pemain Veteran Dengan Semangat Tinggi
Setelah gagal bersama Ajax, keinginannya untuk tetap bisa kembali menampilkan terbaiknya tetap kuat. Kali ini Litmanen pun memilih untuk kembali ke kampung halamannya dan bermainn bersama Lahti FC. Pulang ke Lahti Litmanen berharap bisa memulihkan cedernya dan meraskan kedekatannya dengan keluarga. Hasilnya lumayan, walaupun hanya setengahh musim bermain ia mampu mengemas 3 gol dai 11 laga. Sang veteran pun kembali ke jalur petualangannya. Litmanen pun ikut merasakan tantangan bermain di Bundesliga Jerman bersama Hansa Rostock.
Litmanen berhasil ikut menyelamatkan Rostock dari jurang degradasi musim 2005-2006. Walaupun hanya setengah musim bermain, ia dianggap pahlawan oleh para suporter Rostock. Padahal, untk Rostock ia hanya membukukan 1 gol dari 13 kali penampilannya. Semangat sang pemain veteran pun terbilang tinggi, Litmanen kembali pindah klub di musim 2005-2006. Di musim iitu ia bergabung dengan klub elit Swedia Malmo FF. Bersama Malmo Litmanen hanya tampil 10 kali dan mencetak 3 gol. Karirnya ternyata belum habis, musim panas 2008 Litmanen kembali ke Inggris, kali ini bersama The Cottagers, Fulham. Di Fulham tak sekalipun ia tak diiberikan kesempatan bermain, dan hanya setengah musim.
"Sang Raja" akhirnya kembali pulang ke Finlandia, lagi-lagi bersama Lahti FC masih di tahun yang sama. Di Lahti FC Litmanen kali ini menghabiskan dua musim periode 2008-2010. Ia masih mampu mengemas 40 caps dan mencetak 10 gol, hal yang baik untuk seorang pesepakbola berusia 39 tahun. Di musim selanjutnya Litmanen pun kembali ke klub lama HJK Helsinki sekaligus menjadi klub terakhir yang disinggahi dalam petualangannya. Di penghujung karier, Litmanen mampu membawa HJK Helsinki meraih 2 gelar sekaligus, Juara Liga Finlandia dan Juara Piala Finlandia. Suatu akhir perjalanan yang begitu manis dari seorang pesepakbola dengan keinginan, dedikasi, dan loyalitas tinggi terhadap profesinya. Litmanen pun memutuskan untuk gantung sepatu di tahun 2011.
Tim Nasional Finlandia Dan Penghargaan
Hingga saat ini Litmanen merupakan pemegang rekor penampilan dan pencetak gol terbanyak untuk Tim Nasional Finlandia. Bersama "Huuhkajat" atau 'The Eagle-Owls", julukan Timnas Finlandia total ia mengemas 137 caps dan mencetak 32 gol. Sebuah rekor yang belum bisa dipecahkan baik oleh Sami Hyypia, Mikael Forssell, Alexei Eremenko, atau Petri Pasanen. Litmanen memulai debutnya di Tim Nasional Finlandia pada tanggal 22 Oktober 1989 saat melawan Trinidad dan Tobago saat usianya baru 18 tahun. Untuk gol perdananya ia sarangkan ke gawang Malta saat kualifikasi Piala Dunia 1994 saat melawan Malta pada tanggal 16 Mei 1991. Litmanen pun dipercaya mengenakan ban kapten selama 12 tahun, periode tahun 1996-2008. Ia juga dipercaya sebagai pemain kunci untuk Finlandia selama dua dekade.Walaupun Litmanen belum bisa mengantar Finlandia tampil di ajang Piala Dunia dan Eropa, namun ia tetap menjadi seorang pahlawan bagi seluruh masyarakat Finlandia.
Sebagai bukti penghormatan bagi Jari Litmanen, pemerintah kota Lahti membangun patung dirinya di depan Kisapuisto Arena, markas Lahti FC, klub dimana sang "Kuningas" memulai petualangan sepakbolanya. Saat ini Litmanen aktif sebagai jurnalis sepakbola di sebuah stasiun televisi Finlandia. Padahal Ajax seringkali meminta Litmanen untuk menjadi pelatih para pemain muda di akademi sepakbola Ajax.
"Saya rasa ia tahu, pintu Ajax akan selalu terbuka baginya uantuk menjadi seorang pelatih. Kami tahu kemampuannya saat bermain sepakbola, kami juga yakin ia mampu menjadi seorang pelatih yang baik untuk Ajax. Itu sebabnya kami selalu membukakan pintu untuknya kembali ke Ajax. Kami semua mencintainya dan kami semua juga tahu bahwa ia sangat mencintai Ajax. Ia mencintai Ajax saat ia pertama kali datang kesini untuk kemudian menjadi pesepakbola terbaik dunia", ujar mantan kapten Ajax dan rekan Litmanen, Danny Blind.











Posts
11.190
Berita Terkait
Spanyol
Menyesal, Barcelona Ingin Pulangkan Marcus Rashford ke Manchester United
Baru dua bulan, Barcelona dikabarkan sudah berpikir untuk memulangkan Marcus Rashford ke Manchester United.
Yusuf Abdillah - Minggu, 07 September 2025

Spanyol
Finansial Bermasalah, Barcelona Tidak Punya Uang untuk Rekrut Pengganti Lewandowski
Barcelona kesulitan keuangan dan tak mampu mencari pengganti Robert Lewandowski. Simak kondisi finansial Blaugrana dan opsi pemain yang tersedia.
Johan Kristiandi - Minggu, 07 September 2025

Inggris
Sebelum Gaet Luis Diaz, Bayern Munchen Sempat Dekati Cody Gakpo
Bayern Munchen terlebih dulu mendekati Cody Gakpo sebelum akhirnya merekrut Luis Diaz.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 06 September 2025

Inggris
Tolak Tawaran Lebih Besar dari Newcastle, Parma Ungkap Alasan Lepas Giovanni Leoni ke Liverpool
CEO Parma Federico Cherubini mengungkap alasan memilih melepas Giovanni Leoni ke Liverpool.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 06 September 2025

Jerman
Winger Bayern Munchen Diplot Menggantikan Mohamed Salah di Liverpool pada 2027
Liverpool telah menyiapkan pengganti Mohamed Salah kala kontraknya habis pada 2027. Dia adalah winger Bayern Munchen, Michael Olise.
Arief Hadi - Jumat, 05 September 2025

Inggris
Skuad Liverpool Tidak Akan Pernah Bisa Melupakan Tragedi Kematian Diogo Jota
Dituturkan oleh Andy Robertson, bek kiri Liverpool, skuad The Reds tidak akan pernah bisa melupakan tragedi kematian Diogo Jota.
Arief Hadi - Jumat, 05 September 2025

Spanyol
Legawa, Robert Lewandowski Tak Masalah jika Jarang Main di Barcelona
Penyerang berusia 37 tahun, Robert Lewandowski, legawa dan menerima nasib jika jarang main di Barcelona.
Arief Hadi - Kamis, 04 September 2025

Inggris
Liverpool Sudah Merindukan Sosok Trent Alexander-Arnold
Mantan pemain Liverpool, Dietmar Hamann, akui The Reds sudah merindukan Trent Alexander-Arnold yang kini berlabuh di Real Madrid.
Arief Hadi - Kamis, 04 September 2025
Spanyol
Terungkap, Robert Lewandowski Tolak Tawaran Gaji Rp1,9 Triliun demi Bertahan di Barcelona
Robert Lewandowski menolak tawaran gaji Rp1,9 triliun per musim dari klub Arab Saudi demi bertahan di Barcelona. Striker Polandia itu fokus menyelesaikan kontraknya hingga 2026.
Johan Kristiandi - Kamis, 04 September 2025

Spanyol
Dapat Saran dari Rekan Setimnya di Barcelona, Fermin Lopez Tolak Tawaran Gabung Chelsea
Beberapa pemain Barcelona melarang Fermin Lopez untuk pergi dan bergabung dengan Chelsea.
Arief Hadi - Rabu, 03 September 2025
