Honda dan Yamaha Tim yang Gagal Move On
BolaSkor.com – Mantan bos Valentino Rossi, Davide Brivio akhirnya angkat bicara terkait nasib Yamaha dan Honda di musim 2022. Menurutnya, kedua pabrikan tersebut mengalami keterpurukan karena terlalu terlena dengan kesuksesan di masa lalu.
Musim 2022 menjadi tahun terburuk bagi Yamaha dan Honda. Dua pabrikan Jepang tersebut harus menelan pil pahit karena gagal menjaga konsistensinya.
Disinyalir kegagalan ini merupakan buntut dari lambatnya pengembangan motor mereka. Hal ini terlihat dari kekecewaan yang ditunjukkan oleh Fabio Quartararo dan Marc Marquez. Kedua ujung tombak tim ini kerap kali mengkritik performa motor mereka.
Berbeda dengan Yamaha dan Honda, Ducati justru meraih hasil luar biasa. Sepanjang berjalannya musim, pabrikan asal Borgo Panigale, Italia ini mampu tampil dominan. Terbukti para pembalapnya, baik dari tim pabrikan maupun satelit berhasil finish di posisi lima besar beberapa kali.
Davide Brivio yakin kondisi ini terjadi karena Yamaha dan Honda masih terjebak dengan zona nyaman di masa lalu. Mereka tidak berani mengambil langkah di luar jalur yang sudah direncanakan. Akibatnya tidak ada inovasi liar dan spontan.
Padahal tuntutan MotoGP di era saat ini sangatlah besar. Tiap tim diharuskan terus melakukan perubahan. Mereka tidak boleh hanya berpegang pada jalur aman masing-masing.
“Masalah yang dialami pabrikan Jepang karena mereka tidak mengerti bahwa MotoGP saat ini tidak lagi ada hubungannya dengan era 20 tahun lalu,” ujar Brivio, dikutip dari crash.net.
“Selama MotoGP dianggap bisnis antara pabrikan Jepang ini, mengembangkan motor akan dilaksanakan sesuai aturan pabrikan Jepang, jadwal yang panjang, di mundurkan selama berbulan-bulan dengan mengarah ke hasil akhir (gelar juara dunia) tanpa adanya goncangan (inovasi spontan),” tambahnya.
Kondisi ini jelas mempengaruhi kecepatan mereka dalam menciptakan motor yang lebih baik. Proses pengembangan motor akhirnya berjalan lambat tanpa ada perubahan signifikan.
“Inilah kenapa berita mengenai pengembangan motor sangat lambat. Misal, kamu butuh rangka baru? Itu akan memakan waktu tiga bulan. Atau apakah kita membutuhkan mesin yang berbeda? Kita akan membicarakan hal ini di tahun selanjutnya,” ungkap Brivio.
“Sementara pendekatan yang dilakukan pabrikan Eropa dalam dunia balap berjalan lebih agresif. Jadi mereka bisa menciptakan jalur baru dalam dunia balap. Yamaha dan Honda harus bisa beradaptasi,” pungkasnya.
Penulis: Bintang Rahmat
Andhika Putra
8.253
Berita Terkait
Alasan John Herdman Lebih Pilih Timnas Indonesia Ketimbang Honduras
Kritik Jadwal Persib vs PSM Makassar, Thom Haye: Sangat Gila
Rizki Juniansyah dan Rahmat Erwin Dipastikan Pisah Kelas di Olimpiade 2028, Dua Medali Emas untuk Indonesia Dalam Genggaman
NOC Indonesia Tidak Pernah Intimidasi Atlet Kickboxing di SEA Games 2025: Semua Sesuai Peraturan
Manchester United vs Newcastle: The Magpies Sering Jadi Korban The Red Devils di Boxing Day
Vinicius Junior Akan Tinggalkan Real Madrid, Premier League Jadi Destinasi Berikutnya
Fabio Capello Jawab Pertanyaan: Pantaskah Niclas Fullkrug Membela AC Milan?
Nilai Jay Idzes Meroket Lebih dari 10 Kali Lipat, Minat AC Milan Tetap Sama
Jadwal Semifinal Piala Liga Inggris: Newcastle vs Manchester City, Chelsea vs Arsenal
Resep Kepa Arrizabalaga Jadi Pahlawan Arsenal pada Adu Penalti Lawan Crystal Palace