Highbury dan Hilangnya 'Jiwa' Arsenal Sejak Pindah ke Emirates Stadium
BolaSkor.com - Arsene Wenger adalah mantan manajer legendaris Arsenal. Hal itu tidak diragukan lagi. Warisannya begitu besar selama 22 tahun melatih The Gunners dari 1996 hingga 2018 dan Highbury menjadi saksi mati kesuksesan era Wenger.
Home of Football atau Rumahnya Sepak Bola. Begitulah Arsenal memberi nama Higbury yang menjadi markas dari tahun 1913 hingga 2006. Higbury menjadi saksi momen-momen bersejarah Arsenal dari momen menyakitkan, kelam, kesedihan, hingga momen berkesan.
Bersama Highbury Arsenal dikenal dengan budaya bermain ofensif dan menghibur penonton, melahirkan bakat-bakat muda yang kemudian dikenal sebagai bintang Eropa. Di sana juga Wenger mengubah Arsenal dari tim semenjana menjadi peraih tiga titel Premier League.
Baca Juga:
5 Penyerang Tertajam Arsenal Era Arsene Wenger
Arsenal Siap Jual Rugi Pierre-Emerick Aubameyang
Mikel Arteta dan 4 Mantan Pemain Arsenal yang Banting Setir ke Dunia Kepelatihan
Semenjak pindah dari stadion Highbury yang punya kapasitas 40.000 penonton ke Emirates nyawa Arsenal tak lagi sama. Dengan atmosfer yang berbeda 'jiwa' Arsenal masih tertinggal di Highbury.
Arsenal kesulitan meraih titel Premier League yang terakhir diraih pada 2004. Jangankan untuk merebutkan titel, untuk konsisten di empat besar pun susah dilakukan. Wenger mengakui itu dan mengenang bagaimana berbedanya atmosfer di Highbury dan Emirates.
"Sepanjang karier saya, ketika Anda tiba untuk berkendara ke Highbury, itu selalu menjadi momen istimewa," cerita Wenger kepada BeIN Sports.
"Highbury dikaitkan dengan cinta, cinta untuk periode yang saya miliki di sana, cinta untuk sikap luar biasa para penggemar, pertandingan sepak bola khusus yang saya saksikan di sana, itu adalah tempat khusus di hati saya. Ada 40 orang di sana, sekarang ada lebih dari 400, Anda mengenal semuanya."
"Kami telah pindah dari keluarga bisnis ke perusahaan besar sekarang dan, tentu saja, Highbury dikaitkan dengan keluarga bisnis. Para pendukung sangat dekat, ketika Anda mengambil sepak pojok Anda bisa berjabat tangan dengan pendukung, dan itu memberikan kebersamaan, perasaan hangat yang unik."
"Anda selalu berada dalam posisi dengan klub sepak bola saat Anda bertanya apakah akan maju atau tetap di masa lalu, kami harus melewati periode ketika kami pindah stadion," tambah Wenger.
Pindah ke Emirates menguntungkan Arsenal namun di satu sisi klub kehilangan faktor yang membuat mereka disegani di masa lalu.
"Aturannya diubah, kami ingin membuat stadion dengan perasaan yang sama seperti Highbury tetapi kami meninggalkan jiwa kami karena kami tidak pernah bisa meniru itu," imbuh Wenger.
"Jarak dari lapangan ke tribun harus lebih besar untuk ambulan masuk, semua hal semacam itu, jadi kami tidak menemukan atmosfer yang persis sama," pungkas dia.
Arief Hadi
16.042
Berita Terkait
Jordi Amat Komentari Rumor John Herdman Jadi Pelatih Timnas Indonesia
Napoli vs AC Milan: Kapten Partenopei Pantang Menang Adu Penalti
SEA Games 2025: Kabaddi Bawa Tim Indonesia Capai Target 80 Medali Emas
SEA Games 2025: Medali Emas dalam Jangkauan, Timnas Voli Putra Indonesia Melaju ke Final
SEA Games 2025: Dea Salsabila Putri Sumbang Medali Emas Pertama Modern Pentathlon
Newcastle United Tidak Sabar Tantang Manchester City di Semifinal Piala Liga Inggris
SEA Games 2025: Perahu Naga Tambah Medali Emas Lagi, Tim Indonesia Dekati Target
FIFA Naikkan Hadiah Uang Piala Dunia 2026, Juara Akan Raup Rp834 Miliar
Pelatih Baru Harus Bawa Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2030
SEA Games 2025: Panahan Subur, Tim Indonesia Raih Medali Emas Ke-77