Gamam soal Rasialisme di Serie A
BolaSkor.com - Federasi sepak bola Italia (FIGC) menjadi sorotan karena dianggap punya standar ganda soal rasialisme. FIGC dinilai gagap, ragu, dan takut-takut menghadapi situasi alias gamam. FIGC menghukum Brescia karena ulah suporter yang melakukan tindakan rasialis pada Miralem Pjanic. Namun, pada sisi lainnya, FIGC bergeming atas apa yang diterima Romelu Lukaku dan Franck Kessie.
FIGC menghukum Brescia dengan menutup sektor kurva setelah para pendukung meneriaki Pjanic yang berasal dari Bosnia dengan panggilan Gipsi. Hukuman tersebut dianggap tidak adil karena beberapa tindakan rasialis sebelumnya lolos.
Berdasarkan laporan Football Italia, kasus yang menimpa Pjanic berbeda dengan apa yang dialami Lukaku dan Kessie. FIGC menegaskan, perbedaan hukuman dari ketiga kasus itu bukan karena masalah RAS.
Baca juga:
Menurut FIGC, dalam investigasi kasus Lukaku (konta Cagliari) dan Kessie (kontra Hellas Verona) pada laporan dari pengawas pertandingan hanya ditulis jika beberapa orang melakukan tindakan rasial. Jumlah orang yang melakukan tindakan rasial tidak mencukupi untuk membuat klub mendapatkan hukuman.
Sementara itu, untuk kasus Pjanic, sebesar 90 persen orang dalam Curva Brescia menyanyikan nyanyian bernada rasial. Jumlah tersebut telah memenuhi syarat yang dibuat FIGC.
Selain itu, aksi tidak terpuji suporter Brescia dilakukan ketika sesi wawancara usai laga. Sehingga, nyanyian terdengar dengan jelas karena stadion sudah lebih tenang.
Hukuman yang dikeluarkan FIGC membuat sebagian orang kecewa. Sebab, perlakuan rasial dianggap perlu mendapat hukuman keras agar tidak terjadi lagi meski jumlah penonton yang melakukan tidak banyak.
Memang, tindakan rasial biasanya dilakukan pada momen penting dalam pertandingan. Sehingga, nyanyian atau tindakan rasial tidak akan terlalu terdengar karena bersautan dengan ejekan atau teriakan dari sisi lain stadion.
CEO Serie A, Luigi De Siervo, memastikan jika akan terus memerangi tindakan rasial di sepak bola. Ia akan meluncurkan program anyar untuk mengatasi masalah rasial.
"Pertempuran melawan rasial membuat kami berada di garis depan bersama klub. Dalam beberapa hari ke depan kami akan menghadirkan proyek bersama polisi dan mitra internasional untuk melawan segala bentuk diskriminasi," ucap De Siervo.
"Kami berkomitmen penuh pada masalah ini karena sepak bola harus bebas dari tindakan rasial. Pada akhirnya, sebagian besar suporter akan menikmati pertandingan di stadion dengan cara beradab."
Johan Kristiandi
17.902
Berita Terkait
Barcelona vs Atletico Madrid: Hansi Flick Akui Suka Menonton Los Rojiblancos Bermain
Alasan Jurgen Klopp Tidak Tertarik Kembali ke Liverpool
Kontraknya Diperpanjang hingga 2028, Luis Estrela Bicara Masa Depan Timnas Futsal Putri
John Herdman Berstatus Tanpa Klub Sejak Satu Tahun Lalu
Persija Jakarta Dijatuhi Sanksi oleh Komdis PSSI, Pemain Persebaya dan Arema FC Juga Dihukum
Indonesia Rilis Jersei SEA Games 2025, Keuntungan Didonasikan ke Korban Bencana Sumatera dan Thailand
Manchester United Coba Manfaatkan Hubungan Buruk Federico Valverde dengan Xabi Alonso
Pernah Ditawarkan ke Inter Milan, Sergio Ramos Kembali Dikaitkan dengan Serie A
Klasemen Terkini Premier League: Punggung Arsenal Mulai Terlihat, Manchester United dan Liverpool Berdekatan
Klasemen Terkini Serie A 2025/2026: AC Milan Dibayangi Napoli, Inter Milan Tiga Besar