Gaji Alexis Sanchez Sebabkan Ketidakstabilan dalam Skuat Manchester United

BolaSkor.com - Manajemen Manchester United dinilai legenda klub, Bryan Robson, melakukan blunder ketika menggaji Alexis Sanchez dengan nominal yang sangat tinggi. Hal itu menyebabkan ketidakstabilan dalam skuat Setan Merah.

Sanchez, striker asal Chili, datang dari Arsenal pada Januari 2018 dan digaji 400.000 poundsterling per pekannya. Nominal itu sudah di atas seluruh pemain di dalam skuat United. Terlebih, dengan statusnya sebagai pemain baru, gaji Sanchez memicu kecemburuan sosial.

Apalagi, performa mantan striker Udinese dan Barcelona itu tidak sejalan dengan gaji besarnya tersebut. Jika tidak sedang cedera, Sanchez tidak pernah tampil meyakinkan ketika bermain.

Baca Juga:

Manchester United, Rumor Transfer Tanpa Akhir, dan Strategi Ole Gunnar Solskjaer

Alexis Sanchez Diklaim Hanya Menginginkan Uang dan Nomor Sakral 7 di Manchester United

Bintang Manchester United Ditawarkan ke Inter Milan

Alhasil, beberapa pemain klub, khususnya yang senior dan lebih lama, menuntut kenaikan gaji sebagai syarat agar mereka bertahan. Beberapa pemain itu seperti Marcus Rashford dan David De Gea. Munculnya nama terakhir boleh disebut terjadi karena kebodohan United.

De Gea merupakan pemain terbaik Man United selama beberapa musim terakhir. Wajar jika ia menuntut kenaikan gaji setelah melihat betapa besarnya gaji Sanchez. Itulah kenapa De Gea belum juga memperpanjang kontraknya dengan Man United.

Tak ayal, cara manajemen United menangani gaji pemain dikritisi oleh Robson. Mantan kapten United yang bermain pada periode 1981-1994 itu menilai jajaran direksi United membuat blunder.

"Semuanya tahu skala gaji yang saat ini dituntut oleh pemain-pemain top. Dan, terkait hal tersebut, United telah menciptakan masalah mereka sendiri dari segi uang yang mereka bayarkan saat ini," tutur Robson, dikutip dari Sky Sports.

"Mereka telah melakukan yang terbaik untuk pemain dan menjadikan klub seatraktif mungkin untuk meyakinkan rekrutan baru. Anda harus salut dengan ambisi itu, tapi itu artinya pemain-pemain top - dan itulah (Marcus) Rashford - akan coba mendapatkan uang sebanyak dan sebisa mungkin sebagai bagian struktur."

"Pada akhirnya dia harus diperhatikan dan di waktu bersamaan, mereka tak bisa terlihat mengambil peluang kehilangannya - bukan berarti saya percaya dia benar-benar ingin hengkang. Mereka harus merampungkan kesepakatan untuk menjaganya - selama itu bukan (nominal) uang yang bodoh," pungkas Robson.