Formula 1 Belum Bisa Lepas dari Kekerasan Verbal


BolaSkor.com - Kekerasan Verbal yang dilakukan oleh publik masih terus menghantui dunia Formula 1. Beberapa pihak kerap mendapat cacian kasar hingga ancaman pembunuhan lewat media sosial.
Setidaknya di musim ini sudah terdapat tiga orang menjadikorban dari kekerasan verbal. Mereka adalah mantan direktur balap, Michael Masi, kepala strategi Red Bull Racing, Hannah Schmitz, dan terakhir komisioner balap FIA, Silvia Bellot.
Masi mendapatkan ancaman pembunuhan akibat keputusan kontroversialnya di GP Abu Dhabi 2021. Sementara Schmitz mendapatkan hujatan kasar karena dituduh menjalankan strategi curang. Sedangkan Bellot dicaci maki lewat media sosial atas insiden penalti yang menimpa Fernando Alonso di GP Amerika.
Kondisi ini membuat Max Verstappen, Lewis Hamilton, dan Sergio angkat bicara. Mereka menilai saat ini atmosfer media sosial telah berubah buruk, menjadi tempat untuk mengungkapkan kebencian kepada orang lain.
“Saya berharap kita bisa mengembangkan sebuah algoritma yang mampu menghentikan orang-orang sebagai keyboard warrior. Mereka hanya duduk di rumah, di depan meja, marah, frustasi, dan mereka menulis paa saja yang diinginkan karena platform media sosial mengizinkannya. Mereka bisa menyakiti seseorang,” ujar Verstappen, dikutip dari speedweek.com.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hamilton. Pembalap asal Inggris Raya ini menyayangkan kondisi media sosial saat ini. Tidak lagi sebagai tempat mencari informasi, tetapi berubah menjadi toxic.
“Media sosial menjadi lebih toxic dalam beberapa tahun. Saya pikir kita harus menghindarinya. Kesehatan mental menjadi topik penting saat ini. Saya tahu banyak orang yang membaca komentar mereka dan hal-hal yang dikatakan. Ini sangat menyakitkan,” jelas peraih tujuh kali gelar juara dunia ini.
Rekan satu tim Verstappen, Sergio Perez turun ambil sikap terkait fenomena ini. Pembalap asal Meksiko ini menilai publik telah melewati batas. Mereka tidak memikirkan dampak yang terjadi akibat tindakan tersebut.
“Mereka percaya dapat menyinggung kamu, keluarga mu, dan tetap berada di belakang meja. Mereka tidak mengerti kita juga manusia. Saya pikir hal ini harus dihentikan. Formula 1 harus melakukan hal lebih. Secara umum, dunia media sosial berubah jauh menjadi lebih toxic,” pungkasnya.
Sebagai informasi, kekerasan verbal juga sempat menimpa pembalap Formula 1. Tercatat pada musim 2021, Nicholas Latifi mendapatkan ancaman pembunuhan karena menjadi pemicu diturunkannya safety car di balapan penutup.
Penulis: Bintang Rahmat
Andhika Putra
8.253
Berita Terkait
Klok Absen-Thom Haye Starter, Persib Waspada dengan Persita

Hasil Super League 2025/2026: Bruno Moreira Selamatkan Persebaya dari Kekalahan Lawan Dewa United Banten FC
Prediksi dan Statistik Cagliari vs Inter Milan: Pantang Kembali Membuang Poin

Link Streaming Dewa United Banten FC vs Persebaya Surabaya Jumat 26 September 2025, Live Sebentar Lagi

Prediksi dan Statistik Juventus vs Atalanta: Bianconeri Rawan Terpeleset

Ketua Umum NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari Raih UCI Merit Award, Sejarah Baru untuk Dunia Balap Sepeda Indonesia

Tanggapan Marc Klok dan Beckham Putra Usai Dipanggil ke Timnas Indonesia untuk Hadapi Round 4

Brentford vs Manchester United: London Bukan Lagi Taman Bermain untuk The Red Devils

Crystal Palace vs Liverpool: The Reds Sudah Lupa Rasanya Kalah
7 Pemain Top yang Pernah Memperkuat Real Madrid dan Atletico Madrid
