Evolusi Permainan Tim-tim Gurem di Mata Guardiola dan Ancelotti
BolaSkor.com - "Tanpa evolusi, sepak bola akan mati. Dalam hal ini, Italia bukan yang pertama. Negeri kami kesulitan dari segi kultur dalam menghadapi perubahan, bahkan di saat sekarang ini ada pergerakan terima kasih atas keberanian banyak pelatih."
Kutipan itu diucapkan oleh guru sepak bola jenius asal Italia, Arrigo Sacchi, ketika menghadiri Festival Olahraga di Trento dan memberikan pidato kepada penonton. Dalam acara tersebut juga, Sacchi bertemu dengan dua pelatih visioner lainnya, Carlo Ancelotti dan Pep Guardiola.
Salah satu topik seru yang dibahas mereka adalah tentang evolusi permainan tim-tim kecil Eropa. Biasanya, tim-tim tersebut identik dengan permainan bertahan dan serangan balik, khususnya ketika melawan klub besar karena kurangnya kekuatan mereka. Baik dari segi kualitas individu atau kolektif.
Namun di era milenial ini berbeda. Menurut Ancelotti, banyak klub-klub kecil yang mulai berani membangun serangan dari belakang, coba menguasai bola lebih lama dan melancarkan serangan ke pertahanan lawan. Contoh nyata itu ada di Serie A.
Roberto De Zerbi menjadi topik perbicangan di antara ketiganya karena mampu menyulap Sassuolo menjadi tim yang menghibur, ofensif, yang sempat merepotkan Juventus dan mengalahkan Inter Milan dengan koleksi pemain-pemain berkualitas mereka.
Guardiola sampai tak kuasa menutupi kekagumannya kepada Sassuolo. "Saya setuju dengan Carlo. Ketika saya melihat Sassuolo, saya mendapatkan ide dari sepak bola yang sangat pro aktif," ucapnya, disadur dari Calciomercato.

Melihat ketiga pelatih tenar itu memerhatikan sepak terjang Sassuolo cukup menarik, sebab Sassuolo bukanlah tim besar Eropa. Berkat De Zerbi, mereka saat ini berada di urutan delapan klasemen dengan raihan 13 poin dari delapan pertandingan.
Pengakuan akan kualitas De Zerbi sedianya tidak hanya datang dari Guardiola, tapi juga eks pelatih Napoli yang kini menukangi Chelsea, Maurizio Sarri.

“Sementara untuk De Zerbi, dia seperti halnya versi yang lebih berani dari saya pada usia 40 tahun. Ada hal-hal yang Anda putuskan untuk lakukan atau tidak lakukan, ada momen-momen saat Anda ingin melangkah maju ketimbang menginjak rem (berhenti)," ucap Sarri.
“De Zerbi sepertinya telah melewati seluruh langkah tersebut. Bahkan di usianya, dia tidak takut, dia memberikan kekuatan pada gagasannya. Saya benar-benar angkat topi (salut) kepada De Zerbi, di beberapa cara dia mengingatkan saya kepada diri saya 20 tahun silam, kecuali dia melakukannya sekarang, pada usia 40 tahun,” pungkasnya.
Jika De Zerbi mampu mempertahankan kegemilangannya melatih Sassuolo hingga akhir musim, bukan tidak mungkin kita semua kelak melihatnya melatih salah satu tim-tim besar Eropa.
Arief Hadi
15.814
Berita Terkait
Thomas Tuchel Beri Isyarat Akan Nanyikan Lagu Kebangsaan Inggris di Piala Dunia
Gara-gara Hansi Flick Tidak Setuju, Barcelona Akhirnya Batal Rekrut Etta Eyong
Napoli Dihajar Virus FIFA, Aurelio De Laurentiis Marah-marah
Terungkap Rencana Manchester United saat Andre Onana Kembali Musim Depan
Untuk Gaet Pengganti Mohamed Salah, Liverpool Siap Pecahkan Rekor Transfer
Georgia vs Spanyol: Luis de la Fuente Sudah Punya Solusi Tanpa Lamine Yamal
Link Streaming Timnas Indonesia U-22 vs Mali Malam Ini 15 November 2025, Begini Cara Nontonnya
Link Streaming Georgia vs Spanyol, Minggu 16 November 2025
Gara-gara Postingan Sosmed, Eks Wonderkid Barcelona Terancam Hukuman Berat
Kroasia Lolos ke Piala Dunia 2026, Luka Modric Akan Samai Rekor Lothar Matthaeus, Cristiano Ronaldo, dan Lionel Messi