Enam Pekan Perubahan Chelsea Sejak Merekrut Graham Potter dari Brighton & Hove Albion

BolaSkor.com - Tidak terasa enam pekan berlalu sejak Chelsea menebus klausul pembelian pelatih asal Inggris, Graham Potter dari Brighton & Hove Albion. Dalam kurun waktu satu bulan lebih The Blues berjalan seirama dalam proses adaptasi yang dibarengi performa bagus.
Bayangkan saja, sejak imbang 1-1 melawan RB Salzburg di Liga Champions Chelsea tak terkalahkan di delapan laga berikutnya di seluruh kompetisi. Potter melakukan apa yang sudah dilakukannya selama tiga tahun melatih Brighton: memberikan keseimbangan.
Skuad Chelsea sudah memiliki pengalaman dan kualitas di atas kertas, Potter pun datang memberikan sentuhannya dalam menyeimbangkan skuad. Potter juga ditunjuk untuk rencana jangka panjang Chelsea.
Baca Juga:
Chelsea dan Real Madrid Pantau Bintang Baru Newcastle United, Bruno Guimaraes
Tekuk RB Salzburg, Chelsea Amankan Tiket 16 Besar Liga Champions
"Permainan dari 'Potter-ball' - kesabaran dalam permainan berdasarkan penguasaan bola, dengan perubahan tempo bermain kala ada peluang terbuka terlihat - sudah jelas," demikian tulisan Jonathan Jurejko di BBC Sport.
Teranyar Chelsea menang 2-1 atas RB Salzburg dan menyegel tempat di 16 besar Liga Champions. Performa Chelsea di 45 menit pertama dilabeli sebagai salah satu laga terbaik di bawah asuhan Potter. "45 menit terbaik Chelsea dengan Graham Potter," ucap eks pemain Chelsea, Glenn Hoddle.
"Sepak bola, terutama di babak pertama, terkadang menghancurkan," kata pandit sepak bola Leon Osman. "Mereka menggerakkan bola dengan cepat dan tajam, menciptakan peluang dan menggairahkan - semua yang kita minta dari tim Chelsea ini."
Perkembangan Chelsea
Dari segi statistik perbandingan Chelsea pada era Thomas Tuchel dan Graham Potter, ada sedikit peningkatan dari cara Chelsea menciptakan peluang meski faktanya penyelesaian akhir masih jadi masalah yang belum berakhir.
Perbandingan itu bisa dilihat pada era Tuchel ada 62,2 persen penguasaan bola rata-rata, 569 operan per laga, 12,1 tendangan per laga, dan 1,1 gol per laga. Dan di era Potter adalah 62 persen penguasaan bola rata-rata, 589 operan per laga, 13,1 tendangan per laga, dan 1,8 gol per laga.
"Mereka mungkin telah kehilangan kepercayaan diri di awal musim dan perlahan-lahan kembali kepada mereka,” tambah Osman.
"Mereka juga belajar bagaimana Potter ingin mereka bermain dan masih berkembang di bawah manajer baru mereka. Skuad akan memiliki kepercayaan nyata dengan Potter setelah penampilan lawan Salzburg."
Sisi Defensif
Kekuatan di lini belakang jadi kunci sukses Tuchel kala membawa Chelsea juara Liga Champions 2021 dan finish di urutan tiga Premier League. Tetapi pada tujuh laga Tuchel musim ini, Chelsea kalah tiga kali dan hanya sekali mencatatkan clean sheet.
Potter sedikit mengubah komposisi di lini belakang dengan menjadikan Kepa Arrizabalaga kiper pengganti Edouard Mendy, lalu memercayai Trevoh Chalobah bermain lebih banyak. Chelsea sejauh ini hanya kebobolan dua gol dari tujuh laga terakhir.
"Potter harus mengubahnya secara taktis, dia menyesuaikan tim dengan sangat baik. Secara defensif mereka sangat bagus. Salzburg memiliki peluang tetapi ada beberapa blok bagus dan penyelamatan bagus," imbuh Osman.
"Ada hal-hal yang harus dikerjakan, seperti mengeluarkan bola dari belakang di bawah tekanan, tapi secara keseluruhan Potter akan sangat senang dengan perkembangan yang mereka buat."
Di bawah Potter Chelsea menderita 9,4 tendangan ke gawang per laga, kebobolan gol per laga sebanyak 0,4, dan xG atau jumlah kebobolan gol yang diprediksi per laga sebanyak 0,91. Sedangkan dengan Tuchel adalah 9,7 tendangan ke gawang, kebobolan gol 1,4 per laga, dan kebobolan gol yang diprediksi 1,32.
Ironisnya di kubu Brighton, sejak ditinggal Potter dan digantikan Roberto De Zerbi, tak pernah menang di lima laga. Brighton pun akan menghadapi Chelsea-nya Potter di pekan 14 Premier League.
Arief Hadi
15.361
Berita Terkait
7 Fakta yang Perlu Diketahui Jelang Arsenal vs Nottingham Forest

Prediksi dan Statistik Arsenal vs Nottingham Forest: Momen Kebangkitan The Gunners
5 Duel Kunci yang Dapat Jadi Pembeda di Derby Manchester
Tanpa Sepak Bola Eropa, Manchester United Isi Waktu Mainkan Laga Uji Coba

Demi Gabung Juventus, Mantan Pemain Chelsea Lawan Keputusan Antonio Conte
Beda Pendapat Dietmar Hamann dengan Michael Ballack soal Performa Florian Wirtz di Liverpool
5 Alasan Manchester United Bisa Bikin Kejutan di Etihad

Gianluigi Donnarumma Gabung, Pep Guardiola Bimbang Pilih Kiper untuk Derby Manchester

Arsenal Dikritik Mantan, Disebut Tidak Punya Ambisi Menang, tapi Semangat Hindari Kekalahan
Bangga Diinginkan Pep Guardiola, Gianluigi Donnarumma Ingin Ciptakan Sejarah di Manchester City
