Eks Pemain Timnas Prancis Pertegas Predikat Raja Kecil Kylian Mbappe di PSG

BolaSkor.com - Paris Saint-Germain (PSG) memastikan tempat di 16 besar Liga Champions dengan hasil imbang 1-1 melawan Borussia Dortmund, Kamis (14/12) dini hari WIB di Signal Iduna Park. PSG besutan Luis Enrique lolos dengan catatan.
Sorotan khusus terutamanya diberikan kepada bintang PSG, Kylian Mbappe. Pemain berusia 24 tahun dinilai oleh Christophe Dugarry, eks pemain timnas Prancis, sebagai pemain yang 'pemalas' karena tak memiliki usaha untuk membantu tim dalam fase bertahan.
Karakter Mbappe dipertanyakan saat ia seyogyanya jadi pemimpin skuad PSG, khususnya setelah ditinggal Lionel Messi dan Neymar. Mbappe tidak membantu tim dalam fase bertahan, ikut mengejar atau melakukan pressing (menekan) lawan khususnya bek-bek yang membangun serangan.
Mbappe dinilai terlalu bermain individu dengan kualitas yang dimilikinya. Komentar dari Dugarry kian menegaskan predikat raja kecil Mbappe di PSG.
Baca Juga:
Hasil Liga Champions: Kemenangan Semu AC Milan, Barcelona Tumbang
Hasil Liga Champions: Manchester United Tidak Lolos 16 Besar, Inter Milan Gagal Juara Grup
"Saya menyalahkan dia atas sikapnya. Saya memahami bahwa statistik penting baginya. Dia tahu ini adalah pertandingan yang diharapkan," papar Dugarry di Goal.
"Dia harus menjadi pemimpin tim PSG ini dan ketika saya mendengar 'pemimpin', saya mendengar 'teladan'. Kualitasnya tidak dipertanyakan, tapi contohnya belum ditunjukkan."
"Dia adalah seorang anak yang tidak peduli dengan tugas bertahan apapun. Dia tidak berusaha ketika seorang bek melewati tiga, empat, lima meter darinya."
"Saya melihat Mbappe yang pasif. Dia hanya memarahi rekan satu timnya di akhir untuk mengeluh. Saya ingin mengatakan kepadanya bahwa dia seharusnya melakukan itu sebelumnya. Saya tidak melihatnya menekan (Niklas) Sule dan (Mats) Hummels. Saya sangat, sangat kecewa dengan sikapnya."
"Dia harus berpikir bahwa seorang pemimpin harus memberi contoh dan merasa prihatin. Saya ingat Zizou. Ketika Anda melihatnya berusaha begitu keras, banyak berlari, banyak bertahan, Anda harus bergerak. Zizou adalah seorang kolektif, dia adalah seorang individualis," pungkas Dugarry.
PSG lolos sebagai runner-up grup dan akan memainkan play-off melawan salah satu tim dari peringkat tiga grup Liga Champions, di antara Galatasaray, Lens, Braga, Benfica, Feyenoord, AC Milan, Young Boys, dan Shakhtar Donetsk.
Arief Hadi
15.529
Berita Terkait
7 Klub Terbaik Dunia Versi Opta Analyst per Pertengahan 2025
Statistik Membuktikan, Ferran Torres Bermain Baik sebagai False Nine Barcelona
Kedalaman Skuad Jadi Pembeda saat Barcelona Kalah 1-2 Melawan PSG
Kemewahan yang Dimiliki Mikel Arteta di Arsenal: Rotasi Pemain dan Kedalaman Skuad
'Hobi' Chelsea Koleksi Kartu Merah Hambat Alejandro Garnacho

Isu Pemain Mogok Tampil Warnai Kemenangan Real Madrid di Kazakhstan

Napoli Kalahkan Sporting, Antonio Conte dan Kevin De Bruyne Bantah Berselisih

Beri Kebebasan Penuh, Mikel Arteta Ingin Martin Odegaard Lebih Berani Ambil Risiko

Cetak Brace, Rasmus Hojlund Samai Jumlah Gol yang Dibuatnya dalam 35 Laga Terakhir di Manchester United

Gagal Kalahkan Villarreal, Igor Tudor Anggap Pemain Juventus Tidak Becus dalam Memberikan Umpan
