Dua Sisi Mata Pisau Pep Guardiola: Dicintai sebagai Pelatih, Dibenci karena Kepribadiannya
BolaSkor.com - Manajer Manchester City, Pep Guardiola, dikenal sebagai salah satu pelatih top di Eropa. Soal ini tidak ada yang meragukannya. Tapi dari segi kepribadiannya sebagai manusia, sifat Guardiola menjadi teka-teki.
Tidak ada yang tahu pasti bagaimana sosok Guardiola ketika ia tidak sibuk menjalani rutinitasnya sebagai pelatih. Akan tapi menurut pengakuan tiga figur berbeda: Mino Raiola, Yaya Toure, dan teranyar Samuel Eto'to, ketiganya sepakat melihat Guardiola bukan sosok yang baik.
Diawali dari Raiola, agen super Eropa dan agen mantan striker Barcelona, Zlatan Ibrahimovic. Raiola memang punya reputasi sebagai agen yang kontroversial karena dianggap 'mata duitan' dan merusak hubungan pemain dengan klub agar sang pemain bisa hengkang.
Baca Juga:
3 Bek yang Dapat Direkrut Manchester City untuk Benahi Masalah di Lini Belakang
Pep Guardiola Minta Manchester City Lupakan Selisih Poin dengan Liverpool
Perjalanan Karier Samuel Eto'o, dari Real Madrid Menuju Dobel Treble Winner
Raiola tidak pernah punya hubungan baik dengan Guardiola dan ia pernah mengutarakannya, bahkan menyebutnya sebagai pengecut.
"Sebagai pelatih Guardiola hebat, tapi tidak sebagai manusia. Dia mengatakan kita bisa bicara kepadanya jika memiliki komplain, tapi dia kemudian tidak memainkan Zlatan dan mengabaikannya," tutur Raiola.
"Guardiola seperti penceramah klasik, lakukan apa yang saya katakan, jangan lakukan yang saya lakukan. Saya menyarankan Zlatan mengemudikan Ferrari dan menempati parkirannya," lanjutnya.
Pun demikian Yaya Toure, mantan pemain yang pernah diasuh Guardiola di Barcelona dan Man City. Gelandang asal Pantai Gading itu mengklaim Guardiola sebagai sosok yang rasial kepada pemain berkulit hitam.
"Pep kejam terhadap saya. Apakah Anda berpikir bahwa dia akan berlaku seperti itu pada Andres Iniesta? Saya sampai pada titik mempertanyakan diri sendiri, apakah itu karena warna (kulit) saya? Saya bukan yang pertama, pemain Barca lainnya juga sempat mempertanyakan hal yang sama," tutur Toure di tahun 2018.
"Mungkin kami orang Afrika tidak selalu diperlakukan sama oleh sosok-sosok tertentu. Ketika Anda lebih memperhatikannya, masalah yang sama kerap terjadi terhadap pemain asal Afrika, di mana saja Pep berada. Saya benar-benar mempertanyakan hal itu pada diri saya sendiri.
"Pep terlampau cerdas untuk dimengerti. Dia tidak akan pernah mengakuinya (tak suka pemain Afrika). Namun jika datang hari di mana dia menurunkan lima pemain Afrika di susunan pemain timnya, saya berjanji akan mengiriminya kue!
"Di luar itu, Pep suka mendominasi dan menuntut pemainnya patuh pada level bersedia mencium tangannya. Saya tak suka hubungan seperti itu. Saya selalu menghormati pelatih saya, tapi tidak dengan caranya."
Tidak berakhir sampai di situ saja, Eto'o juga mengutarakan hal yang sama: Guardiola bagus sebagai pelatih, tapi tidak dengan kepribadiannya sebagai manusia.
"Saya mencintainya (Guardiola) sebagai pelatih, tapi bukan sebagai pribadi (manusia biasa). Saya belajar bermain sepak bola dengannya. Dia melihat hal-hal lebih baik ketimbang siapa pun. Dia yang terbaik, tapi tentu saja dia kalah di (beberapa) laga," terang Eto'o, dilansir dari Marca.
Apa yang dikeluhkan ketiganya itu jelas menjadi pertanyaan besar mengenai kepribadian sang pelatih. Guardiola sudah meraih kesuksesan besar dari segi trofi yang diraih hingga filosofi sepak bola yang menghibur, tapi di balik kesuksesan itu ada 'dua mata pisau' dalam diri Guardiola.
Seorang pelatih yang perfeksionis (atau terlihat perfeksionis) belum tentu memiliki kesempurnaan di dalam kepribadiannya. Hanya Eto'o, Toure, dan Raiola, yang tahu alasan mengapa mereka mengatakan hal-hal tersebut.
Arief Hadi
16.031
Berita Terkait
Daftar Pemenang Penghargaan Terbaik FIFA 2025: Ousmane Dembele Angkat Piala, Rizky Ridho di Luar Tiga Besar Puskas Award
Hasil Pertandingan: Chelsea dan Barcelona Melenggang ke Babak Berikutnya
Kronologi Calon Pelatih Timnas Indonesia Mengerucut ke 2 Nama, Ada yang Tidak Hadir Interview
Pelatih Timnas Indonesia Diumumkan Paling Lama Bulan Depan
Fokus di BTN, Sumardji Mundur dari Manajer Timnas Indonesia
Jadwal Pertandingan Copa del Rey Guadalajara vs Barcelona, Kick-off Mulai Rabu (17/12) Pukul 03.00 WIB
Klasemen Perolehan Medali SEA Games 2025, Selasa (16/12): Punya 62 Emas, Indonesia Semakin Kuat di Urutan Dua
Timnas Indonesia U-22 Tak Penuhi Target, PSSI Pecat Indra Sjafri
5 Pelatih yang Berpotensi Gantikan Enzo Maresca di Chelsea
Emas SEA Games 2025 Jadi yang Kelima, La Memo Tegaskan Status Raja Dayung Asia Tenggara