Cerita Pengalaman Buffon Melawan Real Madrid, dari Final Liga Champions hingga Kekaguman kepada Ronaldo
BolaSkor.com - Tanggal 3 Juni 2017, pertandingan final Liga Champions berlangsung antara Juventus dengan juara bertahan, Real Madrid, di Millennium Stadium, Cardiff. Sebagian besar pecinta sepak bola Eropa, khususnya yang netral, menjagokan Juventus karena mitos juara bertahan Liga Champions yang tidak menjuarainya dua kali beruntun.
Cristiano Ronaldo, megabintang Madrid, membuka gol pertama dalam pertandingan tersebut di menit 20, sebelum Mario Mandzukic, dengan gol indahnya, menyamakan kedudukan tujuh menit berselang. Babak pertama berakhir 1-1. Fans Juventus untuk sesaat yakin, tim mereka bisa menjuarai Liga Champions setelah terakhir meraihnya pada tahun 1996.
Namun di babak kedua, entah apa yang terjadi dalam skuat Juventus, performa mereka menjadi anti-klimaks. Tanpa ampun dan kenal belas kasihan, Los Merengues memanfaatkan situasi yang dialami Juventus dengan mencetak tiga gol tambahan melalui gol Ronaldo, Casemiro, dan Marco Asensio. Madrid menang 4-1 dan menjuarai Liga Champions untuk kedua kalinya beruntun.
Malam yang indah bagi segenap fans Madrid. Mimpi buruk bagi Juventini. Kapten Juventus berusia 40 tahun, Gianluigi Buffon, mengingat dengan baik realita pahit yang dideritanya malam itu di Wales.
"Saya tahu itu (300 hari berlalu sejak final di Cardiff) dan saya juga tahu bahwa saya berumur 40 tahun, jadi saya tidak banyak berubah. Kami harap kali ini situasinya takkan berbeda dan kali ini, kami bisa mengubah perasaan atas apa yang telah terjadi di Cardiff," kenang Buffon bercerita mengenai final Liga Champions musim lalu kepada Marca, Senin (2/4).
Harapan Buffon untuk menghilangkan memori buruk itu dapat terjadi di perempat final Liga Champions musim ini. Bak telah ditakdirkan, Juve diberikan kesempatan kedua untuk membalaskan luka kekalahan musim lalu dari Madrid. Berbeda situasi, laga nanti akan berlangsung selama 180 menit melalui laga kandang-tandang.

Juventus cukup berpengalaman memainkan sistem pertandingan yang memainkan dua leg. Mereka pernah menyingkirkan Madrid di semifinal Liga Champions 2014/15 dengan total agregat gol 3-2. Pengalaman itu, diharapkan Buffon kembali terulang di laga nanti.
"Tidak ada penjelasan, tapi saya ingin mencoba memenangi laga final. Hal yang sama terjadi kepada kami saat melawan Barcelona. Kami bisa memenangi laga dalam pertemuan 180 menit, tapi kalah saat bermain selama 90 menit. Kami harus mulai mengulang performa selama 180 menit di laga final," imbuh Buffon.
"Sulit menemukan penjelasan yang tepat, tapi hal itu memperlihatkan bahwa kami tahu bagaimana caranya bermain di level ini. Sudah jelas permainan tim berbeda ketika memainkan laga 90 menit, bukan 180 menit."
Di mata Buffon, Madrid yang sudah meraih 12 titel Liga Champions, merupakan tim yang sangat berpengalaman dan berkualitas di ajang tersebut. Namun, mereka tidak invincible alias tidak terkalahkan. Juve juga bisa mengalahkan mereka.
"Tidak ada tim yang tidak terkalahkan. Mereka tim yang sangat sulit dikalahkan. Real Madrid mungkin jadi tim favorit, tapi laga nanti masih 50-50. Kami harus tetap ambisius. Ada sejarah dan kemudian ada masa kini. Juventus juga tim yang hebat, tim yang tahu cara memenangi titel," papar Buffon.
Terakhir, Buffon mengakui kekaguman besarnya kepada Ronaldo, winger asal Portugal berusia 33 tahun yang sudah mengoleksi lima Ballon d'Or dan konsisten bersaing dengan Lionel Messi, untuk jadi pemain terbaik dunia.

"Kekaguman saya kepada Cristiano Ronaldo tidak ada batasnya. Dia mampu berkembang seiring bertambahnya usia. Saya mengaguminya karena dia seorang yang tahu apa yang dilakukannya dan dia pragmatis. Dalam beberapa tahun terakhir, dia telah memperlihatkan bahwa dia cerdas," imbuh Buffon.
"Dia telah berganti posisi, lebih efisien menghemat enerji, namun masih mematikan. Di depan gawang lawan, dia pembunuh yang sebenarnya. Satu-satunya pemain yang saya lihat memiliki keyakinan dan kejelasan saat menendang bola dengan kekuatannya sendiri, adalah David Trezeguet."
"Saya cukup beruntun bermain melawan Ronaldo-nya Brasil dan Zlatan Ibrahimovic. Tapi, Cristiano Ronaldo mengoleksi rekor demi rekor dan dia sepenuhnya memiliki kekaguman besar dari saya," pungkas kiper asal Italia tersebut.
Arief Hadi
16.004
Berita Terkait
Juventus Terpincut Davide Frattesi, Inter Milan Ingin Dibarter dengan Khephren Thuram
Link Streaming Alaves vs Real Madrid, Senin 15 Desember 2025
Prediksi dan Statistik Alaves vs Real Madrid: Jangan Biarkan Barcelona Melaju Sendirian
Lautaro Martinez Masih Kesal dengan Kekalahan 0-1 Inter Milan Kontra Liverpool di Liga Champions
Pesan kepada Pesepak Bola Muda: Ikuti Teladan Cristiano Ronaldo, Bukan Lionel Messi
Pandit Sepak Bola Iba Melihat Nasib Xabi Alonso sebagai Pelatih Real Madrid
Jude Bellingham: Skuad Real Madrid Kompak Dukung Xabi Alonso
Betapa Pentingnya Bermain di Liga Champions untuk Manchester United
Conte Klaim Napoli Kalah karena Kelelahan, Mourinho Beri Jawaban Menohok
Dapat Pujian dari Mikel Arteta, Noni Madueke Yakin Arsenal Raih Gelar Ganda