Cerita Graham Potter soal Pemecatannya di Chelsea


BolaSkor.com - Chelsea era Todd Boehly tidak hentinya mengundang sensasi. Selain pembelian pemain yang jor-joran hingga menghabiskan satu miliar poundsterling lebih dari tiga bursa transfer, Boehly juga sudah menunjuk banyak pelatih.
Sebut saja beberapa pelatih di eranya seperti Thomas Tuchel, Graham Potter, Bruno Saltor, Frank Lampard, Mauricio Pochettino, hingga kini di tangan Enzo Maresca.
Nama yang disebut terakhir saat ini menunjukkan tangan 'dinginnya' dengan meracik skuad Chelsea, yang tengah bermain bagus dan punya momentum. Maresca berpotensi jadi pilihan pelatih yang tepat dari Boehly.
Situasi yang dihadapi Maresca berbeda dari Potter, ketika ia ditunjuk menggantikan Tuchel tapi dipecat kurang dari tujuh bulan, padahal Potter dikontrak dalam jangka waktu panjang.
Baca Juga:
Cerita Axel Disasi di Balik Performa Bagus Chelsea
Betapa Ketatnya Persaingan di Dalam Skuad Chelsea
Pilih Chelsea daripada Manchester United, Michael Ballack Gagal Wujudkan Mimpinya

Itu menjadi efek dari posisi finis di urutan 11 klasemen dari 31 laga di Premier League. Potter angkat bicara kepada The Telegraph, menuturkan alasan kariernya sebagai pelatih Chelsea berakhir dengan mimpi buruk.
Menurut Potter, situasinya saat itu bak badai besar karena jadwal padat Chelsea dan juga perhelatan Piala Dunia yang digelar di tengah musim, belum lagi dengan badai cedera pemain.
"Itu hampir seperti badai yang sempurna,. Itu adalah 14 pertandingan dalam enam minggu sebelum Piala Dunia. Rasanya seperti Anda berada di mesin cuci, itulah yang kami katakan di antara staf, karena pertandingan terus berdatangan dan kami tidak punya waktu persiapan," papar Potter.
"Kami kehilangan Reece (James) dan Wesley (Fofana_ karena cedera. Saya pikir kami memiliki pemain terbanyak di Piala Dunia dan segera setelah itu kami kehilangan Raheem (Sterling) dan Christian Pulisic."
Tekanan itu bertambah seiring kedatangan pemain baru seperti Enzo Fernandez, Mykhaylo Mudryk, Benoit Badiashile, dan Noni Madueke. Khususnya Fernandez yang direkrut pada rekor transfer Inggris senilai 107 juta poundsterling.
"Jika Anda menghabiskan 300 juta poundsterling untuk pemain yang datang dari luar Premier League, dari negara-negara yang sedang libur pertengahan musim, maka kenyataannya adalah Anda tidak bisa hanya membayangkan mereka langsung beradaptasi dan segalanya baik-baik saja," imbuh Potter.
"Tetapi, tentu saja, jika Anda mengeluarkan 300 juta poundsterling, tekanan pada tim akan meningkat dan tekanan pada pelatih juga akan meningkat."
View this post on Instagram
'Dan orang-orang berkata, 'Ayolah, Anda sudah menghabiskan semua uang ini.' Saya pikir jika saya membelanjakannya untuk Harry Kane dan Declan Rice, itu cukup adil, tetapi pada saat itu, itulah keputusannya."
"Kami berusaha mendukungnya sebaik mungkin, tapi hal itu membuat kami mendapat tantangan dari banyak pemain setelah Januari dan kemudian mereka tidak bisa pergi ke mana pun," pungkas mantan pelatih Brighton & Hove Albion tersebut.
Arief Hadi
15.465
Berita Terkait
Brentford vs Manchester United: London Bukan Lagi Taman Bermain untuk The Red Devils

Crystal Palace vs Liverpool: The Reds Sudah Lupa Rasanya Kalah
Pemain-pemain Arsenal Dinilai Mulai Mempertanyakan Taktik Mikel Arteta

Memahami Angka 007 yang Ramai Digunakan di Media Sosial, Menyindir Florian Wirtz dan Benjamin Sesko
Cedera Otak Serius, Produk Akademi Arsenal Meninggal Dunia pada Usia 21 Tahun
Ditentang Rio Ferdinand, Manchester United Akan Tetap Kejar Jarrad Branthwaite di Bursa Transfer Januari

Fermin Lopez Akui Sempat Digoda Chelsea

Diincar Real Madrid, William Saliba Setuju Perpanjang Kontrak dengan Arsenal

Syarat Andre Onana Kembali Masuk Skuad Manchester United

Enzo Maresca: Liverpool Sudah Ada di Jalur yang Tepat untuk Pertahankan Gelar Premier League
