4 Kutukan yang Masih Bertahan hingga Dimulainya Piala Dunia 2022

Apa saja empat kutukan tersebut?
Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Kamis, 10 November 2022
4 Kutukan yang Masih Bertahan hingga Dimulainya Piala Dunia 2022
Jerman saat menjadi juara Piala Dunia 2014. (Sumber Foto: Pinterest)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Piala Dunia sudah memasuki edisi ke-22. Piala Dunia 2022 digelar di Qatar dari tanggal 20 November sampai 18 Desember mendatang.

Piala Dunia kali ini merupakan edisi ke-22. Tentu sepanjang pagelaran Piala Dunia banyak sisi menarik dari dalam maupun luar lapangan hijau.

Tak hanya itu, Piala Dunia memiliki kutukan yang menghantui tim-tim peserta di tahun ini. Entah kebetulan atau memang terjadi, mitos dan kutukan ini terus berlanjut.

Apa saja itu? BolaSkor.com telah merangkumnya dalam ulasan empat kutukan dan mitos sepanjang sejarah Piala Dunia yang belum terpecahkan hingga saat ini. Berikut ulasannya:

Baca Juga:

Skuad Timnas Jerman untuk Piala Dunia 2022 Diumumkan, Mario Gotze Kembali

Benzema Dituding Sengaja Tak Main dengan Madrid demi Piala Dunia 2022, Ancelotti Marah

Piala Dunia 2022: Berbeda dengan Pendapat Messi, Scaloni Bantah La Pulga Pensiun

1. Inggris Tak Akan Juara Piala Dunia Lagi

Inggris saat menjuarai Piala Dunia 1966. (Sumber Foto: FIFA)

Inggris dianggap menerima kutukan Jerman Barat, tidak akan pernah juara Piala Dunia lagi usai tahun 1966. Kisah bermula ketika Inggris menghadapi Jerman Barat, pada laga final Piala Dunia 1966 di Wembley.

Saat itu, Inggris bermain imbang 2-2 melawan Jerman Barat sepanjang waktu 90 menit normal. Pertandingan pun dilanjutkan pada babak tambahan waktu.

Inggris akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 4-2 atas Jerman Barat. Dalam pertandingan tersebut, Geoff Hurst menciptakan hat-trick dalam pertandingan tersebut. Ia menjadi satu-satunya pemain sepanjang sejarah Piala Dunia yang menciptakan hat-trick di laga final.

Dua gol bersarang di babak tambahan waktu. Sekaligus membawa Inggris menjadi juara dunia untuk pertama kalinya. Geoff Hurst pun diberi gelar kehormatan Sir oleh Kerajaan Inggris.

Namun, satu gol dari Geoff Hurst dinilai tak melewati garis gawang. Jerman Barat merasa dirugikan oleh wasit. Jerman Barat mengucapkan kutukan bahwa Inggris tak akan juara Piala Dunia lagi usai tahun 1966.

Percaya atau tidak, sampai saat ini Inggris belum pernah meraih gelar juara Piala Dunia. Jangankan menjadi juara, mencapai final saja belum kembali terulang.

2. Juara Piala Konfederasi Tak Akan Rebut Gelar Piala Dunia

Trofi Piala Konfederasi. (Sumber Foto: Pinterest)

Kutukan selanjutnya dari ajang Piala Konfederasi, turnamen pemanasan setahun sebelum Piala Dunia. Piala Konfederasi melibatkan sang juara bertahan Piala Dunia, dan negara-negara pemenang kejuaraan di benuanya masing-masing. Bisa disebut juga sebagai "Piala Dunia Mini"

Piala Konfederasi dimulai pada tahun 1992. Meski begitu, inspirasi dari terselenggaranya Piala Konfederasi sebenarnya sudah ada sejak tahun 1980, saat Kejuaraan Mundialito di Uruguay digelar.

Awal mula Piala Konfederasi digelar di Arab Saudi melalui turnamen bertajuk Piala Raja Fahd (King Fahd Cup). Hanya perwakilan pada juara dari AFC (Asia), CONMEBOL (Amerika Selatan), CONCACAF (Amerika Utara dan Tengah), dan CAF (Afrika) yang diundang. Argentina keluar sebagai juara.

Selanjutnya, Piala Raja Fahd mengundang perwakilan juara UEFA (Eropa) untuk ikut serta di tahun 1995. Argentina kembali menjadi juara usai mengalahkan pewakilan UEFA yang sekaligus juara Piala Eropa 1992, Denmark dengan skor 2-0.

FIFA pun akhirnya mengambil alih pada tahun 1997. FIFA mengubah nama Piala Raja Fahd menjadi Piala Konfederasi, untuk mengundang seluruh juara turnamen konfederasi sepak bola masing-masing benua.

Awalnya di selenggarakan dua tahun sekali, kemudian FIFA mengubahnya menjadi ajang pemanasan Piala Dunia dan sang tuan rumah, setahun sebelum event akbar tersebut. Dengan jangka waktu empat tahun sekali, dimulai pada tahun 2005.

Uniknya, Piala Konfederasi mempunyai sebuah kutukan. Siapa pun negara yang menjadi juara tak akan pernah menjadi juara Piala Dunia, pada tahun berikutnya:

1. Brasil Juara Piala Konfederasi 1997: Gagal di Final Piala Dunia 1998 Prancis

2. Prancis Juara Piala Konfederasi 2001: Gugur di Fase Grup Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang

3. Brasil Juara Piala Konfederasi 2005: Gugur di Fase Perempat Final Piala Dunia 2006 Jerman

4. Brasil Juara Piala Konfederasi 2009: Gugur di Fase Perempat Final Piala Dunia 2010 Afrika Selatan

5. Brasil Juara Piala Konfederasi 2013: Gugur di Fase Semifinal Piala Dunia 2014 Brasil.

6. Jerman Juara Piala Konfederasi 2017: Gugur di Fase Grup F

Kini, FIFA telah resmi meniadakan Piala Konfederasi sejak tahun 2019. Kutukan ini akan abadi sampai Piala Konfederasi diadakan kembali hingga sang juara menjadi kampiun Piala Dunia setahun kemudian.

3. Juara Bertahan Selalu Gagal di Penyisihan Grup Piala Dunia Berikutnya

Jerman saat menjadi juara Piala Dunia 2014. (Sumber Foto: FIFA.com)

Kutukan selanjutnya datang menghantui juara bertahan Piala Dunia. Juara bertahan Piala Dunia akan tersingkir dari babak grup sejak Piala Dunia 2002 Korea Selatan-Jepang.

Prancis sebagai juara tahun 1998, tersingkir secara menyakitkan di Piala Dunia 2002. Kemudian, kutukan ini berhenti kala Brasil sebagai juara Piala Dunia 2002, gagal di babak perempat final Piala Dunia 2006 Jerman.

Kutukan ini belanjut saat Italia sebagai juara Piala Dunia 2006 berlaga di Piala Dunia 2010 Afrika Selatan. Italia gagal lolos dari Grup F setelah kalah bersaing dengan Paraguay dan Slovenia.

Hal itu kembali terulang untuk Spanyol sebagai juara Piala Dunia 2010. La Furia Roja gagal melaju dari babak Grup B setelah kalah bersaing dengan Belanda serta Chile. Kutukan ini berlanjut, saat Jerman tersingkir di babak Grup F Piala Dunia 2018.

Patut ditunggu apaka Prancis bisa back to back juara, sekaligus mematahkan kutukan ini?

4. Kutukan Ranking Pertama FIFA

Korsel Vs Jerman
Kim Young-gwon saat bobol gawang Manuel Neuer. (Zimbio)

Dilansir dari Telegraph, ada kutukan mengerikan soal ranking FIFA jelang Piala Dunia. Kutukan ini meghantui Jerman di Piala Dunia 2018. Di mana, peringkat pertama ranking FIFA tak akan menjadi juara Piala Dunia. Hal itu berlaku sejak Piala Dunia 1950.

1. Piala Dunia 1950: Peringkat 1 FIFA (Inggris), Juara (Uruguay)
2. Piala Dunia 1954: Peringkat 1 FIFA (Hungaria), Juara (Jerman Barat)
3. Piala Dunia 1958: Peringkat 1 FIFA (Hungaria), Juara (Brasil)
4. Piala Dunia 1966: Peringkat 1 FIFA (Brasil), Juara (Inggris)
5. Piala Dunia 1970: Peringkat 1 FIFA (Inggris), Juara (Brasil)
6. Piala Dunia 1974: Peringkat 1 FIFA (Brasil), Juara (Jerman Barat)
7. Piala Dunia 1978: Peringkat 1 FIFA (Jerman Barat), Juara (Argentina)
8. Piala Dunia 1982: Peringkat 1 FIFA (Jerman Barat), Juara (Italia)
9. Piala Dunia 1986: Peringkat 1 FIFA (Prancis), Juara (Argentina)
10. Piala Dunia 1990: Peringkat 1 FIFA (Belanda), Juara (Jerman Barat)
11. Piala Dunia 1994: Peringkat 1 FIFA (Jerman), Juara (Brasil)
12. Piala Dunia 1998: Peringkat 1 FIFA (Brasil), Juara (Prancis)
13. Piala Dunia 2002: Peringkat 1 FIFA (Prancis), Juara (Brasil)
14. Piala Dunia 2006: Peringkat 1 FIFA (Brasil), Juara (Italia)
15. Piala Dunia 2010: Peringkat 1 FIFA (Brasil), Juara (Spanyol)
16. Piala Dunia 2014: Peringkat 1 FIFA (Spanyol), Juara (Jerman)
17. Piala Dunia 2018: Peringkat 1 FIFA (Jerman) Gugur di Fase Grup F

Patut ditunggu apakah Brasil akan mematahkan kutukan mereka pada edisi 2022 kali ini?

Piala dunia 2022 Trivia Sepak Bola Breaking News
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

The author is a senior journalist who has specialized in Indonesian football issues for the past 10 years. Before focusing on sports, the author was also involved in covering political and economic issues. They have covered numerous national and international events, including the 2023 U-17 World Cup, the 2018 Asian Games, and various SEA Games tournaments. Additionally, the author was previously active in the PSSI Pers organization.
Posts

17.538

Berita Terkait

Liga Indonesia
Kaesang Pangarep Tetap Jadi Owner Persis Solo, Keponakan Jokowi Masuk Dewan Komisaris
Keponakan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, bernama Adityo Rimbo Galih Samudro resmi ditetapkan sebagai dewan komisaris PT Persis Solo Saestu.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Kaesang Pangarep Tetap Jadi Owner Persis Solo, Keponakan Jokowi Masuk Dewan Komisaris
Hasil akhir
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Persib mengalahkan PSBS Biak 3-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10) malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Lainnya
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Acara pengukuhan dan pelepasan dilangsungkan di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10) sore WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Lainnya
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Erick Thohir, terbuka untuk para atlet yang ingin berangkat secara mandiri ke SEA Games Thailand 2025.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Timnas
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Malaysia naik ke peringkat 118, sedangkan Indonesia turun ke posisi 122.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Jadwal
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Maung Bandung bertandang melawan PSBS Biak di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (17/10) pukul 19.00 malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Liga Indonesia
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Media Cup 2025 digelar di Jakarta pada 28-30 Oktober mendatang.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Prediksi
Prediksi dan Statistik Barcelona vs Girona: Saatnya Reset
Barcelona mencari kebangkitan saat menjamu Girona di LaLiga 2025/2026. Simak prediksi, kondisi tim, dan statistik pertemuan keduanya.
Johan Kristiandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Prediksi dan Statistik Barcelona vs Girona: Saatnya Reset
Liga Indonesia
Persib Pincang Lawan PSBS Biak, Dua Pemain Andalan Absen
Pertandingan PSBS vs Persib akan digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10).
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Persib Pincang Lawan PSBS Biak, Dua Pemain Andalan Absen
Inggris
Manchester United Tetapkan Harga Bruno Fernandes Rp891 Miliar
Manchester United dikabarkan menetapkan harga jual Bruno Fernandes sebesar 40 juta pound sterling atau sekitar Rp891 miliar. Gelandang asal Portugal itu tetap berambisi meraih gelar Liga Champions meski diminati klub-klub Arab Saudi.
Johan Kristiandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Manchester United Tetapkan Harga Bruno Fernandes Rp891 Miliar
Bagikan