3 Tragedi Paling Kelam Sepanjang Sejarah Piala Dunia

Apa saja tragedi paling kelam dan memilukan sepanjang sejarah Piala Dunia?
Tengku SufiyantoTengku Sufiyanto - Selasa, 08 November 2022
3 Tragedi Paling Kelam Sepanjang Sejarah Piala Dunia
Tragedi yang hampir menewaskan Patrick Battiston di Piala Dunia 1982. (Telegraph)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Piala Dunia sudah memasuki edisi ke-22. Piala Dunia 2022 digelar di Qatar dari tanggal 20 November sampai 18 Desember mendatang.

Sepanjang pagelaran Piala Dunia, tersimpan kejadian menarik di luar dan di dalam lapangan. Baik kejadian yang melahirkan tawa dan senyum, hingga tragedi memilukan.

Setidaknya ada tiga tragedi memilukan sepanjang pagelaran Piala Dunia yang pertama kali digelar tahun 1930 di Uruguay. Tragedi ini akan selalu dikenang sebagai nilai sejarah dari eksistensi turnamen sepak bola paling akbar di dunia tersebut.

BolaSkor.com telah menyajikan tiga tragedi paling memilukan sepanjang sejarah Piala Dunia. Apa saja itu, berikut ulasannya:

Baca Juga:

Shin Tae-yong Prediksi Kiprah Korsel di Piala Dunia 2022

Skuad Timnas Brasil di Piala Dunia 2022: Martinelli Geser Firmino

Piala Dunia 2022: Trent Alexander-Arnold Hadirkan Dilema untuk Timnas Inggris

1. Perkelahian Pemain di Piala Dunia Chile 1962

Perkelahian pemain di dalam lapangan ternyata pernah terjadi di Piala Dunia Chile 1962. Saat itu, tuan rumah Chile bertemu dengan Italia, pada laga Grup 2, 2 Juni 1962.

Pertandingan tersebut ternyata berubah menjadi medan perkelahian pemain. Pukulan dan tendangan melayang dari kedua tim. Bahkan, pihak kepolisian terpaksa masuk ke dalam lapangan untuk menenangkan perkelahian.

Laga tersebut sampai saat ini dikenal dengan sebutan "Battle of Santiago", lantaran pertandigan itu digelar di Ibu Kota Chile, Santiago.

Battle of Santiago Piala Dunia 1962. (Sumber Foto: FIFA.com)

Komentator BBC, Agus Coleman, menyebut laga tersebut sebagai pertandingan paling bodoh, mengerikan, menjijikan, dan memalukan di sepanjang sejarah sepak bola. Wasit yang memimpin laga itu, Ken Ashton, menggambarkan laga tersebut dengan mengerikan.

''Saat itu, saya seperti tidak menjadi wasit di pertandingan sepak bola, tapi saya bertindak sebagai hakim di dalam pertempuran-pertempuran yang dipenuhi manuver-manuer militer,'' kata wasit asal Inggris tersebut.

Namun, insiden tersebut justru melahirkan kontroversi. Di mana, Ashton hanya mengeluarkan dua kartu merah. Semuanya untuk pemain Italia. Italia pun kalah 0-2 dari Chile.

2. Patrick Battiston Hampir Wafat di Laga Prancis Vs Jerman Barat Piala Dunia 1982

Piala Dunia 1982 digelar di Spanyol. Ada 24 tim yang lolos ke putaran final Piala Dunia 1982. Namun, ada satu pertandingan yang selalu diingat hampir menimbulkan satu korban jiwa.

Pertandingan itu mempertemukan Jerman Barat kontra Prancis, pada laga semifinal Piala Dunia 1982 di Stadion Roman Sanchez Pizjuan, Sevilla, 8 Juli lalu. Pertandingan berjalan sengit.

Tragedi yang dimaksud berawal dari kedudukan kedua tim yang sama kuat 1-1. Kapten sekligus bintang timnas Prancis ketika itu, Michel Platini, mengirimkan bola dengan umpan lambung untuk Patrick Battiston.

Patrick Battiston hampir wafat di tengah lapangan. (Sumber Foto: Honour of Football)

Battiston bersiap menyambut bola umpan lambung Platini, namun kiper Jerman Barat Toni Schumacher keluar dari sarangnya. Benturan kedunya pun tak bisa dihindari.

Schumacher terlihat mengangkat pinggulnya untuk memberikan benturan kepada Battiston. Battiston yang menerima benturan mengalami pingsan di tengah lapangan. Ia tak sadarkan diri.

Beruntung, nyawanya terselamatkan oleh tim medis. Ia ditandu keluar lapangan dengan bantuan penjepit leher. Ia menerima perawatan dengan patah gigi, tulang rusuk, dan tulang belakang. Battiston pun sempat mengalami beberapa koma di rumah sakit. Namun, kembali nyawanya terlelamatkan.

Dalam pertandingan tersebut, Schumacher tidak menerima kartu apapun dari wasit. Pertandingan dilanjutkan kembali. Alhasil, Jerman Barat menang atas Prancis melalui tendangan adu penalti dengan skor 5-4, usai bermain imbang 3-3.

3. Kematian Andres Escobar di Piala Dunia 1994

Satu tragedi yang paling memilukan dan dikenang sepanjang sejarah Piala Dunia adalah kematian bek tengah timnas Kolombia, Andres Escobar. Ia dibunuh saat Piala Dunia 1994 masih berlangsung.

Penyebabnya karena Escobar melakukan gol bunuh diri saat Kolombia takluk 1-2 dari tuan rumah Amerika Serikat, pada laga kedua Grup A di Rose Bowl, Los Angeles, 22 Juni 1994. Escobar merugikan seseorang kaltel narkoba saat bermain judi.

Kisah dimulai ketika pada 2 Juli 1994, publik pencinta sepak bola dunia digemparkan dengan pemberitaan pembunuhan Pablo Escobar. Pemain yang berposisi sebagai bek tengah itu dibunuh di suatu klub malam Kolombia. Ia ditembak orang tak dikenal.

Seperti diberitakan BBC, seorang saksi mengatakan kejadian tersebut terjadi pada pukul 03.30 dini hari WIB. Ada sekelompok orang meneriakan nama Escobar dengan bentuk penghinaan. Escobar tak terima dan melakukan pembelaan, namun seorang pria tiba-tiba mengeluarkan pistol kaliber 38 mm. Pria tersebut menembaki Escobar sebanyak 12 kali.

Pria tersebut menembak Escobar sambil berteriak "Thanks for the own-goal, hijueputa!" yang berarti terima kasih atas gol bunuh diri-mu, anak pelacur.” Rekan-rekan pria itu meneriakan "Goal", seperti seorang komentator bola menyambut gol.

Suporter Kolombia mengenang Andres Escobar. (Sumber Foto: FIFA.com)

Sang pelaku lari meninggalkan lokasi kejadian dengan mobil pribadinya. 45 menit kemudian Escobar dinyatakan meninggal dunia pada umur 27 tahun, setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Jasad Escobar kemudian dikebumikan di Montesacro cemetery, Medellin.

Pihak Kepolisian Kolombia akhirnya menangkap Humberto Castro Munoz pada malam hari setelah kejadian. Ia merupakan pelaku pembunuhan Pablo Escobar.

Ia disuruh oleh majikannya, Santiago Gallon, untuk menghabisi nyawa Escobar untuk membalas kerugian besar karena kalah taruhan. Castro Munoz sendiri merupakan kaki tangan kartel narkoba di Kolombia.

Pihak Kepolisian Kolombia akhirnya mengeluarkan bukti bahwa pembunuhan Escobar dilatarbelakangi gol bunuh dirinya ke gawang Amerika Serikat. Jika itu tidak terjadi, Kolombia akan sukses melangkah ke babak selanjutnya di Piala Dunia 1994.

Pengadilan menjatuhkan hukuman 43 tahun penjara terhadap Castro Munoz. Namun seiring berjalannya waktu, Castro Munoz hanya menjalani 11 tahun masa hukuman. Ia mendapat remisi 26 tahun karena berkelakuan baik selama di penjara. Ia pun bebas pada tahun 2005.

Trivia Sepak Bola Piala Dunia Piala dunia 2022 Breaking News
Ditulis Oleh

Tengku Sufiyanto

The author is a senior journalist who has specialized in Indonesian football issues for the past 10 years. Before focusing on sports, the author was also involved in covering political and economic issues. They have covered numerous national and international events, including the 2023 U-17 World Cup, the 2018 Asian Games, and various SEA Games tournaments. Additionally, the author was previously active in the PSSI Pers organization.
Posts

17.538

Berita Terkait

Prediksi
Prediksi dan Statistik Fulham vs Arsenal: Ujian di Craven Cottage
Laga panas dua tim asal London akan berlangsung saat Fulham menjamu Arsenal pada lanjutan Premier League 2025-2026 di Stadion Craven Cottage.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 18 Oktober 2025
Prediksi dan Statistik Fulham vs Arsenal: Ujian di Craven Cottage
Prediksi
Prediksi dan Statistik Nottingham Forest vs Chelsea: The Blues Lanjutkan Tren
Chelsea berusaha meraih kemenangan keempat dalam lima pertandingan terakhir saat bertandang ke markas Nottingham Forest pada lanjutan Premier League di Stadion City Ground.
Yusuf Abdillah - Sabtu, 18 Oktober 2025
Prediksi dan Statistik Nottingham Forest vs Chelsea: The Blues Lanjutkan Tren
Ragam
8 Negara dengan Populasi Besar yang Tidak Pernah Berpartisipasi di Piala Dunia
Negara-negara dengan tingkat populasi yang besar tidak menjamin mereka tampil di Piala Dunia.
Arief Hadi - Sabtu, 18 Oktober 2025
8 Negara dengan Populasi Besar yang Tidak Pernah Berpartisipasi di Piala Dunia
Liga Indonesia
Kaesang Pangarep Tetap Jadi Owner Persis Solo, Keponakan Jokowi Masuk Dewan Komisaris
Keponakan Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo, bernama Adityo Rimbo Galih Samudro resmi ditetapkan sebagai dewan komisaris PT Persis Solo Saestu.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Kaesang Pangarep Tetap Jadi Owner Persis Solo, Keponakan Jokowi Masuk Dewan Komisaris
Hasil akhir
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Persib mengalahkan PSBS Biak 3-0 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Jumat (17/10) malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Hasil Super League 2025/2026: Persib Bandung Menang Telak atas PSBS di Maguwoharjo
Lainnya
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Acara pengukuhan dan pelepasan dilangsungkan di Auditorium Wisma Kemenpora, Senayan, Jakarta, Jumat (17/10) sore WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Resmi Dikukuhkan dan Dilepas untuk Asian Youth Games dan Islamic Solidarity Games 2025, Tim Indonesia Siap Bertarung
Lainnya
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Erick Thohir, terbuka untuk para atlet yang ingin berangkat secara mandiri ke SEA Games Thailand 2025.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Erick Thohir Persilakan Atlet Berangkat Mandiri ke SEA Games 2025: Tapi Belum Tentu Dapat Bonus
Timnas
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Malaysia naik ke peringkat 118, sedangkan Indonesia turun ke posisi 122.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Dua Kali Kalah di Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026, Ranking FIFA Timnas Indonesia Disalip Malaysia
Jadwal
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Maung Bandung bertandang melawan PSBS Biak di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta, Jumat (17/10) pukul 19.00 malam WIB.
Tengku Sufiyanto - Jumat, 17 Oktober 2025
Link Streaming PSBS Biak vs Persib Bandung Jumat 17 Oktober 2025, Live Sebentar Lagi
Liga Indonesia
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Media Cup 2025 digelar di Jakarta pada 28-30 Oktober mendatang.
Rizqi Ariandi - Jumat, 17 Oktober 2025
Perkuat Sinergi dengan Jurnalis, I League Kembali Dukung Media Cup 2025
Bagikan