3 Julukan yang Sempat Melekat pada Pelatih Anyar Timnas Indonesia Shin Tae-yong


BolaSkor.com - Pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong, telah resmi menjadi pelatih Timnas Indonesia. Ia mendapatkan kontrak berdurasi empat tahun dari PSSI, sesuai yang diumumkan Sabtu (28/12).
Shin Tae-yong dipilih tak lepas dari catatan karier, terutama sebagai pelatih. Saat menangani Seongnam Ilhwa Chunma, Shin Tae-yong menghadirkan gelar juara dari Liga Champions Asia pada 2010 dan Piala FA Korea pada 2011.
Ia juga memimpin Timnas Korea Selatan di Olimpiade Rio 2016. Shin Tae-yong sempat menangani Timnas U-20 dan U-23 sebelum memimpin skuat senior Korea Selatan.
Baca Juga:
Indra Sjafri Benarkan Bantu Shin Tae-yong di Timnas Indonesia
PSSI Jamin Gaji Shin Tae-yong Tak Akan Ditunggak seperti Luis Milla
Shin Tae-yong menghadirkan gelar juara EAFF E 1 2017 bersama skuat senior. Sebelum memimpin Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 di Rusia.
Sepanjang karier, termasuk sebagai pesepak bola sejumlah julukan atau gelar diperolehnya. Apa saja?
1. Fox of the Ground

Julukan ini disandangnya sejak masih menjadi pesepak bola. Julukan ini masih kerap disinggung saat dirinya menjadi pelatih.
Fox of the Ground atau rubah tanah menyiratkan gaya permainannya. Sebagai pemain depan dengan posisi gelandang serang, Shin Tae-yong dianggap punya kecepatan, stabil, dan cerdas.
Ia juga pemain yang sangat baik dalam mendistribusikan bola sebagai playmaker.
2. One Man Club

Julukan ini diperoleh tak lepas dari kariernya sebagai pesepak bola di Korea Selatan. Status ini merujuk kiprahnya yang hanya membela satu klub di Korea Selatan.
Shin Tae-yong memperkuat Seongnam Ilhwa Chunma sejak 1992. Di musim pertama, Shin Tae-yong langsung mendapatkan pencapaian luar biasa.
Ia merasakan gelar Piala Liga 1992 dan menyandang sebagai Young Player of The Year serta masuk dalam Best XI K-League.
Di klub ini ia juga merasakan titel K-League 1 (1993, 1994, 1995, 2001, 2002, 2003), Liga Champions Asia (1995), Piala Super Asia (1996), Piala FA (1999), Piala Liga (2002, 2004), serta A3 Champions Cup (2004).
Adapun secara pribadi, ia kembali masuk Best XI (1993, 1994, 1995, 1996, 2000, 2001, 2002, 2003). Juga menyandang status MVP (1995, 2001), serta top skorer (1996).
Itu sebelum menuju Australia untuk bergabung dengan Queensland Roar FC (saat ini Brisbane Roar) setelah gagal mendapatkan kontrak baru dari Seongnam Ilhwa Cheonma. Shin Tae-yong tak lama bermain di Queensland Roar FC, karena pada September 2005 pensiun usai cedera pergelangan kaki. Shin Tae-yong kemudian menjadi asisten pelatih.
3. Mourinho Korea

Shin Tae-yong sempat disebut sebagai Jose Mourinho Korea. Ia selalu percaya diri seperti Mourinho.
Dalam sebuah penghargaan, Mourinho sempat menilai dirinya sebagai seorang yang istimewa. Shin Tae-yong pun pernah mengatakan "Saya orangnya" setelah membawa Seongnam meraih gelar Liga Champions Asia 2010.
Frengky Aruan
15.464
Berita Terkait
Gennaro Gattuso Kecewa Samuele Ricci Jarang Dimainkan AC Milan

Patrick Kluivert Minta Timnas Indonesia Tunjukkan Ketajaman dan Main Cerdas Hadapi Arab Saudi

Manchester United Tidak Boleh Gegabah dan Disarankan Beri Ruben Amorim Kesempatan

Absen di Round 4 karena Cedera, Emil Audero Kirim Pesan Penting dan Doa untuk Timnas Indonesia

Persipura Akan Umumkan Dirtek Baru, Owen Rahadiyan Tunjukkan Komitmen untuk Perkembangan Sepak Bola Papua

Profil Ahmad Al Ali, Wasit Laga Arab Saudi Vs Timnas Indonesia yang Pernah Beri Kartu Kuning kepada Shin Tae-yong

Jadi Penghangat Bangku Cadangan, Endrick Disarankan Tinggalkan Real Madrid pada Januari

Pelatih Timnas Indonesia Patrick Kluivert Indikasikan Ole Romeny Main Lawan Arab Saudi

Wasit Ahmad Al Ali Ternyata Tak Selalu 'Bersahabat' dengan Arab Saudi

Siapa Noah Atubolu? Kiper yang Jadi Rebutan Inter dan AC Milan
