3 Blunder yang Sebabkan Fulham Terdegradasi dari Premier League

Sejak memastikan promosi musim lalu, Fulham dinilai bisa bersaing di Premier League, bahkan diprediksi bisa meraih zona Liga Europa.
Yusuf AbdillahYusuf Abdillah - Rabu, 03 April 2019
3 Blunder yang Sebabkan Fulham Terdegradasi dari Premier League
Fulham (PremierLeague)
Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

BolaSkor.com - Fulham dipastikan menjadi klub kedua yang terdegradasi dari Premier League musim ini. Kekalahan 1-4 dari Watford pada Rabu (3/4) WIB menjadi penentu nasib klub yang bermarkas di Craven Cottage.

Hasil ini sangat mengecewakan terlebih jika melihat bagaimana tingginya ekspektasi publik jelang musim ini digelar. Sejak memastikan promosi musim lalu, Fulham dinilai bisa bersaing di Premier League, bahkan diprediksi bisa meraih zona Liga Europa.

Baca juga:

Takluk dari Wolverhampton, Solskjaer: Man United Pantang Buat Kesalahan

Mike Dean, Wasit Paling Royal Berikan Kartu Merah

Watford vs Fulham (PremierLeague)

Mereka dianggap sebagai tim promosi yang paling siap, baik itu dari sisi kekuatan atau permainan tim. Namun, yang terjadi jauh api dari panggangan. Apa yang terjadi?

Berikut kesalahan yang dibuat Fulham yang membuat mereka hanya bertahan satu musim di Premier League.

1. Terlalu Jor-joran di Bursa Transfer

Memang setiap klub harus mendatangkan pemain baru untuk menambah kekuatan. Bagi Fulham, sejatinya mereka sudah memiliki skuat yang solid dan hanya membutuhkan beberapa pemain untuk menambah kualitas tim.

Namun yang terjadi, Fulham memboyong 12 pemain baru di bursa transfer musim panas, tujuh permanen dan lima pinjaman. Untuk mendatangkan tujuh pemain permanen, Fulham harus mengucurkan dana lebih dari 100 juta poundsterling.

Sekilas, apa yang dilakukan Fulham bisa diartikan bahwa mereka bersungguh-sungguh ingin bicara banyak di Premier League kali ini. Publik pun berharap klub kesayangan mereka akan bersaing minimal di papan tengah, bukan di zona degradasi.

Namun, dengan banyak masuknya pemain baru, atmosfer dalam tim berubah. Tuntutan tampil apik juga makin menambah beban. Permainan solid dan kompak seperti yang mereka tampilkan saat meraih tiket promosi tak lagi tampak.


2. Memecat Slavisa Jokanovic

Fulham memulai Premier League dengan buruk. Mereka ada di dasar klasemen dengan cuma meraih lima poin dalam 12 laga pertama. Alhasil, Fulham memutuskan mendepak Slavisa Jokanovic dari kursi pelatih.

Sekilas, Jokanovic memang pantas dipecat. Dia keras kepala dengan tetap menerapkan taktik serupa saat tampil di Championship dan berharap berhasil di Premier League.

Namun diyakini pemecatan Jokanovic terjadi pada momen yang tidak tepat. Ya, Jokanovic ditendang saat Fulham sudah kembali tampil solid dan kompeten. Itu bisa dilihat ketika Fulham menyulitkan Liverpool di Anfield, meski akhirnya tetap kalah 0-2.

Jokanovic pun sudah menyadari kesalahannya dan melakukan penyesuaian taktik. Taktik yang dipercaya bisa paling tidak mempertahankan Fulham di Premier League. Setelah Jokanovic dipecat, Fulham justru terus terjerembab.

3. Penunjukkan Ranieri

Tak ada yang menampik kapasitas Claudio Ranieri sebagai pelatih. Kesuksesannya membawa Leicester City secara mengejutkan menjadi kampiun Premier League adalah bukti sahih.

Namun, Ranieri bukan sosok yang tepat bagi Fulham yang ingin lepas dari jeratan zona merah. Banyak yang menilai gaya permainan Ranieri sudah tak lagi cocok di Premier League. Itu terlihat dari kegagalan Leicester yang tampil buruk saat berupaya mempertahankan gelar.

Claudio Ranieri

Di Fulham, Ranieri kembali ingin menerapkan taktik miliknya. Dengan kata lain, dia menghapus semua identitas pelatih sebelumnya, tidak terkecuali hal-hal yang positif. Salah satu contohnya adalah perlakuan Ranieri kepada Ryan Sessegnon. Sebelumnya, pemain muda ini tampil apik dan menjadi salah satu pilar bagi Fulham. Namun di era Ranieri, menit bermain Sessegnon menurun drastis.

Bisa dibayangkan bagaimana kesulitan yang dihadapi pemain yang harus menerapkan sistem yang sama sekali baru dalam waktu singkat di bawah tekanan keluar dari zona degradasi. Ranieri pun akhirnya juga dipecat pada Februari lalu dan Fulham sudah berada 10 poin di bawah garis aman.

Premier League Fulham
Ditulis Oleh

Yusuf Abdillah

Posts

9.190

Berita Terkait

Inggris
Syarat Andre Onana Kembali Masuk Skuad Manchester United
Andre Onana dipinjamkan Manchester United ke Trabzonspor tanpa opsi permanen. Masa depan kiper Kamerun itu di Old Trafford bergantung pada situasi Ruben Amorim sebagai manajer MU.
Johan Kristiandi - Kamis, 25 September 2025
Syarat Andre Onana Kembali Masuk Skuad Manchester United
Inggris
Enzo Maresca: Liverpool Sudah Ada di Jalur yang Tepat untuk Pertahankan Gelar Premier League
Liverpool mantap berada di puncak klasemen sementara Premier League setelah meraih hasil sempurna dalam lima laga yang sudah dijalani.
Yusuf Abdillah - Rabu, 24 September 2025
Enzo Maresca: Liverpool Sudah Ada di Jalur yang Tepat untuk Pertahankan Gelar Premier League
Inggris
Raih Penghargaan Gerd Muller, Striker Baru Arsenal Justru Disindir di Media Sosial
Penyerang baru Arsenal, Viktor Gyokeres, memenangi penghargaan Gerd Muller di acara Ballon d'Or 2025 dan disindir publik.
Arief Hadi - Selasa, 23 September 2025
Raih Penghargaan Gerd Muller, Striker Baru Arsenal Justru Disindir di Media Sosial
Inggris
Mikel Arteta Terkesan dengan Penampilan Arsenal Melawan Manchester City
Arsenal bermain imbang 1-1 kontra Manchester City dan tertinggal lima poin dari Liverpool di klasemen Premier League 2025/2026. Mikel Arteta tetap optimis peluang The Gunners.
Johan Kristiandi - Senin, 22 September 2025
Mikel Arteta Terkesan dengan Penampilan Arsenal Melawan Manchester City
Berita
Klasemen Sementara Premier League: Liverpool Sempurna, Manchester United Perbaiki Posisi
Liverpool kokoh di puncak klasemen Premier League 2025/2026 usai kalahkan Everton 2-1. Manchester United bangkit dengan menekuk Chelsea, sementara Arsenal dan Manchester City berbagi poin.
Johan Kristiandi - Senin, 22 September 2025
Klasemen Sementara Premier League: Liverpool Sempurna, Manchester United Perbaiki Posisi
Inggris
Ketika Pep Guardiola Memarkir Bus dan 'Meninggalkan' Filosofi Penguasaan Bola adalah Segalanya
Menghadapi Arsenal, Manchester City asuhan Pep Guardiola mengandalkan taktik parkir bus dalam upaya mempertahankan keunggulan.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Ketika Pep Guardiola Memarkir Bus dan 'Meninggalkan' Filosofi Penguasaan Bola adalah Segalanya
Inggris
Jadi Pelatih Pertama yang Tidak Pernah Kalah dalam Lima Laga Melawan Pep Guardiola di Premier League, Mikel Arteta Tidak Peduli
Mikel Arteta kini menjadi pelatih pertama yang tidak terkalahkan dalam lima pertandingan melawan Pep Guardiola di Premier League
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Jadi Pelatih Pertama yang Tidak Pernah Kalah dalam Lima Laga Melawan Pep Guardiola di Premier League, Mikel Arteta Tidak Peduli
Inggris
Arsenal Tertinggal Lima Poin dari Liverpool, Mikel Arteta: Kami Baik-baik Saja
Arsenal tertinggal lima poin dari pemuncak klasemen sementara Premier League, Liverpool.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Arsenal Tertinggal Lima Poin dari Liverpool, Mikel Arteta: Kami Baik-baik Saja
Inggris
Manchester City Kepayahan Ladeni Arsenal, Pep Guardiola Keluhkan Jadwal Padat
Arsenal dan Manchester City berbagi poin pada pertandingan pekan kelima Premier League yang berlangsung di Stadion Emirates, Minggu (21/9) malam WIB.
Yusuf Abdillah - Senin, 22 September 2025
Manchester City Kepayahan Ladeni Arsenal, Pep Guardiola Keluhkan Jadwal Padat
Hasil akhir
Hasil Premier League: Gabriel Martinelli Menyelamatkan Arsenal dari Kekalahan Melawan Manchester City
Arsenal bermain imbang 1-1 melawan Manchester City pada lanjutan Premier League 2025/2026 di Emirates Stadium. Gol Erling Haaland dibalas Gabriel Martinelli di masa injury time.
Johan Kristiandi - Senin, 22 September 2025
Hasil Premier League: Gabriel Martinelli Menyelamatkan Arsenal dari Kekalahan Melawan Manchester City
Bagikan