10 Fakta yang Perlu Diketahui Mengenai Rekrutan Baru Arsenal, Riccardo Calafiori


BolaSkor.com - Arsenal sukses merampungkan transfer pertama mereka pada bursa transfer musim panas 2024. Dia adalah bek timnas Italia berusia 22 tahun, Riccardo Calafiori, yang direkrut dari Bologna dengan nominal 42 juta poundsterling dan kontrak berdurasi lima tahun.
"Pemain internasional Italia, Riccardo Calafiori, bergabung dengan kami dari klub Serie A Bologna dengan kontrak jangka panjang," demikian pernyataan di situs resmi Arsenal.
"Bek berusia 22 tahun itu masuk skuad Azzurri di Euro 2024, setelah menjalani musim penuh performa impresif di jantung pertahanan Bologna."
Baca Juga:
Resmi, Arsenal Umumkan Transfer Riccardo Calafiori
PSG Mundur, Arsenal Kembali Jajaki Victor Osimhen
Riccardo Calafiori Rampung, Arsenal Sekarang Berburu Gelandang Timnas Spanyol

Diwakili Edu, Direktur Olahraga Arsenal, klub melihat Calafiori sebagai pemain yang ideal untuk bermain di tim arahan Mikel Arteta, sesuai dengan filosofi klub.
"Ini (merekrut Calafiori) merupakan upaya tim yang luar biasa dalam menyelesaikan transfer ini dan kami menyambut Riccardo ke dalam keluarga," papar Edu.
"Kami mengidentifikasi Riccardo sebagai bagian dari strategi kami untuk merekrut pemain yang sesuai dengan profil kami dan akan memperkuat skuad kami untuk bersaing di level tertinggi. Dia berusia 22 tahun tetapi membawa kualitas dan pengalaman. Dia akan segera berkembang menjadi pemain Arsenal."
"Riccardo secara konsisten menunjukkan kualitasnya untuk klub dan negaranya. Dia adalah salah satu pemain terbaik di Serie A musim lalu, dan memberikan penampilan yang kuat untuk Italia di Euro musim panas ini."
Menilik dari laman resmi Arsenal, berikut 10 fakta menarik yang perlu diketahui mengenai Riccardo Calafiori:
1. Asli Kelahiran Roma

Lahir di Roma, 19 Mei 2002, Calafiori direkrut tim lokal, AS Roma, pada usia delapan tahun dan mendapatkan kontrak profesional pada 2018.
Talenta Calafiori terlihat lebih awal, pada 2019 ia merupakan salah satu dari pemain terbaik kelahiran 2002 oleh The Guardian, lalu pada 2021 UEFA melihatnya sebagai satu dari 50 pemuda yang paling menjanjikan untuk masa depan.
2. Julukan Bulldozer
Pada usia 16 tahun, Calafiori menderita cedera serius pada lutut kaki kirinya saat bermain di UEFA Youth League kontra Viktoria Plzen. Kala itu ia bermain untuk tim U-19 Roma.
Masa depannya diragukan tapi Calafiori pantang menyerah, terutamanya setelah mendapatkan dukungan untuk pulih, termasuk dari striker Roma kala itu, Edin Dzeko. Calafiori menjalani pemulihan, bekerja keras di Amerika Serikat, dan bangkit hingga ia mendapatkan julukan Bulldozer dari ayahnya.
3. Bertualang ke Swiss

Pasca 17 penampilan dan peminjaman singkat di Genoa, Calafiori berusaha memaksimalkan performanya kala pindah ke Swiss dan gabung Basel pada Agustus 2022.
Calafiori bermain 34 kali dengan Basel, membantu klub mencapai semifinal UEFA Conference League. Itu bukan kali pertama ia bermain di Eropa, sebab di Roma ia tampil lima kali di Liga Europa 2020-2021.
4. Perubahan Posisi
Momen terbesarnya saat membela Basel datang ketika dilatih pelatih sementara (caretaker), Heiko Vogel, yang memindahkannya dari bek kiri menjadi bek tengah - transformasi yang mengubah kariernya.
Basel hanya kalah dua kali dari 13 laga ketika Calafiori bermain di jantung pertahanan, beradaptasi cepat pada posisi bermainnya.
5. Menonjol Bersama Bologna

Pindahnya Calafiori ke Bologna menjadi kunci kebangkitan kariernya pada 2023. Musim lalu (2023-2024), Calafiori bermain 30 kali dan mencatatkan 15 clean sheets, membantu Bologna jadi tim dengan pertahanan ketiga terbaik setelah Inter Milan dan Juventus.
Pertahanan kuat Bologna membawa klub arahan Thiago Motta finis di urutan lima Serie A, klub bermain di Liga Champions untuk kali pertama sejak 1964 - mengakhiri 20 tahun penantian bermain di Eropa.
6. Inspirasi dari Inggris
Bek timnas Inggris yang membela Manchester City, John Stones, menjadi inspirasi bagi permainan Calafiori. Ia mengakuinya dengan caranya membangun serangan dari belakang.
"John Stones adalah referensi saya. Gaya permainannya paling mirip dengan saya. Ini bukan hal yang mudah ketika saya masuk ke lini tengah. Itu mengikuti pedoman pelatih," ucap Calafiori soal Stones.
7. Italia Keempat di Arsenal

Calafiori akan menjadi pemain Italia keempat yang membela Arsenal. Arturo Lupoli jadi yang pertama, mencetak tiga gol dari sembilan laga pada medio 2004-2006, yang diikuti Vito Mannone (kiper) yang bermain 23 kali pada medio 2009-2012.
Kompatriot Calafiori di timnas Italia saat ini, Jorginho, jadi penampil terbanyak di Arsenal dengan catatan 52 laga selama 18 bulan membela klub.
8. Relasi dengan Bologna
Calafiori satu dari dua pemain yang direkrut Arsenal dari Bologna pada skuad terkini, setelah Takehiro Tomiyasu ke Arsenal pada 2021 setelah dua tahun membela Bologna.
Relasi Arsenal-Bologna lainnya adalah Niccolo Galli, yang memenangi Piala FA Tim Muda pada 2000, sebelum dipinjamkan ke Bologna dan meninggal karena kecelakaan pada usia 17 tahun.
9. Pemberi Assist
Bek bukan berarti tidak dapat memberikan suplai bola terutamanya assist. Calafiori memiliki itu dan meyakinkan Arsenal untuk merekrutnya. Tidak ada bek tengah di lima liga top Eropa yang memberikan assist ketimbang Calafiori pada musim 2023-2024 (lima assists).
Calafiori juga memiliki persentase sukses operan bola 89 persen, menempati peringkat tiga di Serie A musim lalu, dengan 1.783 operan suksesnya termasuk 76 akurasi bola lambung, serta 17 penciptaan peluang untuk mencetak gol.
10. Cinta Keluarga
Ketika ditanya apa pencapaian terbesar dalam kariernya sejauh ini, Calafiori tidak muluk-muluk berpikir, menyebut pencapaian terbesarnya adalah memberikan orang tuanya rumah.
"Mampu membeli rumah untuk orang tua saya. Kami tinggal di sebuah kontrakan, tapi ketika saya bermain untuk Roma, saya berhasil membelikan rumah yang indah untuk mereka. Melihat mereka tenang, aman dan bahagia adalah sesuatu yang tak ternilai harganya," papar Calafiori.
View this post on Instagram
Arief Hadi
15.318
Berita Terkait
Oxford United Pinjamkan Marselino Ferdinan ke AS Trencin, Klub yang Pernah Dibela Witan Sulaeman

Joao Pedro Ungkap Alasan Pilih Gabung Chelsea ketimbang Newcastle United
Terus Cari Amunisi Baru, AC Milan Tertarik Rekrut Takehiro Tomiyasu dengan Status Bebas Transfer

Dapat Saran dari Rekan Setimnya di Barcelona, Fermin Lopez Tolak Tawaran Gabung Chelsea

10 Transfer yang Gagal Terwujud pada Musim Panas 2025: Manchester United Sering Terkena Harapan Palsu

Pemain Baru Juventus Akui Tidak Bisa Tidur di Malam sebelum Transfernya ke Bianconeri
Profil Miliano Jonathans: Pemuda Keturunan Depok Berkaki Kidal dari Arnhem yang Kini Membela Timnas Indonesia
5 Pemain LaLiga Termahal pada Bursa Transfer Musim Panas 2025: Madrid Punya Tiga, Barcelona Nihil
