Wawancara Eksklusif Ketua Umum IWbA Aang Sunadji: Woodball Indonesia Siap Harumkan Merah-Putih di SEA Games 2025
BolaSkor.com - Cabang olahraga woodball memang baru dikenal dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia. Meski begitu, woodball langsung menjadi andalan baru Tim Indonesia dalam SEA Games 2025 Thailand.
Woodball untuk pertama kali dipertandingkan di SEA Games, bisa menjadi lumbung medali emas untuk Tim Indonesia.
Bagaimana tidak? Woodball Indonesia acap kali meraih prestasi gemilang di tingkat dunia dan Asia.
Salah satunya woodball Indonesia berhasil menjadi juara umum Asian Cup Woodball Championship 2025. Lalu meraih 8 emas di Hong Kong Open 2025, 4 emas di World Cup Beach Woodball Championship 2025.
Bahkan atlet Indonesia ada di peringkat satu dunia Woodball 2025.
Baca Juga:
Diperkuat Atlet-atlet Papan Atas, Tim Woodball Indonesia Targetkan Juara Umum SEA Games 2025
Indonesia Peringkat Satu Ranking Dunia Woodball 2025, Menguasai Lima Besar
Di sektor putra, Indonesia memiliki atlet kelas dunia seperti Ahris Sumariyanto yang mengakhiri 2025 di peringkat pertama dunia.
Sementara rekan setimnya, Susilo Marga Nugraha dan I Putu Ari Kuncoro, masing-masing berada di peringkat keempat dan kelima dunia.
Di sektor putri, Indonesia akan diperkuat Siti Masitihah sebagai peringkat satu dunia dan Finda Tri Setianingrum, yang ada satu peringkat di bawah Siti.
Ada enam nomor woodball yang akan dipertandingkan di SEA Games 2025, antara lain nomor perorangan stroke, nomor perorangan fairway, nomor team stroke, dan nomor team fairway.
Sebanyak 23 atlet, baik putra maupun putri melakukan latihan keras dari teknik hingga uji tanding.
Indonesia akan bertanding menghadapi Singapura, Malaysia, dan Thailand sebagai tuan rumah pada 10-14 Desember 2025. Para atlet akan bertanding di Royal Thai Fleet Golf Course, Chonburi, Thailand.

CdM Tim Indonesia untuk SEA Games Thailand 2025, Bayu Priawan Djokosoetono ditemani Ketum IWbA Aang Sunadji, melakukan kunjungan ke TC nasional cabor woodball, Senin (13/10). (NOC Indonesia)
Lalu bagaimana persiapan tim woodball Indonesia menghadapi SEA Games 2025?
BolaSkor.com (Merah Putih Media) berkesempatan mewawancarai Ketua Umum PB Indonesia Woodball Association (IWbA), Aang Sunadji, secara eksklusif.
Berikut hasil wawancaranya:

Indonesia meraih gelar juara umum Asian Cup Woodball Championship 2025. (MP Media/BolaSkor.com/Kanugrahan)
Bagaimana persiapan Tim Woodball Indonesia untuk SEA Games 2025?
Pertandingan itu besok kita main di fairway. Jadi hari ini tuh ada technical meeting untuk menentukan besok kita ketemu siapa. Jadi, jam pertandingan itu baru ditentukan nanti siang di technical meeting. Jadi kita juga lagi menunggu, karena fairway itu kan matchplay sistemnya.
Jadi kita harus jeli naruh atlet nih. Karena match play kan sekali kalah langsung bubar nih. Jadi kita mau lihat, besok pertandingan pertama siapa ketemu siapa, siapa ketemu siapa, jadi nanti kita atur di situ.
Selama persiapan SEA Games 2025 kali ini, apakah ada kendala? Atau semua sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan?
Ya selama ini kita sebenarnya tidak pernah menemukan hambatan. Walaupun, lapangan Woodball tuh termasuk yang jarang ada di Indonesia. Tapi kita beruntung, dapat dukungan dari Dewa United dengan dipinjamkan lapangan di BSD, khusus untuk Woodball.
Plus juga kita ada satu lapangan di Pamulang, itu memang lapangan punya Pemprov Banten. Jadi kita ganti-gantian, beberapa kali di lapangan Pelatnas, beberapa kali kita di Pamulang.
Lalu kemarin itu kita training camp di Chiang Mai, itu menggunakan lapangan dari National Federation-nya Thailand. Jadi mereka punya lapangan khusus Woodball dengan layout yang sama yang akan dipakai di SEA Games. Jadi belokan-belokannya ya kurang lebih sama gitu, tapi ukurannya beda memang, karena ukuran yang dipertandingkan kan lebih luas nanti.
Kalau dari segi teknis, semuanya sudah sesuai dan sudah siap ya. Jadi kalau dari segi teknis sebenarnya persiapan kita kan udah dari jauh-jauh hari, jadi, sebenarnya sudah dari setahun lalu, hampir setahun ini kan kita mengirimkan semua atlet kita di International Series.
Itu kan jadi bagian (persiapan) juga, walaupun Pelatnas itu hanya tiga bulan belakangan ini aja kan. Tapi dari PB (Pengurus Besar) sudah mempersiapkan, jadi ada beberapa atlet yang memang jadi unggulan utama kita, itu selama setahun ini sudah kita kirim.
Jadi mental mereka untuk bertemu dengan lawan dan jiwa kompetitifnya tuh udah diasah tuh dari sana. Nah, ya puji Tuhan juga tahun ini kan kita International Series kita finish di urutan satu di Putra-Putri. Jadi itu sebenarnya sinyal yang cukup menyenangkan buat Woodball, gitu. Begitu.
Lawan terberat yang paling diwaspadai di SEA Games 2025, itu negara mana?

Siti Masithah (tengah) bersama Febriyanti, dan Celsy Silviana. (MP Media/BolaSkor.com/Kanugrahan)
Sebenarnya Woodball ini hanya karena hanya diikuti empat negara: Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura, keempat-empatnya juga sebenarnya perlu diwaspadai. Kalau saya, saya bilang ke anak-anak gitu ya. Walaupun maksud saya gini, kadang-kadang kalau kita bilang hati-hati sama Thailand, ternyata nanti Malaysia nyalip di tikungan akhir kan.
Jadi saya melihat, satu keberuntungan hanya empat negara, walaupun agak sayang gitu ya. Tapi kita sudah terbiasa di International Series yang diikuti oleh minimal 8 sampai dengan 12, 15 bahkan di World Cup itu—sori, di Asian Cup—itu ya hampir 12 negara kalau saya enggak salah masalah. Jadi sudah terbiasa ketemu banyak lawan gitu.
Jadi kalau menurut saya, tiap negara berbeda-beda. Tuan rumah (Thailand) itu hal pasti harus diwaspadai karena tuan rumah, mereka sudah terbiasa dengan lapangannya, dan pasti mereka udah latihan jauh-jauh hari di lapangan yang sama dengan trek yang ini, itu keunggulannya tuan rumah lah.
Di sisi lain, kuda hitam itu Singapura. Singapura sendiri atletnya sebenarnya sudah berumur. Kalau kita lihat kemarin saya mengecek, Singapura itu rata-rata usianya tuh udah di atas 40 tahun, ada yang 70 tahun malah gitu kan. Tapi, yang menarik, waktu ada Singapore Open, mereka bisa menjuarai lumayan banyak nomor.
Jadi atlet Singapura juara banyak di Singapore Open gitu. Ya mungkin mereka bukan jago kandang. Jadi tetap harus diwaspadai karena ternyata mereka punya, walaupun hanya di satu series doang mereka tampil maksimal, tapi tetap harus diwaspadai.
Kalau Malaysia sendiri sekarang sebenarnya sedang peralihan. Jadi mereka melihat Indonesia dengan atlet yang muda, jadi lagi ada peralihan antara atlet senior ke atlet mudanya.
Eh, saya melihat kita hasilnya sangat signifikan waktu Malaysia Open. Hampir semua medali di sana kita sikat, gitu. Tapi peralihan dari atlet senior ke muda ini perlu diwaspadai karena kita belum tahu pola permainannya mereka seperti apa.
Jadi kalau menurut saya, masing-masing harus diwaspadai cuma beda-beda skalanya. Jadi kita harus lihat dari diferensiasi yang berbeda. Nah, saya enggak mau anak-anak cuma fokus ke satu negara, nantinya kecolongan di negara lain. Jadi buat saya, siapapun lawan Anda, sikat libas habis gitu.
Woodball Indonesia incar juara umum di SEA Games 2025, berapa medali emas yang ditargetkan?
Tim Woodball Indonesia bersama Ketum PB IWbA, Aang Sunardji (Foto: IWBA)
Jadi di SEA Games ini kan kita ada 6 nomor. Berarti ada 6 emas. Setelah hasil review, kita ditargetkan Juara Umum atau 4 Emas. Nah, memang cukup... cukup deg-degan juga. Karena saya bilang, "Ini emang (negara) yang lain enggak punya mallet (stik woodball) apa?" Hahaha, gitu. Cuma kita optimis. Karena dari tim dari Kemenpora, dari NOC, melakukan review itu berdasarkan data. Jadi mereka melihat data selama setahun ini dan mereka bilang, "Bukan enggak mungkin nih bisa sapu bersih, Pak Ketum."
Saya bilang, ya kalau mereka bertanding tanpa ada hal-hal yang diumpetin, saya optimis. Saya optimis 5 (emas). Tapi kalau target dari Kemenpora kan 4, jadi kita based on target negara lah. Biar kalau misalnya kepleset (dapat) 5 emas ya jadi surprise aja buat tim Indonesia.
Apa yang membuat Woodball Indonesia optimistis juara umum dan raih banyak medali emas? Apa karena hasil dari beberapa single events yang sudah diikuti sebelumnya?
Betul. Ini kan pertama kali, jujur Woodball pertama kali ikut multi-event. Selama ini kita selalu ikut single events. Jadi saya walaupun saya juga kerja di NOC Indonesia gitu ya, tapi saya enggak familiar dengan cara me-review gitu. Tapi waktu saya ikuti, ini kan Profesor Doktor semua nih yang turun gitu.
Mereka bener-bener by data, statistik, dan lain-lain. Jadi, kalau mereka enggak pernah melihat tim Woodball kita tanding aja optimis, apalagi saya yang nongkrongin anak-anak hampir tiap hari gitu. Jadi buat saya enggak ada alasan untuk enggak optimis.
Hampir 90% kita udah siap sih. Dari segi teknis kita sudah sangat siap, mungkin mental nanti yang kita persiapkan nanti, gitu. Karena ini kan baru pertama kali, biasanya baru pertama kali kan kayak nerabas hutan rimba. Kita enggak tahu jalan ke depan ke kiri atau ke kanan atau lurus gitu kan. Jadi kita coba pelan-pelan kalau nerabas, kita persiapkan.
Aktivitas para atlet selama di Thailand apa saja? Apakah ada aturan dan pembatasan khusus, seperti pembatasan penggunaan media sosial?

Ajang President Cup pada Asian Cup Woodball Championship 2025 (MerahPutihMedia/Kanuraghan)
Latihan terus pokoknya. Oh, oh. Jadi ini menarik ya. Semalam baru saya bicara dengan tim psikolog. Mungkin mulai hari ini akan ada pembatasan, gitu. Memang sebenarnya saya juga agak takut pada saat diumumkan bonus itu 1 Miliar kan. Jadi, waduh ini ada efeknya enggak gitu.
Tapi balik lagi karena kita punya tim psikolog, jadi tim pelatih kita sangat lengkap, jadi kita menyerahkan ke psikolog biar mereka yang melakukan kajian, dan hal-hal apa yang boleh saya bicarakan, hal apa yang tidak boleh saya bicarakan menjelang pertandingan, gitu.
Jadi ini memang dibicarakan tuh, “Pak Ketum. Kalau misalnya kita bikin aturan seperti ini (pembatasan media sosial) selama pertandingan gimana?” Saya bilang, "Saya ikut. Saya ikut kan kajiannya dari tim psikolog," gitu.
Hanya saja, kendala tuh ada. Atlet utama putra kita, yang peringkat 1 dunia, Ahris Sumariyanto kemarin saat sedang persiapan, tiba-tiba ada berita dukacita. Kakaknya meninggal.
Waduh, itu jadi PR tambahan. Ya kita enggak bisa menghindari, dan kita tetap berempati karena biar bagaimanapun keluarga, kehilangan keluarga kan sesuatu yang cukup luka ya. Jadi ya kita bener-bener support dia.
Kemarin udah ada pembicaraan secara langsung, untungnya juga ya dia siap karena dia mengakui bahwa ya ini jadi akan jadi penghargaan terakhir untuk kakaknya lah. Jadi dia ingin mempersembahkan sesuatu yang indah gitu.
Jadi momennya cukup mengharukan gitu. Cuma ya kan kita bagaimana mengubah sesuatu yang negatif jadi hal yang positif untuk atlet, gitu. Jadi memang ternyata pekerjaan pengurus itu lahir batin. Saya pikir cuma buang duit doang, ternyata lahir batin.
Pesan untuk para atlet yang tampil di SEA Games, baik dari cabor Woodball maupun lainnya?
Kondisi saat ini memang baru beberapa cabor yang mulai pertandingan, jadi belum banyak. Baru mulai banyak itu besok setelah opening ceremony tanggal 10. Saya berharap teman-teman atlet siapapun, cabor apapun, bisa fokus, bisa bener-bener menunjukkan bahwa Indonesia itu di olahraga itu semakin berkembang.
Sehingga goal-nya nanti sampai di Olimpiade itu bisa semakin banyak atlet yang qualified di Olimpiade. Jadi enggak lagi dapat wildcard gitu. Karena qualified di Olimpiade adalah impian semua atlet, itu adalah puncak tertinggi. Mungkin dari SEA Games mungkin memang masih jauh kan ada Asian Games gitu, terus ada nah International Series itu nanti kan akan menjadi kumpulan untuk kualifikasi, sehingga nanti namanya bisa ada.
Jadi saya berharap bertanding sepenuh hati, bahwa kalian memperjuangkan harga diri negara gitu ya. Walaupun umumnya tuan rumah itu selalu juara, karena ya mereka mempertandingkan nomor-nomor unggulan mereka gitu.
Tapi bukan berarti kita takut, bukan berarti kita menyerah. Tapi kita harus fight. Kalah menang itu hasil, tapi prosesnya harus dijalankan dengan benar. Buat saya.
Kita sebenarnya takut akan kalah, tapi kita lupa bahwa kalah itu merupakan satu proses. Saya enggak percaya orang yang berhasil itu tidak pernah gagal. Dia harus gagal. Kenapa? Gagal itu akan menempa mental.
Jadi saya bilang sama teman-teman Woodball, jangan berkecil hati. Apapun hasilnya harus, jadi kita jangan melihat sisi negatif. Ketika kalah, orang selalu melihat negatif, “Lu sih tadi buru-buru sih, inilah itulah," tapi sebenarnya itu evaluasi, proses pembelajaran, sehingga jadi matang gitu.
Jadi memang harus ditempa dulu atlet ini biar matang, sehingga next-nya mungkin nanti moga-moga Woodball bisa masuk di Asian Games, mereka sudah siap. Mereka sudah tahu bagaimana caranya atmosfer multi-event dengan negara lain dan lebih banyak dan lain-lain. Jadi jangan takut kalah, tujuannya adalah kemenangan.
Tidak boleh kita mencerca atlet-atlet kita yang berjuang tapi belum berhasil. Karena saya bilang ini belum berhasil, bukan tidak berhasil.
Penulis: Gazza Roosaryatama