Lainnya Sports Berita

WADA Kirim Surat ke Menpora Soroti Program Anti-Doping yang Tak Jalan, Indonesia Terancam Sanksi

Tengku Sufiyanto - Jumat, 29 Agustus 2025

BolaSkor.com - Badan Anti Doping Dunia atau World Anti-Doping Agency (WADA) mengirimkan surat kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Republik Indonesia, Dito Ariotedjo, terkait program anti-doping yang tidak berjalan secara berkelanjutan di Indonesia.

Surat tersebut dikirim WADA per Kamis (28/8), dan ditandatangani langsung oleh Direktur WADA Asia/Ocenia, Yaya Yamamoto.

"Saya ingin menyampaikan perhatian Anda (Mepora Dito Ariotedjo) yang mendesak terkait status nonaktif program anti-doping di Indonesia saat ini," demikian isi surat WADA, dikutip Antara.

"Situasi ini menimbulkan kekhawatiran yang signifikan terkait kepatuhan negara tersebut terhadap Kode Anti-Doping Dunia (Kode) dan perlindungan atlet yang bersih."

Baca Juga:

Indonesia Juara Umum Asian Cup Woodball Championship, Ketum NOC Yakin Merah Putih Bisa Borong Medali Emas SEA Games Thailand 2025

NOC Indonesia Kembali Gelar OMIA untuk Nyalakan Semangat Olimpiade di Tanah Air

WADA Pertanyakan Komitmen Kemenpora dalam Hal Anti-Doping

Dalam surat tersebut, WADA juga menjelaskan sudah mengirim surat peringatan kepada Organisasi Antidoping Indonesia (IADO) pada April 2025, bahwa tidak ada pengujian anti-doping yang dilakukan selama periode Januari - Maret 2025.

Meskipun IADO merespons dengan cepat dan melanjutkan pengumpulan sampel, namun WADA menyadari bahwa program anti-doping tersebut tidak berkelanjutan tanpa sumber daya keuangan dari pemerintah.

"Kami mengamati situasi serupa di mana pemerintah tidak mengalokasikan sumber daya keuangan kepada IADO untuk memenuhi kewajibannya sebagaimana diatur dalam Kode dan Standar Internasional," ujar Yamamoto, dalam surat tersebut.

"Sebagai Negara Pihak dalam Konvensi Internasional UNESCO tentang Doping dalam Olahraga (Konvensi UNESCO), maka pemerintah bertanggung jawab untuk mempertahankan program anti-doping di negara ini, termasuk memberikan dukungan finansial kepada badan perwakilan Organisasi Anti-Doping, yaitu IADO."

"Pentingnya dukungan pemerintah untuk program anti-doping nasional yang berkelanjutan ini juga telah ditekankan selama Pertemuan Menteri Antar-Pemerintah Ke-20 Wilayah Asia/Oseania tentang Anti-Doping dalam Olahraga (AORIM) di Dubai pada 17-18 Juni 2025, di mana Wakil Menteri (Taufik Hidayat) Anda hadir."

"Sebagai bagian dari Resolusi Dubai, saya sungguh berharap Anda (Menpora Dito Ariotedjo) dan Pemerintah Indonesia terus mempertahankan komitmen terhadap integritas olahraga di Indonesia dan secara global," tambahnya.

WADA Minta Segera Bertemu Menpora Dito Ariotedjo

Menpora
Menpora Dito Ariotedjo. (Kemenpora)

WADA berharap Menpora Dito Ariotedjo segera merespons surat yang sudah dikirim. Ini dilakukan agar Indonesia tidak terkena sanksi di event internasional.

Indonesia pernah dinyatakan tidak patuh pada tahun 2021. Ketidakpatuhan tersebut diakibatkan oleh keterbatasan sumber daya keuangan yang sangat besar ketika IADO tidak menerima dana, sehingga program anti-doping di Indonesia menjadi tidak aktif.

Saat itu, Indonesia dilarang menjadi tuan rumah multievent internasional dan pelarangan pengibaran bendera Merah-Putih.

"WADA akan terus mendukung dan membimbing IADO dalam peran vitalnya untuk memastikan atlet-atlet Anda (Menpora Dito Ariotedjo) dan olahraga yang bersih di Indonesia, dan saya siap untuk menjawab pertanyaan apa pun yang Anda miliki. Saya menantikan kabar dari Anda dan bertemu kembali secara daring segera," tegas Yamamato.

IADO Berharap Menpora Segera Respons WADA

Gatot S Dewa Broto. (Kemenpora)

IADO pun berharap Menpora Dito Ariotedjo segera merespons WADA, untuk melakukan pertemuan virtual. Hal ini dilakukan tentu demi menghindarkan sanksi untuk Indonesia.

Apalagi, Indonesia dalam waktu dekat juga ikut dalam sejumlah multievent internasional, seperti Islamic Solidarity Games Riyadh 2025 (7-21 November), Asian Youth Games 2025 di Bahrain (22-31 Oktober), dan SEA Games 2025 Thailand (9-20 Desember).

"Kami sebetulnya sudah melakukan tes doping ICT (In Competition Testing) saat event-event besar di Indonesia, seperti maraknya banyaknya marathon. Tapi kami terkendala sejak Maret (2025) tidak melakukan OOCT (Out of Competition Testing). OOCT itu seperti KPK yang OTT (Tangkap Tangan), kami melakukan tes doping tanpa pemberitahuan, dan menyangkut atlet-atlet elite," kata Ketua Umum IADO, Gatot S Dewa Broto kepada BolaSkor.com.

"Jujur WADA melihat IADO tidak aktif melakukan OOCT, padahal ini menjadi bagian penting dalam pemeriksaan atlet. Jadi saya harap masalah ini bisa selesai, dan tidak ada sanksi untuk Indonesia," tambah Gatot S Dewa Broto.

BolaSkor.com mencoba menghubungi Menpora Dito Ariotedjo, untuk memberikan tanggapan atas hal tersebut. Namun, yang bersangkutan belum membalas pesan dari BolaSkor.com.

Bagikan

Baca Original Artikel