Analisis Feature

Tiga Hal yang Perlu Dilakukan Manchester United Jika Ingin Juara Premier League

Johan Kristiandi - Sabtu, 12 Mei 2018

BolaSkor.com - Bagi para suporter Manchester United, musim 2017-2018 tak mampu memacu adrenalin menjadi lebih deras. Sebab, The Red Devils tak berdaya mengejar Manchester City di Premier League dan tersingkir di tangan Sevilla pada Liga Champions.

Satu-satunya trofi yang mungkin direngkuh adalah Piala FA, ajang yang dianggap sebagai kompetisi kasta kedua di negeri Ratu Elizabeth tersebut.

Lantas apa yang salah dari Man United? The Red Devils dinakhodai Jose Mourinho, satu di antara manajer yang dikenal piawai membawa timnya memenangi gelar. Skuat Man United pun tak kalah mengilap jika dibandingkan dengan The Citizens. Namun, Manchester United seolah-olah menemui jalan buntu untuk kembali berjaya di Premier League.

Sebagai satu di antara tim terbesar di dunia, tidak salah jika Alexis Sanchez dan kawan-kawan dituntut untuk memenangi Premier League. Hal tersebut dapat menghapus dahaga gelar setelah pensiunnya Sir Alex Ferguson.

Jika ingin kembali mendominasi Premier League, Manchester United wajib melakukan beberapa hal. Berikut tiga di antaranya:

Jaga Konsistensi

Manchester United tak tampil maksimal ketika bersua tim kecil. (Sportskeeda)

Penampilan Manchester United pada musim ini sangat sulit diprediksi. The Red Devils mampu mengalahkan Manchester City, Tottenham Hotspur, Liverpool, Chelsea hingga Arsenal. Namun, Romelu Lukaku dan kawan-kawan tak berkutik ketika meladeni tim semenjana seperti Huddersfield, Brighton, West Bromwich Albion serta Newcastle.

Selain itu, Manchester United juga gagal memenangi pertandingan ketika bersua Burnley, Leicester City, Stoke City dan Southampton. Padahal, di atas kertas Manchester United seharusnya dapat keluar sebagai pemenang.

Jika dijumlahkan, Manchester United telah kehilangan 20 poin akibat meraih hasil minor ketika bertemu tim yang lebih kecil. Ironisnya, saat ini Man United berjarak 19 poin dari juara Premier League 2017-2018, Manchester City. Andai Man United bisa meraih hasil maksimal ketika bertemu tim kecil, bukan tidak mungkin persaingan gelar
juara akan lebih menarik.

Jika menilik materi pemain, kegagalan Man United menekuk tim yang lebih kecil bukanlah berasal dari kemampuan para pemain, melainkan mental. Jose Mourinho pun mengakui skuat asuhannya bermain lebih baik ketika bertemu tim besar dengan gengsi pertandingan yang tinggi.

Sebaliknya, ketika menghadapi tim yang lebih kecil, para pemain Man United cenderung berpuas diri dan sering keliru, mereka dapat memenangi pertandingan dengan mudah.

Hal yang sama juga terjadi pada ajang Liga Champions. Manchester United tak mampu mengatasi perlawanan Sevilla yang notabene tidak memiliki pemain bintang.

Sebagai catatan kaki, Manchester United untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Premier League kalah melawan tiga klub promosi yakni Newcastle United, Huddersfield, dan Brighton.

Untuk itu, Manchester United harus lebih konsisten jika ingin memenangi Premier League musim depan, seperti apa yang ditampilkan The Citizens pada musim ini.

Perkuat setiap lini

Marouane Fellaini dikabarkan akan angkat kaki pada akhir musim. (Sportskeeda)

Sejak Sir Alex Ferguson memilih pensiun pada 2013, Manchester United telah lima tahun berusaha membangun tim yang solid. The Red Devils memiliki beberapa pemain kelas wahid seperti Alexis Sanchez, David De Gea, Romelu Lukaku, Nemanja Matic, dan Paul Pogba.

Namun, terdapat juga pemain lainnya masih sulit tampil apik sehingga digosipkan akan dilego pada bursa transfer musim panas 2018. Matteo Darmian dan Daley Blind dilaporkan sudah tidak masuk dalam rencana Man United pada musim depan. Sementara itu, Marcos Rojo dan Marouane Fellaini juga dikabarkan sangat dekat dengan pintu
keluar Manchester United.

Skuat asuhan Jose Mourinho terlihat memiliki beberapa kekurangan. Pada lini depan, ketika Lukaku cedera Mourinho kelimpungan mencari pengganti yang sepadan. Anthony Martial dan Marcus Rashford dinilai tak setajam Lukaku.

Lukaku adalah pencetak gol terbanyak bagi Man United dengan 27 gol di berbagai kompetisi. Eks Everton tersebut unggul lebih dari dua kali lipat dari pemain tersubur kedua, Jesse Lingard.

Sementara itu, pada era Ferguson, pos juru gedor dihuni Javier Hernandez, Robin van Persie, dan Wayne Rooney yang memiliki kemampuan relatif seimbang. Kabarnya, untuk mengatasi hal tersebut, Man United akan memboyong Harry Kane dari Tottenham Hotspur.

Pada sektor gelandang, sejak hengkangnya Paul Scholes dan dengan Michael Carrick yang akan pensiun pada akhir musim, Manchester United kehilangan motor permainan. Penggawa Real Madrid seperti Toni Kroos dan Luka Modric adalah gelandang yang dibutuhkan Manchester United saat ini.

Lini belakang juga tak luput dari kekurangan. Victor Lindelof dan Chris Smalling masih belum menjadi benteng yang kokoh, adapun Phil Jones kerap diterpa cedera. Menurut kabar yang dilansir beberapa media Inggris, Jose Mourinho telah meminta untuk memboyong Toby Alderweireld.

Rekrutmen yang tepat pada bursa transfer musim panas harus dilakukan jauh sebelum musim baru dimulai agar Mourinho memiliki waktu untuk meracik strategi terbaik.

Tinggalkan taktik parkir bus

Sanchez tak maksimal dibandingan dengan penampilannya di Arsenal. (Sportskeeda)

Sejak menukangi Manchester United, Jose Mourinho secara konstan menerima kritik akibat The Red Devils tampil terlalu bertahan. Hasil tanpa gol ketika bersua Brighton dan West Ham seperti membenarkan kritik tersebut.

Banyak pakar sepak bola di Inggris menilai Manchester United telah kehilangan identitas seperti pada era Ferguson. Ketika itu, Man United tampil trengginas dengan terus menekan pertahanan lawan.

Pada era Ferguson, Man United mampu mengalahkan tim seperti Blackburn Rovers dengan skor mencolok 7-1. Selain itu, pada dua musim terakhirnya, Man United setidaknya mendulang lebih dari 80 gol (89 gol, musim 2011-2012 dan 86 gol, musim 2012-2013). Adapun degan satu pertandingan tersisa, David De Gea dan kawan-kawan baru mengemas 67 gol pada musim 2017-2018.

Manchester United mempunyai Sanchez, Lukaku, Luke Shaw, Martial dan Rashford yang memiliki kecepatan di atas rata-rata. Para pemain tersebut dapat diandalkan ketika The Special One memutuskan untuk tampil menyerang.

Di Arsenal, Sanchez berkontribusi besar dalam hal gol dan assist karena Arsene Wenger tak mewajibkan sang pemain untuk bertahan. Merombak tim dan mengubah taktik parkir bus menjadi serangan bus diprediksi akan membuat Man United dapat bersaing memenangi Premier League 2018-2019.

Statistik kunci: Manchester United dipastikan meraih posisi kedua Premier League musim ini namun hanya menjadi tim kelima dalam hal perolehan gol.

Bagikan

Baca Original Artikel