Sunderland vs Arsenal, Reuni Granit Xhaka dan Cerita soal Mikel Arteta
BolaSkor.com - Pekan 11 Premier League akan menghadirkan laga Sunderland vs Arsenal di Stadium of Light, Minggu (09/11) pukul 00.30 dini hari WIB.
Pertandingan itu spesial bagi gelandang berusia 33 tahun, Granit Xhaka, yang pernah membela Arsenal pada 2016 hingga 2023.
Sebelum kembali bermain di Premier League, Xhaka sempat menghabiskan dua tahun dengan Bayer Leverkusen dan membantu klub meraih titel Bundesliga di era Xabi Alonso.
Baca Juga:
Rentetan Kemenangan Beruntun Arsenal Diprediksi Akan Terhenti di Markas Sunderland
Klasemen Terkini Liga Champions 2025/2026: Bayern Munchen, Arsenal, dan Inter Milan Masih Sempurna
Sejarah Tercipta di Praha, Arsenal Menang Delapan Kali Beruntun Tanpa Kebobolan Gol
Menghadapi Arsenal, Xhaka memiliki kesan positif mengenai Mikel Arteta yang mulai melatih klub sejak 2019.
Kesan Pertama soal Mikel Arteta
Bercerita kepada The Athletic soal awal karier kepelatihan Arteta di Arsenal, Xhaka terkagum dengan perubahan yang diberikan olehnya.
"Saya tidak akan pernah melupakan hari pertama Mikel datang," kenang Xhaka.
"Di tempat latihan, kami punya ruangan besar dan ada beberapa kursi di sana, tapi kursi-kursi itu ada di mana-mana — kacau balau."
"Dia membawa semua orang yang bekerja di gedung itu ke ruangan ini dan berkata, 'Teman-teman, dari luar, kalian terlihat seperti ini. Kacau sekali'."
"Jadi semua orang mengambil kursi dan meletakkannya di tempat yang tepat lalu dia berkata, 'Saya ingin kalian seperti ini setiap hari'."
"Anda berpikir 'wow', dia sudah mulai dengan standar-standar ini — hari pertama."
"Setelah itu, dia membangun mentalitas kami, standar dalam latihan, pra latihan, aktivasi, pemulihan."
"Dia membawa orang-orang yang melakukan pekerjaan dengan baik. Sungguh luar biasa bisa bekerja dengannya karena dia melihat sepak bola dengan cara yang berbeda," paparnya.
Arteta Mengubah Karakter Xhaka
Granit Xhaka (Getty Images)
Arteta juga memiliki pengaruh besar dalam kepribadian Xhaka, baik itu sebagai pemain atau sisi humanis di luar sepak bola.
Dituturkan oleh Xhaka, Arteta menginginkannya untuk bertahan sebelum pindah ke Leverkusen.
"Ketika Mikel datang, dia berbicara sangat terbuka dengan saya," kata Xhaka.
"Barang-barang saya sudah siap (dikemas). Saya siap pergi. Saya sudah punya kontrak dari klub sepak bola lain di atas meja."
"Mikel berbicara dua kali dengan saya dan dia meyakinkan saya untuk bertahan, memberi saya kesempatan lagi."
"Dia ingin menunjukkan bahwa saya berada di tempat yang tepat."
"Sejak hari itu, saya merasa bahwa setiap kata yang dia ucapkan dalam percakapan pertama itu, semuanya persis seperti yang dia katakan."
"Itulah mengapa saya mengatakan bahwa pada tahun 2019, ketika Mikel datang, dia mengubah saya sepenuhnya — sebagai manusia, di lapangan, di luar lapangan," pungkas Xhaka.