Sosok Analisis Feature Inggris Berita

Suksesor Michael Carrick Itu Bernama Andreas Pereira

Arief Hadi - Senin, 13 Agustus 2018

BolaSkor.com – Piala Primer Manchester United tahun 2011. Satu sosok anak kecil berusia sembilan tahun menarik perhatian publik dengan akselerasi, liukan ala khas Negeri Samba yang dilakukannya sepanjang turnamen. PSV Eindhoven, klub yang dibelanya tidak jadi juara, tapi penampilan sang anak sudah mampu menarik minat dari Arsenal, Chelsea, Liverpool, dan Man United.

Klub yang disebut terakhir mampu memenangi persaingan merebutkan talenta yang bermain di akademi PSV. Geoff Watson, Kepala Rekrutmen United, membawanya beserta ayahnya melakukan tur di Carrington – pusat latihan Man United. Di tengah tur, seolah sudah direncanakan oleh klub, Sir Alex Ferguson datang menghampiri dan menyapanya dengan bahasa Portugal.

Ferguson tidak banyak berbicara. Dia hanya menyapanya dengan bahasa Portugal, namun siapa sangka, ucapan singkatnya itu begitu bermakna bagi anak yang memiliki nama lengkap Andreas Hugo Hoelgebaum Pereira – publik memanggilnya dengan nama Andreas Pereira.

“Tiba-tiba kami bertemu Ferguson. Dia berkata ‘Hi’ dalam bahasa Portugal dan itu sangat spesial bagi saya, saya tidak menyangkanya. Saya pikir ‘Bagaimana bisa dia mengetahuinya?’ Detail itu sangat kecil, tapi membuat saya ingin segera ke United. Saya ingin segera teken kontrak dan tinggal di sini,” Pereira bercerita pengalaman pertamanya bertemu manajer legendaris Setan Merah itu.

Pereira kemudian bergabung dengan akademi United dan dipromosikan ke tim utama pada tahun 2014. Dari selang waktu saat dia gabung akademi klub hingga diorbitkan ke tim utama, sudah banyak perubahan yang terjadi di United. Klub sudah tidak lagi ditangani Ferguson yang pensiun pada 2013, Louis van Gaal sudah jadi manajer kedua pasca era Ferguson setelah sebelumnya ditangani David Moyes, dan Michael Carrick sudah berusia 33 tahun.

Pereira cukup beruntung tim ditangani oleh Van Gaal ketika dia promosi, sebab Van Gaal merupakan pelatih yang memang terkenal jeli mengorbitkan pemain muda dan menempanya jadi bintang masa depan. Pereira tidak banyak bermain di musim 2014-15, tapi setidaknya, fans Man United tahu bahwa mereka punya gelandang dengan prospek cerah.

Pada tahun 2015, putra dari mantan pesepakbola profesional Brasil, Marcos Pereira, bermain di Piala Dunia U20 dengan timnas Brasil. Meski lahir di Belgia, Pereira lebih memilih membela negeri kelahiran orang tuanya. “Hati saya adalah orang Brasil,” begitu ucapan singkat Pereira soal pilihan negaranya. Brasil mencapai final, tapi sayangnya, kalah 1-2 dari Serbia yang diperkuat Sergej Milinkovic-Savic muda.

Pereira masih bertahan di musim berikutnya dengan Man United. Lalu kemudian Jose Mourinho datang di tahun 2016, Pereira langsung disekolahkan selama dua musim beruntun ke Spanyol, membela Granada dan Valencia. Masa pinjamannya dilalui dengan sangat baik: Pereira menimba pengalaman bermain di level kompetitif Eropa dan mampu mengembangkan permainannya.

Di akhir musim 2016/17 Granada memang degradasi, tapi fakta tidak berbohong, Pereira bermain konsisten di tim utama dan meningkatkan kemampuannya dalam memahami permainan di salah satu liga top Eropa. Bermain melawan pemain sekaliber Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Toni Kroos, Luka Modric, Andres Iniesta, benar-benar menjadi pengalaman berharga bagi Pereira.

Granada boleh degradasi dan turun kasta, namun Pereira justru meningkatkan performanya yang berlanjut di musim berikutnya bersama Valencia. Bersama tim yang lebih besar, Pereira semakin berkembang di bawah arahan Marcelino Garcia Toral dan menjadi pemain andalan yang membawa Los Che lolos Kualifikasi Liga Champions.

Tidak hanya dari segi kemampuan, Pereira juga merasakan pengalaman bermain di posisi berbeda sebagai gelandang melebar kiri atau kanan dalam taktik 4-4-2 Toral di Valencia. Aslinya, Pereira adalah gelandang tengah dengan kemampuan menjadi gelandang bertahan (deep lying-playmaker), gelandang sentral pengontrol permainan, dan gelandang serang di belakang penyerang.

“Perlahan dia (Pereira) memenangi tempat (bermain di skuat utama Valencia) berdasarkan umpan-umpan silangnya yang sangat hebat. Ketika Andreas bermain kami meningkat dari segi kedalaman dan bahaya (ke pertahanan lawan),” tutur penulis di surat kabar Valencia (Superdeporte), Vicente Bau, mengenai permainan Pereira di Valencia.

“Memang benar hampir seluruh pemain Valencia meningkatkan performa mereka dan tidak bagus hanya menyoroti satu pemain, tapi tidak akan adil untuk tidak mengangkat pemuda pinjaman Manchester United. Dia tampaknya akan diplot sebagai pengganti, namun perlahan mendapatkan kepercayaan dari pelatih dan rekan setimnya,” lanjutnya.

Perkembangan pesat Pereira membuka jalan baginya untuk kembali ke Old Trafford dan bersaing dengan gelandang-gelandang top United lainnya.

Pengganti Ideal Carrick

“Saya tidak bisa menyetujui keputusan personal Andreas Pereira. Keputusan yang menurut saya, jujur, bukan terbaik untuknya, keputusan yang sedikit mengecewakan saya karena saya pikir dia punya potensi bertarung di sini untuk merebutkan posisi bermain, kesempatan, dan bertarung untuk jadi pemain Manchester United. Saya kecewa dia pergi.”

Kepergian Pereira ke Valencia sedianya mendapat pertentangan dari Mourinho. Pereira hanya mengikuti kata hatinya untuk pindah ke klub lain demi dapat bermain reguler, hal yang tidak didapatkannya di United yang telah memiliki Paul Pogba, Ander Herrera, Marouane Fellaini, Nemanja Matic, dan Carrick di lini tengah. Salahkah keputusan Pereira? Sama sekali tidak salah.

Man United mengakhiri musim nirgelar dan Pereira menimba ilmu dari masa pinjamannya di Valencia. Kini, dia kembali dalam kondisi siap tempur merebutkan tempat reguler di lini tengah United. Pada usia 22 tahun, Pereira sudah layak dianggap sebagai suksesor Carrick yang pensiun di akhir musim 2017/18.

Sama-sama berposisi sebagai gelandang tengah, Pereira juga mendapatkan ilmu langsung dari Carrick yang telah banting setir jadi asisten manajer Mourinho. Berguru dari pakarnya, Pereira jelas mendapatkan wawasan langsung tentang: cara mengontrol permainan di lini tengah, penempatan posisi saat bertahan dan penyerangan, mengoper bola dengan cermat, menguatkan visi bermain.

“Sekarang saya ada di posisi nomor 6 (gelandang sentral). Saya akan coba melakukan yang terbaik dan tentu saja semuanya banyak membantu saya, termasuk manajer, dengan memberitahukan hal yang harus saya lakukan,” ucap Pereira.

“Carrick juga membantu saya di tiap sesi latihan dan ini sangat penting. Michael salah satu yang terbaik di dunia dan yang terbaik yang pernah dimiliki Manchester United. Dia memberikan saya tips, memberitahu saya hal yang harus dilakukan saat berlatih dan sangat mudah ketika dia memberitahu Anda. Anda langsung memahaminya dan sangat mudah belajar darinya.”

Hasilnya mulai terlihat. Bermain sebagai starter dalam taktik 4-3-3 bersama Fred dan Paul Pogba kontra Leicester City di pekan pertama Premier League 2018/19, Pereira mampu mengontrol tempo bermain di lini tengah dan menjadi penghubung permainan dari lini belakang ke depan.

“Penyerang sayap kanan di Valencia, dia (Pereira) menghabiskan musim di bangku cadangan. Dari bangku cadangan di Valencia sebagai penyerang sayap kanan dia datang ke Old Trafford sebagai nomor 6 dan memainkan laga dengan fenomenal,” puji Mourinho kepada Pereira.

Pereira miliki statistik operan sukses 91 persen, tiga kali melakukan tekel, satu kali mendribel bola, lima kali memotong jalur bola lawan, tiga sapuan bola. Dia juga jadi pemain ketiga Man United, setelah Pogba dan Luke Shaw, yang paling banyak melakukan operan (58 operan) dengan variasi: delapan operan bola lambung dan enam umpan terobosan.

Level operan bolanya perlahan mendekati Carrick. Kehadiran Pereira musim ini bak pemain lama rasa baru bagi Man United, karena tipikal pemain sepertinya tidak dimiliki gelandang lainnya yang lebih mengandalkan fisik.

"Para pemain seperti Nemanja Matic, Marouane Fellaini, Paul Pogba, bahkan Ander Herrera, adalah para gelandang yang mengandalkan fisik dan kuat," ucap Mourinho. "Kami berpikir bahwa para pemain seperti Fred, dan Andreas Pereira, lebih teknis, mengumpan dan bermain di ruang-ruang sempit, serta mungkin menyambungkan permainan ke para penyerang.”

Peran pemain seperti Pereira biasanya tidak terlalu dilihat alias underrated, tapi, peran mereka sangat krusial dalam memberikan keseimbangan seperti halnya Sergio Busquets di Barcelona atau Casemiro di Real Madrid. Jika terus tampil konsisten dan mendapat kepercayaan Mourinho, rasanya jalur untuk jadi bintang di United tengah ditapaki oleh Pereira.

Profil singkat Andreas Pereira:


Nama Lengkap: Andreas Hugo Hoelgebaum Pereira

Tempat Tanggal Lahir: Duffel, 1 Januari 1996

Posisi Favorit: Gelandang Tengah

Kemampuan: melepaskan umpan silang, tendangan jarak jauh, spesialiasi bola mati, pendribel, pengoper bola ulung

Kekurangan: Kesulitan menjaga fokus bermain, masih inkonsisten bermain, pengambilan keputusan yang tidak cermat

Karier Klub:
Manchester United (2014 – sekarang)
Granada (2016-17)
Valencia (2017-18)

Karier Timnas:
Belgia U-15 (2010-11)
Belgia U-16 (2011-12)
Belgia U-17 (2012-13)
Brasil U-20 (2014-15)
Brasil U-23 (2016 – sekarang)

Bagikan

Baca Original Artikel