Starting XI Terbaik Bayern Munchen Sepanjang Masa
BolaSkor.com - Pada Februari lalu, tepatnya pada tanggal 27 Februari, Bayern Munchen genap berusia 118 tahun. Didirikan sejak tahun 1900, Bayern secara perlahan mematenkan status sebagai salah satu klub besar dunia dengan sejarah kesuksesan di Jerman dan Eropa.
Guna mengenang 118 tahun berdirinya Bayern, laman resmi Bundesliga merangkum 11 pemain terbaik yang masuk dalam susunan starting eleven terbaik sepanjang masa. Dari masa lalu hingga saat ini, di bawah asuhan pelatih terbaik Bayern, Jupp Heynckes, siapa saja penghuni starting XI terbaik Bayern?
1. Oliver Kahn
Der Titan (Si Raksasa), King Kahn, itulah julukan yang tersemat kepada Oliver Kahn, mantan kiper Bayern pada tahun 1994-2008. Kahn terkenal dengan sosoknya yang begitu besar di area penalti, hingga lawan seringkali terintimidasi dengannya. Kahn juga tangguh ketika mengawal gawang dengan ketenangannya dalam membaca arah bola.
Selama bermain untuk Bayern, Kahn sukses meraih delapan trofi Bundesliga, satu Liga Champions, satu Piala UEFA, dan enam DFB Pokal. Nama Kahn lebih diunggulkan ketimbang Sepp Maier dan kiper Bayern saat ini, Manuel Neuer. Kahn memecahkan rekor penampilan sebanyak 632, terpaut 31 lebih banyak ketimbang Meier.
2. Philipp Lahm
Pemain serba bisa yang baru pensiun tahun lalu. Lahm dapat bermain baik sebagai bek kanan, kiri, dan juga gelandang bertahan. Pep Guardiola menyebutnya sebagai salah satu pemain terpintar yang pernah dilatihnya. Ucapan Guardiola jelas bukan pepesan kosong belaka.
Lahm memang memiliki kecerdasan bermain di banyak posisi, terutamanya ketika dia bermain sebagai gelandang bertahan. Kendati memiliki tubuh kecil, ia mampu memerankan posisi tersebut dengan baik sebagai pusat serangan Bayern di masa lalu, dengan kelihaiannya mengoper bola.
Lahm telah bermain untuk Bayern sejak tahun 2002 hingga 2017, dalam kurun waktu tersebut, ia pernah dipinjamkan selama dua musim ke Stuttgart. Lahm merupakan pemain asli kelahiran Munchen dan muncul dari akademi, sebelum bermain reguler di tim utama. Ia juga sukses meraih delapan trofi Bundesliga dan satu Liga Champions.
3. Franz Beckenbauer
Pecinta sepak bola Eropa pastilah mengenal nama yang satu ini. Legenda dan ikon bagi sepak bola Jerman, terutamanya untuk Bayern. Beliau merupakan inventor bagi peran libero (sweeper) di lini belakang Bayern. Sebelum menjadi bek, Beckenbauer pernah menjadi gelandang.
Der Kaiser (Sang Kaisar) mengawali perjalanan dominan Bayern di Bundesliga. Beckenbauer bermain untuk Bayern pada medio 1964-1977 dengan raihan empat Bundesliga, empat DFB Pokal, dan tiga kali Piala Europa (format sebelum Liga Champions). Kesuksesannya bukan sekedar di level klub, melainkan Timnas Jerman saat masih bernama Jerman Barat, melalui satu trofi Euro 1972 dan Piala Dunia 1974.
4. Klaus Augenthaler
One man club bagi Bayern yang menghabiskan kariernya di klub dari tahun 1976-1991. Augenthaler juga contoh bek tengah yang disulap menjadi sweeper. Bukan cuma handal mengawal lini belakang, Augenthaler juga dikenal sebagai spesialiasi tendangan bebas dan piawai melepaskan operan lambung dengan presisi tinggi.
Selama bermain untuk Bayern, Augenthaler telah tujuh kali meraih trofi Bundesliga dan tiga DFB Pokal. Prestasi tertingginya diraih kala meraih Piala Dunia 1990 bersama Jerman Barat yang diasuh Beckenbauer.
5. Paul Breitner
Jika masih aktif bermain saat ini, Breitner bisa dijadikan contoh peran full-back modern. Pada masa jayanya, Breitner dikenal sebagai full-back yang rajin menyisir sisi sayap untuk membantu serangan (overlap) dan memiliki akurasi tinggi kala memberi umpan silang.
Terlepas dari sosok kontroversialnya di luar lapangan pertandingan, Breitner merupakan legenda Bayern yang juga pernah memperkuat Real Madrid pada medio 1974-1977. Breitner meraih lima titel Bundesliga bersama Bayern dan satu Piala Europa, serta dua titel La Liga dan satu Copa del Rey bersama Madrid. Di Timnas Jerman Barat, Breitner sukses merengkuh trofi Euro 1972.
6. Franck Ribery
Mungkin, Ribery merupakan salah satu pemain non-Jerman terbaik yang pernah membela Bayern. Ia sudah mengemas 243 laga lebih bersama Die Roten. Kala tengah prima, Ribery merupakan ancaman bagi pertahanan lawan di sisi sayap. Selama sedekade lebih, Ribery dan Arjen Robben meneror pertahanan lawan dari sisi sayap.
Winger asal Prancis dapat bermain melebar dan memberi umpan, serta memotong (cut inside) dari sisi sayap untuk melakukan penetrasi ke area 16 meter lawan. Ribery datang dari Olympique Marseille pada tahun 2007. Ia telah meraih tujuh trofi Bundesliga, lima DFB Pokal, dan satu Liga Champions.
7. Lothar Matthaus
Dalam masa prima, Matthaus dianggap sebagai salah satu pemain terbaik dunia karena memiliki kemampuan yang lengkap. Plus, dia juga sosok pemain yang pantang menyerah dan ngotot ketika bermain. Baik itu ketika memerankan peran sweeper atau gelandang.
Matthaus membela Bayern selama dua periode, satu pada tahun 1984-1988, dan yang kedua di tahun 1992-2000. Di tengah dua periode itu, Matthaus memperkuat Inter Milan. Selama bermain untuk Bayern, Matthaus sukses meraih tujuh trofi Bundesliga, tiga DFB Pokal, dan satu Piala UEFA (format sebelum Liga Europa). Bersama Jerman, Matthaus meraih trofi Euro 1980 dan Piala Dunia 1990.
8. Bastian Schweinsteiger
Matthaus tentu takkan keberatan bertandem dengan Schweinsteiger di lini tengah. Sama-sama terlahir sebagai warga Bavaria seperti Breitner, Schweinsteiger mengawali kariernya sebagai gelandang sayap, yang dikonversi menjadi gelandang tengah oleh Louis van Gaal.
Posisi barunya itu memaksimalkan potensi bermain Schweinsteiger. Tidak hanya memiliki penempatan posisi yang bagus, kepandaian membaca permainan, Schweinsteiger juga piawai melepaskan operan kunci penuh presisi, serta sering hadir dari lini kedua untuk mencetak gol.
Schweinsteiger juga seorang petarung yang memiliki determinasi bermain tinggi. Schweinsteiger bermain untuk Bayern pada medio 2002-2015, sebelum pindah ke Manchester United, dan kini aktif bersama Chicago Fire. Dia sudah meraih delapan titel Bundesliga, tujuh DFB Pokal, satu Liga Champions dan Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman.
9. Arjen Robben
Selama bertahun-tahun, permainan Robben sebenarnya sudah bisa diterka: menggiring bola di sisi kiri pertahanan lawan, memotong masuk, lalu menendangnya dengan kakinya yang kidal. Tapi entah mengapa, caranya itu selalu efektif meneror pertahanan lawan.
Jika terhindar dari cedera, Robben mungkin pemain paling konsisten di dunia ini dengan gaya bermainnya yang efektif. Bahkan di usia 34 tahun, Robben masih bermain di level tertinggi Eropa. Ia sudah membela Bayern sejak tahun 2009. Sampai saat ini, Robben telah meraih enam titel Bundesliga, satu Liga Champions, dan empat DFB Pokal.
10. Robert Lewandowski
Dahulu kala, banyak penyerang dengan tipe klasik nomor 9 yang oportunis mencetak gol, dan memanfaatkan peluang, sekecil apapun peluang yang diberikan rekan setimnya. Mereka juga biasanya tidak pernah beredar jauh dari area kotak penalti lawan.
Di era modern, tidak banyak penyerang seperti itu. Langka. Striker dengan tipe tersebut dimiliki oleh Lewandowski. Pemain asal Polandia berusia 29 tahun selalu mencetak 20 gol tiap musimnya. Gol-golnya itu memberikan tiga titel trofi Bundesliga untuk Bayern.
11. Gerd Muller
Nama yang satu ini terkenal sebagai predator sejati di masa lalu. Muller sudah memperlihatkan ketajamannya mencetak gol dari masa kecil. Kala pindah ke Bayern dari 1861 Nordlingen pada tahun 1964, Muller mulai dikenal dengan julukan Der Bomber.
Pada musim 1971/72, Muller mencetak 40 gol di Bundesliga - rekor yang masih bertahan sampai saat ini. Kontribusi golnya memberikan empat titel Bundesliga, empat DFB pokal, dan tiga Piala Europa, serta trofi Euro 1972 dan Piala Dunia 1974 bersama Jerman Barat.