Skuat Invincibles Arsenal dan Nasib Mereka Saat Ini
BolaSkor.com – April 2004, pekan 34 Premier League masih berlangsung di antara 20 tim partisipan. Derbi London Utara terjadi di antara Arsenal kontra Tottenham Hotspur di White Hart Lane. The Gunners unggul cepat 2-0 melalui gol Patrick Vieira dan Robert Pires.
Di babak kedua, Tottenham bangkit dan mencetak dua gol penyama kedudukan via gol Jamie Redknapp dan penalti Robbie Keane. Mereka berupaya semaksimal mungkin untuk menodai rekor mulus Arsenal yang belum sekalipun tersentuh kekalahan. Namun apa daya, sampai waktu berakhir skor 2-2 bertahan.
Ibarat suratan takdir, tahun itu memang menjadi tahun milik Arsenal. Di markas rival bebuyutan sekota, Arsenal untuk kedua kalinya memastikan raihan titel Premier League. Mereka berpesta, melakukan selebrasi di depan hadapan fans Spurs – hal yang tentunya sangat menyakitkan suporter Spurs.
Arsenal meraih 82 poin dan tidak dapat dikejar lagi oleh rival-rival terdekatnya (Chelsea dan Manchester United). Arsenal meraih titel Premier League ke-13 dan mengukir sejarah sebagai tim yang tidak pernah kalah sepanjang musim hingga mereka dijuluki The Invincibles.
Belum ada yang mengalahkan kegemilangan skuat Arsene Wenger kala itu di Premier League. Meski ironisnya, sampai saat ini Arsenal tak pernah lagi meraih titel Premier League, kenangan indah skuat Invincibles tak akan lekang oleh waktu. Sejarah terbesar bagi klub yang punya tradisi kuat di sepak bola Inggris.
14 tahun berlalu. Zaman telah berubah dan Wenger sudah tidak lagi melatih Arsenal. Beberapa pemainnya juga menempuh jalan hidupnya masing-masing, sebagian besar menekuni karier kepelatihan. Salah satunya Thierry Henry yang merapat ke Girondins Bordeaux.
Penasaran dengan nasib mereka saat ini? Berikut kami jabarkan nasib skuat Invincibles saat ini:
1. Jens Lehmann
Kiper tangguh asal Jerman dua periode membela Arsenal pada medio 2003-2008 dan 2011. Jens Lehmann telah meraih satu titel Premier League, Piala FA, dan menjadi runner-up Liga Champions pada musim 2005-06.
Pasca pensiun, Lehmann ditunjuk Wenger masuk ke dalam staf kepelatihannya musim lalu. Namun, dia hanya bertahan selama 12 bulan sebagai pelatih Arsenal seiring kedatangan manajer anyar, Unai Emery. Lehmann meninggalkan Arsenal dengan sindiran kepada manajerial baru. “Sikat dari grup 2004 kami tidak lagi dibutuhkan di sini.”
2. Ashley Cole
Bagian dari Invincibles yang tidak terlalu populer di mata fans Arsenal karena satu keputusannya yang kontroversial: pindah ke Chelsea di tahun 2006. Di Arsenal dan Chelsea Ashley Cole memang sukses meraih trofi, namun kesuksesan terbesarnya justru diraih di Chelsea kala dia meraih empat titel Piala FA, satu Liga Champions, dan Liga Europa.
Dalam masa jayanya, Cole terkenal sebagai bek kiri terbaik Eropa dan juga yang pernah dimiliki Inggris. Dia bek modern ketika era sepak bola belum memiliki full-back yang cepat dalam bertahan dan juga aktif membantu serangan. Pada usia 37 tahun, Cole masih aktif saat ini bermain untuk Los Angeles Galaxy.
3. Sol Campbell
Mantan bek tengah tangguh Arsenal menekuni karier berbeda dibanding kebanyakan mantan rekan setimnya. Sol Campbell banting setir jadi politisi setelah pensiun bermain di tahun 2011. Pria kelahiran Plaistow, London, 18 September 1974 paling aktif menyuarakan isu rasialisme, di mana manajer-manajer berkulit hitam sulit mendapat pekerjaan di Inggris.
Hal itu dikatakannya setelah dia menjadi korban di dalamnya. Campbell sempat melakukan sesi wawancara dengan klub-klub yang ada di divisi bawah sepak bola Inggris, namun tidak ada satupun yang mau mengontraknya, meski dia berstatus legenda Arsenal.
4. Kolo Toure
Saudara kandung dari Yaya Toure ini sekarang menjadi asisten pelatih Brendan Rodgers di Celtic, setelah sebelumnya bermain di sana sebagai pemain. Kolo Toure juga pernah bekerja sebagai pelatih timnas Pantai Gading pada ajang Piala Afrika 2017.
Sepanjang kariernya, Toure pernah bermain untuk ASEC Mimosas, Arsenal, Manchester City, Liverpool, dan Celtic. Kekuatan fisik dan ketenangannya membaca permainan menjadi kelebihan bermain Toure di masa lalu.
5. Lauren
Satu bukti pemain yang pernah didatangkan Arsenal berkat insting Wenger dalam melihat talenta seorang pemain. Lauren dibeli dari Mallorca di tahun 2000 dan perlahan menempati tempat bermain reguler di tim utama Arsenal.
Dia bermain sebanyak 30 kali sepanjang musim 2003-04 dan bertahan di London Utara selama tujuh tahun, sebelum pindah ke Portsmouth dan pensiun bermain di Cordoba pada 2010. Saat ini, Lauren bekerja sebagai pemerhati sepak bola di beberapa media dan juga menjadi duta besar Arsenal.
6. Freddie Ljungberg
Satu-satunya warisan dari skuat Invincibles yang masih bekerja di Arsenal saat ini. Freddie Ljungberg merupakan pelatih kepala Arsenal U-23 yang sudah melatih dari era Wenger dan sampai ini di era Emery. Sebelumnya, pria asal Swedia pernah bekerja sebagai pelatih U-15 di Arsenal dan menjadi asisten pelatih di Wolfsburg.
Dahulu, Ljungberg merupakan penyerang sayap yang dapat bermain baik di sisi kiri atau kanan permainan. Arsenal mendatangkannya dari Halmstad di tahun 1998 dan dia hengkang di tahun 2007 ke West Ham United. Setelahnya, dia bermain di Seattle Sounders, Chicago Fire, Celtic, Shimizu S-Pulse, dan Mumbai City.
7. Gilberto Silva
Tidak menjadi pelatih, tidak juga banting setir sebagai politisi. Gilberto Silva menjadi agen pemain setelah pensiun bermain sepak bola pada tahun 2013 dan kebanyakan kliennya berasal dari Brasil (wajar saja). Salah satu klien yang belakangan ini dibicarakan media adalah Fred, yang bergabung dengan Manchester United dari Shakhtar Donetsk.
Selain menangani urusan pemain, mantan gelandang tangguh Arsenal juga berpatisipasi di ajang Liga Sepak Bola Jalanan, kompetisi amal yang diadakan badan amal Inggris untuk orang yang tidak memiliki rumah.
8. Patrick Vieira
Mantan gelandang yang kondang di Eropa. Patrick Vieira bukan terkenal karena rivalitas panasnya dengan kapten Man United, Roy Keane di masa lalu, melainkan karena permainannya yang hebat dalam membaca permainan di lini tengah. Dapat membantu tim bertahan, Vieira juga bisa membantu serangan.
Juara Piala Dunia 1998 dengan timnas Prancis tengah melatih klub Ligue 1, Nice, setelah sebelumnya dua tahun melatih New York City. Saat masih aktif bermain, Vieira pernah bermain di Cannes, AC Milan, Arsenal, Juventus, Inter Milan, dan Man City.
9. Robert Pires
Legenda yang menjadi duta besar bagi Arsenal di seluruh dunia. Tidak jarang juga Robert Pires muncul di depan media sebagai pemerhati sepak bola yang dimintai pendapat. Kala masih aktif bermain, pemain asal Prancis terkenal sebagai pesepakbola yang cerdas dalam membaca permainan dan memahami posisi bermainnya.
Tidak hanya dapat berperan sebagai penyerang sayap, Pires juga dapat diandalkan sebagai gelandang serang. Dia bermain selama enam tahun dengan Arsenal dan setelahnya membela Villarreal, Aston Vila, dan Goa, pensiun di tahun 2015.
10. Thierry Henry
Dua tahun menjadi asisten pelatih Roberto Martinez di timnas Belgia, Thierry Henry mengaku sudah siap melatih klubnya sendiri. Henry berpotensi melatih Bordeaux menggantikan Gus Poyet dan bertemu dengan mantan rekan setimnya di Arsenal di Ligue 1, Vieira.
Henry, sama seperti Zinedine Zidane, memiliki sosok yang karismatik berkat kesuksesan besarnya sebagai pemain di masa lalu dengan Arsenal, Barcelona, dan timnas Prancis. Dia juga masih dianggap sebagai salah satu penyerang terbaik sepanjang masa di Eropa.
11. Dennis Bergkamp
Pasca pensiun bermain di Arsenal pada 2006, Dennis Bergkamp pernah berkata tidak akan melanjutkan karier di karier kepelatihan untuk menghabiskan waktu bersama keluarganya. Uniknya, Bergkamp mengubah pendiriannya itu dan sempat melatih tim muda Ajax Amsterdam – baik sebagai pelatih kepala atau asisten pelatih.
Namun, karier Bergkamp di dunia kepelatihan tidak berjalan baik. Dia dipecat 2017 silam dan sampai saat ini tidak terdengar lagi kabar darinya.
12. Martin Keown
Tidak banyak bermain di musim 2013-14. Pengaruh Martin Keown dalam menularkan pengalamannya di musim terakhir dengan Arsenal lebih besar ketimbang jam bermainnya kala itu. Kendati demikian, peran Keown cukup besar dalam memberi arahan kepada para pemain muda Arsenal.
Keown cukup mudah ditemui saat ini karena dia bertindak sebagai pemerhati sepak bola yang sering tampil di depan media. Di beberapa kesempatan dia juga seringkali mengkritisi Arsenal, seiring kemunduran tim dalam beberapa musim terakhir ini.